Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam
kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Dzikir adalah ibadah yang sangat mulia. Di antara fadilahnya
adalah bisa lebih menenangkan jiwa. Fadilah lainnya pun amat banyak. Di antara dzikir
yang bisa dirutinkan setiap saat, dibaca agar lisan terus basah dengan
dzikrullah adalah empat kalimat mulia, yaitu (1) subhanallah, (2) alhamdulillah, (3) laa ilaha illallah, (4) Allahu akbar”.
Berikut beberapa hadits yang membicarakan keutamaan dzikir
tersebut:
Pertama:
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَحَبُّ الْكَلاَمِ إِلَى
اللَّهِ أَرْبَعٌ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ. لاَ يَضُرُّكَ بَأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ.
Dari Samuroh bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Ada empat ucapan yang paling disukai oleh Allah: (1) Subhanallah,
(2) Alhamdulillah, (3) Laa ilaaha illallah, dan (4) Allahu Akbar. Tidak berdosa
bagimu dengan mana saja kamu memulai” (HR. Muslim no. 2137).
Kedua:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لأَنْ أَقُولَ سُبْحَانَ اللَّهِ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ أَحَبُّ
إِلَىَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ ».
Dari Abu Hurairah, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
‘Sesungguhnya membaca “subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu
akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada sesembahan yang berhak
disembah selain Allah, dan Allah Maha Besar)” adalah lebih aku cintai daripada
segala sesuatu yang terkena sinar matahari.” (HR. Muslim
no. 2695). Al Munawirahimahullah mengatakan, “Segala
sesuatu yang dikatakan antara langit dan bumi, atau dikatakan lebih baik dari
sesuatu yang terkena sinar matahari atau tenggelamnya, ini adalah ungkapan yang
menggambarkan dunia dan seisinya.”[1] Dari sini menunjukkan bahwa keempat kalimat
tersebut lebih baik daripada dunia seisinya.
Ketiga:
عَنْ أُمِّ هَانِئٍ بِنْتِ أَبِى
طَالِبٍ قَالَ قَالَتْ مَرَّ بِى ذَاتَ يَوْمٍ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّى قَدْ كَبِرْتُ وَضَعُفْتُ – أَوْ كَمَا
قَالَتْ – فَمُرْنِى بِعَمَلٍ أَعْمَلُهُ وَأَنَا جَالِسَةٌ. قَالَ « سَبِّحِى
اللَّهَ مِائَةَ تَسْبِيحَةٍ فَإِنَّهَا تَعْدِلُ لَكِ مِائَةَ رَقَبَةٍ
تُعْتِقِينَهَا مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ وَاحْمَدِى اللَّهَ مِائَةَ تَحْمِيدَةٍ
فَإِنَّهَا تَعْدِلُ لَكِ مِائَةَ فَرَسٍ مُسْرَجَةٍ مُلْجَمَةٍ تَحْمِلِينَ
عَلَيْهَا فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَكَبِّرِى اللَّهَ مِائَةَ تَكْبِيرَةٍ فَإِنَّهَا
تَعْدِلُ لَكِ مِائَةَ بَدَنَةٍ مُقَلَّدَةٍ مُتَقَبَّلَةٍ وَهَلِّلِى اللَّهَ
مِائَةَ تَهْلِيلَةٍ – قَالَ ابْنُ خَلَفٍ أَحْسِبُهُ قَالَ – تَمْلأُ مَا بَيْنَ
السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلاَ يُرْفَعُ يَوْمَئِذٍ لأَحَدٍ عَمَلٌ إِلاَّ أَنْ
يَأْتِىَ بِمِثْلِ مَا أَتَيْتِ بِهِ ».
Dari Ummi Hani’ binti Abu Thalib dia berkata, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam melewatiku pada suatu hari, lalu saya berkata
kepada beliau, “Wahai Rasulullah, saya sudah tua dan lemah, maka perintahkanlah
kepadaku dengan amalan yang bisa saya lakukan dengan duduk.” Beliau bersabda:
“Bertasbihlah kepada Allah seratus kali, karena itu sama dengan kamu
membebaskan seratus budak dari keturunan Isma’il. Bertahmidlah kepada Allah
seratus kali karena itu sama dengan seratus kuda berpelana yang memakai kekang
di mulutnya, yang kamu bawa di jalan Allah. Bertakbirlah kepada Allah dengan
seratus takbir karena ia sama dengan seratus unta yang menggunakan tali
pengekang dan penurut. Bertahlillah kepada Allah seratus kali.” Ibnu Khalaf
berkata; saya mengira beliau bersabda: “Karena ia memenuhi di antara langit dan
bumi, dan pada hari ini tidaklah amalan seseorang itu diangkat kecuali akan
didatangkan dengan semisal yang kamu lakukan itu.” (HR. Ahmad 6/344. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Ash Shilsilah Ash Shohihah no.
1316)
Keempat:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا عَلَى الأَرْضِ
رَجُلٌ يَقُولُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَسُبْحَانَ اللَّهِ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ إِلاَّ
كُفِّرَتْ عَنْهُ ذُنُوبُهُ وَلَوْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْرِ »
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah seorang di muka bumi ini mengucapkan: Laa ilaha illallah,
wallahu akbar, subhanallah, wal hamdulillah, wa laa hawla wa laa quwwata illa
billah, melainkan dosa-dosanya akan dihapus walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Ahmad 2/158, sanadnya hasan)
Kelima:
عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لَقِيتُ إِبْرَاهِيمَ لَيْلَةَ
أُسْرِىَ بِى فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَقْرِئْ أُمَّتَكَ مِنِّى السَّلاَمَ
وَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ الْجَنَّةَ طَيِّبَةُ التُّرْبَةِ عَذْبَةُ الْمَاءِ
وَأَنَّهَا قِيعَانٌ وَأَنَّ غِرَاسَهَا سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ »
Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata, Rasulullah shallallahu wa’alaihi wa sallam bersabda,
“Aku pernah bertemu dengan Ibrahim pada malam ketika aku diisra`kan, kemudian
ia berkata, ‘Wahai Muhammad, sampaikan salam dariku kepada umatmu, dan
beritahukan kepada mereka bahwa Surga debunya harum, airnya segar, dan surga
tersebut adalah datar, tanamannya adalah kalimat: Subhaanallaahi wal hamdu
lillaahi laa ilaaha illaahu wallaahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi
Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Maha
Besar).” (HR. Tirmidzi no. 3462. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini
hasan)
Keenam:
« إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى
مِنَ الْكَلاَمِ أَرْبَعاً سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ فَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ كَتَبَ اللَّهُ
لَهُ عِشْرِينَ حَسَنَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ عِشْرِينَ سَيِّئَةً وَمَنْ قَالَ
اللَّهُ أَكْبَرُ فَمِثْلُ ذَلِكَ وَمَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
فَمِثْلُ ذَلِكَ وَمَنْ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ مِنْ قِبَلِ
نَفْسِهِ كُتِبَتْ لَهُ ثَلاَثُونَ حَسَنَةً وَحُطَّ عَنْهُ ثَلاَثُونَ سَيِّئَةً
Dari Abu Sa’id Al Khudri dan Abu Hurairah, bahwasanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah telah memilih empat perkataan: subhanallah (Maha suci
Allah) dan alhamdulillah (segala puji bagi Allah) dan laa ilaaha illa allah
(tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah) dan Allahu akbar
(Allah maha besar). Barangsiapa mengucapkan subhaanallah, maka Allah akan menulis dua puluh kebaikan baginya dan
menggugurkan dua puluh dosa darinya, dan barangsiapa mengucapkan Allahu Akbar, maka Allah akan menulis seperti itu juga, dan barangsiapa
mengucapkan laa Ilaaha illallah, maka akan seperti itu
juga, dan barangsiapa mengucapkan alhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin dari relung hatinya maka Allah akan menulis tiga puluh
kebaikan untuknya dan digugurkan tiga puluh dosa darinya.” (HR. Ahmad 2/302.
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya shahih)
Maksud Dzikir Empat Kalimat Mulia
Yang dimaksud bacaan tasbih (subhanallah = Maha Suci Allah)
adalah menyucikan Allah dari segala kekurangan yang tidak layak bagi-Nya.
Yang dimaksud bacaan tahmid (alhamdulillah = segala puji bagi
Allah) adalah menetapkan kesempurnaan pada Allah dalam nama, shifat dan
perbuatan-Nya yang mulia.
Yang dimaksud bacaan tahlil (laa ilaha illallah = tidak ada
sesembahan yang berhak disembah selain Allah) adalah berbuat ikhlas dan
mentauhidkan Allah serta berlepas diri dari kesyirikan.
Yang dimaksud bacaan takbir (Allahu akbar = Allah Maha Besar)
adalah menetapkan keagungan atau kebesaran pada Allah Ta’ala dan tidak ada yang
melebihi kebesarannya.[2]
Empat kalimat mulia tersebut bisa berfaedah jika bukan hanya di
lisan, namun direnungkan maknanya di dalam qolbu, dalam hati yang paling dalam.
Semoga amalan yang sederhana ini bisa jadi rutinitas kita
sehingga lisan ini selalu basah dengan dzikrullah, dzikir pada Allah.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan
menjadi sempurna.
rumaysho.com
0 komentar:
Posting Komentar