Pemerintah Tidak Boleh Berbuat Maksiat?
Tidak ada manusia yang maksum setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Siapapun dia, pasti pernah berbuat maksiat. Jika syarat untuk menjadi presiden adalah orangnya tidak boleh bertindak maksiat, maka tidak ada yang berhak jadi presiden di Indonesia maupun negara lainnya.
Jika orang berharap bahwa pemimpin negara adalah manusia yang bersih dari semua kesalahan, berarti dia berangan-angan, negara harus dipimpin seorang nabi. Dan itu mustahil.
Keyakinan bahwa pemimpin harus bersih dari dosa dan kesalahan adalah doktrin syiah rafidhah. Bagi mereka, imam harus makshum. Karena itu, mereka membatasi imam mereka hanya ada pada 12 orang yang semuanya diyakini makshum.
Syaikhul Islam mengatakan,
فقد أجمع جميع سلف المسلمين وأئمة الدين من جميع الطوائف أنه ليس بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم أحد معصوم ولا محفوظ لا من الذنوب ولا من الخطايا
Para generasi pendahulu kaum muslimin (sahabat) dan para ulama dari semua kalangan telah sepakat bahwa tidak ada seorangpun setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang makshum, terjaga, baik dari dosa besar maupun dosa kecil. (Jami’ ar-Rasail, 1/266).
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
0 komentar:
Posting Komentar