Assalamu’alaykum,
ustad terkadang saya merasa bingung dengan fenomena ramalan. Kan memang aturan dalam islam percaya pada ramalan itu dosa dan diharamkan, apakah sama hukumnya dengan ramalan yang berkaitan kasus ramalan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan gerhana matahari cincin (GMC) akan terjadi pada 9-10 Mei 2013 atau ramalan cuaca setiap hari?? mohon penjelasannya… jazakallah
Dari: Puji, Surabaya
ustad terkadang saya merasa bingung dengan fenomena ramalan. Kan memang aturan dalam islam percaya pada ramalan itu dosa dan diharamkan, apakah sama hukumnya dengan ramalan yang berkaitan kasus ramalan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan gerhana matahari cincin (GMC) akan terjadi pada 9-10 Mei 2013 atau ramalan cuaca setiap hari?? mohon penjelasannya… jazakallah
Dari: Puji, Surabaya
Jawaban:
Wa alaikumus salam
Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Salah satu diantara sebab kesalah-pahaman dalam membaca adalah
kurang bisa memahami istilah. Terlebih istilah yang ambigu. Sebagian orang
memahami seuatu istilah tidak sebagaimana konteksnya. Salah satu contohnya
adalah ramalan. Bisa kita nyatakan, kata ini termasuk ambigu. Bisa digunakan
dalam banyak kalimat dengan konteks yang berbeda. Seperti ramalan cuaca dan
ramalan paranormal, jelas konteksnya berbeda. Karena masing-masing disimpulkan
dari cara yang berbeda.
Terkait hukum ramalan cuaca, Imam Ibnu Utaimin memberikan beberapa
catatan yang perlu digaris bawahi,
Pertama, Rincian keterangan tentang turunnya hujan termasuk ilmu
ghaib (informasi yang hanya diketahui oleh Allah). Allah berfirman,
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ
وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَداً
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ
“Sesungguhnya Allah, hanya miliknya informasi kapan kiamat, dia
yang menurunkan hujan, dan dia mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Tidaklah
satupun jiwa mengetahui apa yang akan dia lakukan besok, dan tidak ada satupun
jiwa dimana dia akan mati..” (QS. Luqman: 34)
Untuk itu, siapa yang mengklaim mengetahui hal yang ghaib,
termasuk mengaku mengetahui kapan hujan turun, berapa jumlahnya, dst. maka dia
telah melakukan perbuatan kekafiran, karena mendustakan firman Allah,
قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ
إِلَّا اللَّهُ
Katakanlah, tidak ada satupun di langit dan dibumi yang mengetahui
hal ghaib, kecuali Allah. (QS. An-Naml: 65).
Kedua, Menggunakan Indikator lahiriyah, bukan termasuk menebak
ilmu ghaib
Imam Ibnu Utsaimin mengatakan,
وأما من أخبر بنزول مطر أو توقع نزول مطر في المستقبل بناءً على ما
تقتضيه الآلات الدقيقة التي تقاس بها أحوال الجو فيعلم الخبيرون بذلك أن الجو مهيأ
لسقوط الأمطار فإن هذا ليس من علم الغيب بل هو مستند إلى أمر محسوس والشيء المستند
إلى أمر محسوس لا يقال إنه من علم الغيب
Menyampaikan informasi tentang turunnya hujan atau perkiraan
turunnya hujan pada beberapa waktu berikutnya, berdasarkan hasil penelitian
dengan alat canggih, untuk memprediksi kondisi cuaca, sehingga ahli meteorologi
bisa menyimpulkan bahwa cuaca mengarah pada turunnya hujan. Informasi semacam
ini, tidak termasuk ilmu ghaib. Namun dia mengacu pada indikator lahiriyah. Dan
semua kesimpulan yang mengacu pada indikator lahiriyah, tidak bisa disebut
bahwa itu ilmu ghaib.
Beliau melanjutkan,
والتنبؤات التي تقال في الإذاعات من هذا الباب وليست من باب علم
الغيب ولذلك هم يستنتجونها بواسطة الآلات الدقيقة التي تضبط حالات الجو وليسوا
مثلاً يخبرونك بأنه سينزل مطر بعد كذا سنة وبمقدار معين لأن هذه الوسائل الآلات لم
تصل بعد إلى حدٍ تدرك به ماذا يكون من حوادث الجو بل هي محصورة في ساعات معينة ثم
قد تخطئ أحياناً وقد تصيب أما علم الغيب فهو الذي يستند إلى مجرد العلم فقط بدون
وسيلة محسوسة وهذا لا يعلمه إلا الله عز وجل
Informasi yang disampaikan di radio tentang perkiraan cuaca bukan
termasuk mengetahui ilmu ghaib. Karena itulah, mereka hanya bisa mendapatkan
info tentang prediksi cuaca, dengan alat canggih yang bisa mengukur kondisi
cuaca. Mereka juga tidak mampu, misalnya memberitahukan akan turun hujan
setelah sekian tahun dengan curah tertentu. Karena alat yang mereka gunakan
tidak mampu menjangkau keadaan yang bisa mengetahui semua kondisi cuaca. Alat
ini hanya terbatas untuk waktu tertentu. Itupun kadang meleset, meskipun kadang
juga benar. Adapun ilmu ghaib adalah mengetahui sesuatu yang ghaib yang
bersandar pada pengetahuan yang dimiliki, tanpa menggunakan indikator
lahiriyah. Dan semacam ini tidak ada yang tahu kecuali Allah.
Sumber: http://www.ibnothaimeen.com/all/noor/article_1716.shtml
Untuk itu, mungkin istilah yang lebih tepat, agar tidak
menimbulkan kesalah-pahaman, prakiraan cuaca atau prediksi cuaca, dan bukan
ramalan cuaca. Karena realita yang ada, BMG hanya menyampaikan prediksi,
sehingga orang bisa merencanakan agenda aktivitasnya. BMG tidak pernah
memaksakan orang lain untuk membenarkan informasi yang dia sampaikan. Karena
mereka memahami, itu hanya prediksi.
Nuansa ini jelas berbeda dengan ramalan dukun, yang dilakukan tanpa
menggunakan indikator lahiriyah apapun, dan oleh pengikutnya dipercaya sampai
pada tingkat yakin, tanpa interupsi. Kasus kedua inilah yang bermasalah, dan
bahkan termasuk perbuatan kekafiran.
Allahu a’lam
0 komentar:
Posting Komentar