Istri Minta Cerai Karena Pria Lain
Assalamuallaikum ustadz.. sya wanita sudah menikah dengan suami
selama 4th dan blm memiliki anak.. dan skrg saya sdng bingung bgmna caranya sya
minta cerai pd suami. Krn rmh tangga kami tdk punya mslh…Cuma mslhnya skrg di
hati saya sudah ada pria lain(mantan).. Dan mantan sya mau menikahi sya..apa
hukumnya istri minta cerai padahal suami baik.
Jawab:
Wa ‘alaikumus salam wa rahmastullah,
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Pertama, diantara ciri lelaki yang baik, dia bukan tipe orang yang suka
tebar pesona, menggoda banyak wanita. Apalagi sampai mengganggu rumah tangga
orang lain. Menarik perhatian istri orang lain, membuka peluang untuk menikah
dengannya.
Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan
ancaman buruk bagi lelaki yang menarik perhatian istri orang lain, hingga
merusak hubungan keluarga mereka. Dalam hadis, mereka disebut Khabbab,
perbuatannya disebut takhbib.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ خَبَّبَ امرَأَةً عَلَى زَوجِهَا
“Bukan bagian dariku seseorang yang melakukan takhbib terhadap
seorang wanita, sehingga dia melawan suaminya.” (HR. Abu Daud 2175 dan
dishahihkan al-Albani)
Juga dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنْ أَفْسَدَ امْرَأَةً عَلَى زَوْجِهَا فَلَيْسَ مِنَّا
“Siapa yang merusak hubungan seorang wanita dengan suaminya maka
dia bukan bagian dariku.” (HR. Ahmad 9157 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Ad-Dzahabi mendefinisikan takhbib dengan pernyataan,
إفساد قلب المرأة على زوجها
“Merusak hati wanita terhadap suaminya.” (al-Kabair, hal. 209).
Jika lelaki mantan pacar itu orang soleh, tentu dia tidak akan
mengganggu keluarga orang lain. Lelaki semacam ini tidak bisa dipercaya. Bisa
jadi, setelah dia menikah dengan anda, dia akan mencari mangsa yang lain,
dengan mengganggu istri orang lain.
Kedua, gugat cerai yang dilakukan wanita tanpa sebab, itu dosa besar.
Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya sebagai wanita munafik.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمُنْتَزِعَاتُ وَالْمُخْتَلِعَاتُ هُنَّ الْمُنَافِقَاتُ
“Para wanita yang berusaha melepaskan dirinya dari suaminya, yang
suka khulu’ (gugat cerai) dari suaminya, mereka itulah para wanita munafiq.” (HR. Nasa’i 3461 dan dishahihkan al-Albani)
Al-Munawi menjelaskan hadis di atas,
أي اللاتي يبذلن العوض على فراق الزوج بلا عذر شرعي
“Yaitu para wanita yang mengeluarkan biaya untuk berpisah dari
suaminya tanpa alasan yang dibenarkan secara syariat.’
Beliau juga menjelaskan makna munafiq dalam hadis ini,
نفاقاً عملياً والمراد الزجر والتهويل فيكره للمرأة طلب الطلاق بلا
عذر شرعي
“Munafiq amali (munafiq kecil). Maksudnya adalah sebagai larangan
keras dan ancaman. Karena itu, sangat dibenci bagi wanita meminta cerai tanpa
alasan yang dibenarkan secara syariat.’ (At-Taisiir bi Syarh al-Jaami’
as-Shogiir, 1:607).
Dalam hadis lain, dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أيُّما امرأةٍ سألت زوجَها طلاقاً فِي غَير مَا بَأْسٍ؛ فَحَرَامٌ
عَلَيْهَا رَائِحَةُ الجَنَّةِ
“Wanita mana saja yang meminta kepada suaminya untuk dicerai tanpa
kondisi mendesak maka haram baginya bau surga” (HR Abu Dawud no 2226, At-Turmudzi 1187 dan dihahihkan
al-Albani).
Hadis ini menunjukkan ancaman yang sangat keras bagi seorang
wanita yang meminta perceraian tanpa ada sebab yang diizinkan oleh syariat.
Dalam Aunul Ma’bud, Syarh sunan Abu Daud dijelaskan makna ‘tanpa
kondisi mendesak’,
أي لغير شدة تلجئها إلى سؤال المفارقة
“Yaitu tanpa ada kondisi mendesak memaksanya untuk meminta cerai…” (Aunul Ma’bud, 6:220)
Ketiga, syukuri keberadaan suami soleh di tengah anda
Betapa banyak wanita yang merasa keluarganya seperti neraka. Kami
tidak bisa menghitung berapa jumlah email yang masuk ke redaksi Konsultasi
Syariah.com, isinya curhat para istri yang suaminya keras kepala, ibarat setan
berkepala manusia. Kasar, keras, dan ucapannya serba menyakitkan.
Anda yang diberi oleh Allah suami yang baik, bisa menjadi pemimpin
keluarga yang baik, seharusnya sangat bersyukur, karena ini anugrah besar dari
Allah untuk anda.
Di sini kita di dunia. Semua serba ada kekurangannya. Karena
lelaki dunia bukan malaikat, dan wanita dunia juga bukan bidadari.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan
Pembina Konsultasisyariah.com)
0 komentar:
Posting Komentar