Selasa, 22 Mei 2018

kita perlu memahami bahwa sesungguhnya, harta semata, tidaklah tercela. Karena harta bisa dimanfaatkan untuk kebaikan, juga untuk kejahatan. Dalam hal ini, harta berada pada posisi netral. Disamping itu, syariat islam mengakui peran dan fungsi harta yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Ada dua ayat dalam al-Quran, menyebut harta dengan kata ’khoir’ yang artinya kebaikan,
1. Firman Allah,
كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ
Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) kematian, jika ia meninggalkan harta yang banyak, agar berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf (QS. Al-Baqarah: 180)
Kita bisa perhatikan, dalam ayat ini Allah menyebut harta yang banyak dengan kata khoiran.
2. Firman Allah,
وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
”Dan manusia sangat cinta kepada al-khoir.”
Makna kata al-khoir adalah maal (harta). [Tafsir Zadul Masir, 4/482].
Harta disebut al-khoir, yang artinya kebaikan, karena dengan adanya harta, orang bisa melakukan berbagai kebaikan dengan petunjuk Allah.
Demikian pula, terdapat beberapa hadis, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memuji harta yang digunakan untuk kebaikan. Dalam hadis dari Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نِعْمَ الـمَالُ الصَّالِـح مَعَ الرَّجُل الصَّالِـح
“Sebaik-baik harta adalah harta yang berada di tangan orang sholeh.” (HR. Ibnu Hibban 3210 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Oleh karena itu, memiliki harta tidaklah tercela. Selama harta itu tidak untuk dikuasai sendiri, apalagi digunakan untuk masiat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى
”Tidak masalah memiliki kekayaan, bagi orang yang bertaqwa.” (HR. Ahmad 23228, Ibnu Majah 2141, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Kekayaan yang sejati adalah merasa cukup lahir dan bain. Dalam arti, seseorang mendapatkan rizki yang mencukupi kebutuhan hidupnya, dan dia tidak mengharapkan apa yang ada di tangan orang lain.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa untuk menjadi orang kaya. Dan permitaan kaya yang beliau inginkan bukan banyak harta, namun keadaan cukup, sehingga tidak mengharapkan apa yang dimiliki orang lain.
Diantara doa beliau, disebutkan dalam hadis dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,
اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى، وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
”Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, terjaga kehormatan, dan kekayaan.” (HR. Muslim 2721).
An-Nawawi menjelaskan makna kata ’kaya’ dalam doa ini,
والغنى هنا غنى النفس والاستغناء عن الناس وعما في أيديهم
”Kaya di sini adalah kaya jiwa, tidak membutuhkan bantuan orang lain, dan tidak mengharapkan harta yang ada di tangan mereka” (Syarh Shahih Muslim, 17/41)
Hal ini bisa dipahami, karena beliau juga berdoa agar rizki beliau cukup untuk makan,
اللَّهُمّ اجْعَل رِزْقَ آل مُحَمّدٍ قُوتًا
“Ya Allah, jadikanlah rezeki untuk keluarga Muhammad adalah sebatas untuk kebutuhan pokoknya.” (HR. Muslim 1055, Turmudzi 2361, dan yang lainnya).
Kamudian, secara bahasa, lawan dari kata al-ghina (kaya) adalah al-faqr, yang secara bahasa artinya membutuhkan. Sehingga sebanyak apapun harta seseorang, sementara dia masih terus merasa membutuhkan apa yang bukan miliknya, berarti dia masih fakir. (Syarh Shahih Muslim, 7/140)

0 komentar:

Follow kumpulan tanya jawab islam dan keluarga

Calendar holidays by Excel Calendar

Disclaimer

i don't own anything in this blog. all articles, images, videos belong to its owners / creator. if you think this useful feel free to share, rewrite, or copy
twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Info Harga Komoditi/Pangan

Flag Counter



Data Provided By Google Analytics

Diberdayakan oleh Blogger.

Mari gabung agar kenal & tidak terjerat riba/bunga bank

Bantuan hukum bagi yang terjerat riba (bunga bank)

Pencarian tentang Islam

yufid.com

[Disebutkan keadaan manusia di hari kiamat, "Alangkah baiknya kiranya aku dulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini". QS Al-Fajr : 24]'


Orang ini menyebut akhirat dengan HIDUPKU. Artinya, sekarang ini KEHIDUPAN KITA BELUM DIMULAI

(-_-)

Video Pilihan

Paling Banyak Dibaca

Our Facebook Page