Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
1001 manfaat bagi orang yang merutinkan dzikir pagi-sore.. di dua waktu ini, Allah memotivasi kita untuk kita jadikan sebagai waktu berdzikir.
Allah perintahkan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk selalu istighfar dan banyak berdzikir setiap pagi dan sore,
وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ
“Mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.” (QS. Ghafir: 55).
Allah perintahkan Nabi Zakariya untuk rutin berdzikir setiap pagi dan sore,
وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ
Perbanyaklah berdzikir menyebut nama Rabmu, dan sucikan Dia setiap sore dan pagi. (QS. Ali Imran: 41).
Allah juga memuji orang yang rajin dzikir dan berdoa setiap pagi dan petang,
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
“Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap wajah-Nya…” (QS. al-Kahfi: 28).
Mengapa Ditekankan Dzikir Pagi & Petang?
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ الدُّلْجَةِ
Gunakanlah waktu pagi dan waktu sore, serta sebagian waktu malam untuk beribadah. (HR. Bukhari 39).
Imam Ali al-Qori menjelaskan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan dzikir setip pagi dan sore, dan dua waktu ini adalah waktu istirahat dan waktu orang lalai.
Di samping itu, dua waktu ini menjelang pergantian suasana hari, dari gelap ke terang atau terang ke gelap.
Sehingga manusia butuh perlindungan untuk modal melintasi waktu malam atau waktu siang.
Ibnul Qoyim mengatakan,
أذكار الصباح والمساء بمثابة الدرع كلما زادت سماكته لم يتأثر صاحبه، بل تصل قوة الدرع إلى أن يعود السهم فيصيب من أطلقه
Dzikir pagi dan sore ibarat baju besi. Semakin banyak lapisan lempengnya, senjata tidak akan bisa menembus pemakainya. Bahkan, kekuatan baju besi bisa mencapai keadaan, dimana tombak bisa mental dan balik menyerang orang yang melemparnya.
Kapan Waktu Pagi dan Sore itu?
Mengenai waktu tepatnya, telah Allah sebutkan dalam al-Quran,
فَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
Bersabarlah terhadap komentar yang mereka ucapkan, dan bertasbihlah dengan memuji Rabmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya matahari. (QS. Thaha: 130).
Dan ketika kita tidak sempat melakukannya karena ketiduran atau ada kesibukan, kita bisa membacanya setelah terbit matahari untuk pagi atau terbenam matahari untuk waktu sore.
Baca Sambil Beraktivitas
Anda tidak harus membaca dzikir ini sambil duduk di atas sajadah, dengan tangan memegang tasbih. Anda bisa membaca dzikir ini dalam konndisi apapun. Kecuali di tempat yang tidak layak untuk menyebut nama Allah, seperti di toilet. Karena dzikir yang dipuji dalam al-Quran adalah dzikir yang dibaca setiap saat dan setiap kesempatan. Allah memuji Ulul Albab. Diantara sifat mereka adalah,
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ
Orang-orang yang rajin berdzikir kepada Allah ketika posisi berdiri, duduk, dan ketika berbaring.
Ketika anda berangkat kerja, anda bisa dzikir di kendaraan. Ketika pekerjaan anda padat di sore hari, anda bisa bekerja sambil berdzikir. Atau anda berdzikir di perjalanan pulang.
Dzikir Pagi Sore dan Keutamaannya
Berikut daftar dzikir pagi sore yang bisa anda rutinkan, berikut keutamannya,
Pertama, Ayat kursi
أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيم،
اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْـحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar
Keutamaan:
Dari Ubay bin Ka’ab radliallahu ‘anhu, bahwa suatu ketika ada seorang jin yang mencuri kebun kurmanya. Jin itu beliau tangkap, untuk dilaporkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jin itupun memelas agar dilepaskan. Sebagai gantinya, dia memberikan satu wirid kepada Ubay. Jin itu mengatakan: Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum…(ayat kursi). Barangsiapa yang membacanya ketika sore maka dia akan dilindungi dari (gangguan) kami sampai pagi. Barangsiapa yang membacanya ketika pagi maka dia akan dilindungi dari (gangguan) kami sampai sore. Kemudian, Ubay mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian yang dia jumpai. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Si makhluq jelek itu benar.” (maksud makhluq jelek adalah jin tersebut). (HR. An-Nasa’i, At-Thabrani dan dishahihkan al-Albani)
Kedua, membaca Surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas.
Surat Al Ikhlas
بِسمِ اللهِ الرَّحْـمنِ الرَّحِيم،
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ * اللهُ الصَّمَدُ * لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ * وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa * Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu * Dia tidak memiliki anak dan tidak memiliki orang tua * dan tiada satupun (makhluq) yang sepadan dengan-Nya.
Surat Al Falaq
بِسمِ اللهِ الرَّحْـمنِ الرَّحِيم،
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ * مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ * وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ * وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ * وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Aku berlindung kepada Pemilik waktu subuh * dari kejahatan setiap apa yang Dia ciptakan * dari kejahatan malam apabila telah gelap * dan dari kejahatan tukang sihir yang meniup di simpul-simpul * serta dari kejahatan orang yang hasad apabila dia melakukan hasad.
Surat An Nas
بِسمِ اللهِ الرَّحْـمنِ الرَّحِيم،
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ * مَلِكِ النَّاسِ * إِلَهِ النَّاسِ * مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْـخَنَّاسِ * الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ * مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.
Aku berlindung kepada Pemilik manusia * Raja manusia * Tuhan manusia * dari kejahatan makhluq pembisik yang bersembunyi * yang membisikkan di dada manusia * dari golongan jin dan manusia
Keutamaan:
Dari Abdullah bin Khubaib dari bapaknya radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ucapkanlah: Qul huwa Allahu ahad dan al-Mu’awwidzataini ketika sore dan pagi tiga kali. Maka hal itu sudah cukup menjadi perlindungan bagimu dari (gangguan) segala sesuatu.” (HR. Abu Daud, At Turmudzi dan dishahihkan al-Albani)
Keterangan:
· Al Mu’awwidzataini: surat Al Falaq dan surat An Nas
· Tiga surat tersebut dibaca sekaligus kemudian diulangi 3 kali
Ketiga, Membaca Doa
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الـمُلْكُ لِلَّهِ. وَالْـحَمْــــدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْـــدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلـمُلْكُ وَلَهُ الْـحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْـــرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذَا الْيَومِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ. وَأَعُوذُ بِكَ مِن شَرِّ مَا فِي هَذَا الْيَومِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ، وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّار وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan milik Allah selalu abadi, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, semata-mata Dia, tiada sekutu baginya, semua kerajaan hanya milikNya, segala puji hanya milikNya, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wahai Rab-ku, aku mohon kepada-Mu kebaikan yang ada di hari ini dan kebaikan yang ada pada sesudahnya. Dan aku berlindung kepadaMu dari kejahatan yang ada pada hari ini dan kejahatan yang ada pada sesudahnya. Wahai Rab-ku, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan kondisi yang buruk di hari tua. Wahai Rab-ku, Aku berlindung kepadaMu dari siksaan di Neraka dan siksa di kubur
Keterangan:
· Kondisi yang buruk di hari tua: semua keadaan buruk yang menimpa seseorang disebabkan lanjut usia. Seperti, pikun, kurang akal, atau pelupa.
· Doa ini dibaca pagi hari. Untuk sore hari, kalimatnya diganti,
أَمْسَينَا وَ أَمْسَى الـمُلْكُ لِلَّهِ. وَالْـحَمْــــدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْـــدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلـمُلْكُ وَلَهُ الْـحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْـــرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيلَةِ وَ خَيْرَ مَا بَعْدَهَا. وَأَعُوذُ بِكَ مِن شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ، وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّار وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan milik Allah selalu abadi, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, semata-mata Dia, tiada sekutu baginya,… dst.
Hadis Selengkapnya:
Abdullah bin Mas’ud radliallahu ‘anhu menceritakan, “Ketika masuk waktu pagi, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca: “Ashbah-na wa ash-bahal mulku lillaah…dst. dan ketika masuk waktu sore, beliau membaca, amsai-na wa amsal mulku lillaah…dst.” (HR. Muslim)
Keempat, Membaca doa
اللَّهُمَ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلِيْكَ النُّشُورُ
Ya Allah, dengan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan-Mu kami memasuki waktu sore. Dengan-Mu kami hidup dan dengan-Mu kami mati. Dan hanya kepadaMu kebangkitan (semua makhluq)
Keterangan:
· Dengan-Mu kami memasuki waktu pagi, artinya “dengan nikmat, penjagaan, dan mengingatMu kami memasuki waktu pagi..
· Doa ini dibaca pagi hari. Untuk sore hari, kalimatnya diganti,
اللَّهُمَ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلِيْكَ النُّشُورُ
Ya Allah, dengan-Mu kami memasuki waktu sore, dan dengan-Mu kami memasuki waktu pagi. Dengan-Mu….dst.
Hadis selengkapnya:
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, beliau berkata: Ketika masuk waktu pagi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca: “Allahumma bika ashbahnaa….dst.” (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan al-Albani)
Kelima, Sayyidul Istighfar (Pemimpin Istighfar)
اللَّهُمَ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَــنِـي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ بِذَنْبِـي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّـهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
Ya Allah! Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu dan keyakinanku terhadap apa yang Engkau janjikan, sekuat kemampuanku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmatMu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau
Keterangan:
· Sayyidul istighfar : As Sayyid artinya pemimpin atau yang paling mulia. Disebut Sayyid karena dia menjadi tempat sandaran kebutuhan dan rujukan segala urusan.
· Dzikir ini disebut pemimpin istighfar, karena dzikir ini mengandung ungkapan makna taubat yang menyeluruh. Di bagian awal, dzikir ini menyebutkan pujian untuk Allah dengan sanjungan yang sangat mulia. Kemudian, dilanjutkan dengan menyebutkan kondisi hamba pada keadaan yang paling lemah. Sehingga, orang yang membaca dzikir ini, berada di puncak sikap menundukkan diri kepada Dzat Yang Maha Agung. Sehingga dia menjadi bacaan istighfar yang paling utama.
· Makna ‘Aku akan setia pada perjanjianku denganMu’ : maksudnya adalah perjanjian untuk selalu mentauhidkan Allah. Perjanjian ini Allah terikat melalui pertanyaan Allah kepada semua keturunan Adam, yang disebutkan di surat Al A’raf, dimana Allah berfirman (yang artinya): “Bukankah aku ini Tuhan kalian? Mereka menjawab: Betul.” (QS. Al A’raf: 172)
· Keyakinanku terhadap apa yang Engkau janjikan: maksudnya, aku yakin bahwa jika aku memenuhi janjiku maka Engkau akan memenuhi janjiMu berupa surgaMu.
Keutamaan:
Dari Syaddad bin Aus radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
سَيِّدُ الاِسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّى ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، ….» . قَالَ « وَمَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا ، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِىَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهْوَ مُوقِنٌ بِهَا ، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
“Sayyidul istighfar adalah bacaan: Allahumma anta rabbii….dst. Barangsiapa yang membacanya di siang hari dengan meyakini isinya, kemudian dia meninggal di hari itu sebelum masuk waktu sore maka dia termasuk penduduk surga. Barangsiapa yang membacanya di awal malam dengan meyakini isinya, kemudian dia meninggal sebelum masuk waktu pagi maka dia termasuk penduduk surga.” (HR. Ahmad, Bukhari dan yang lainnya).
Demikian bagian pertama untuk dzikir pagi petang yang manfaatnya ibarat baju besi bagi manusia. insyaaAllah bersambung ke zikir lainnya.
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Pada artikel sebelumnya (Dzikir Penangkal Gangguan Jin dan Sihir), kita telah menyebutkan banyak keutamaan merutinkan dzikir setiap pagi dan sore.
Kita juga telah menyebutkan beberapa dzikir yang memiliki keutamaan luar biasa jika dirutinkan setiap pagi dan sore. Masih ada beberapa dzikir yang manfaatnya tidak kalah besar dengan dzikir sebelumnya.
Berikut rincian selengkapnya,
Keenam, dzikir pangkuan keagungan Allah
اللّهُمَّ إِنِّي أَصْبَحتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَـمَلَـــةَ عَـرْشِكَ ، وَمَلَائِكَتَكَ وَجَـمِيْعَ خَلْقِكَ ، أَنَّكَ أَنتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ ، وَأَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ
“Ya Allah! Sesungguhnya aku di waktu pagi ini bersaksi kepada-Mu, malaikat yang memikul ‘arsyMu, seluruh malaikat-Mu dan seluruh makhlukMu, bahwa sesungguhnya Engkau adalah Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, semata-mata Engkau, tiada sekutu bagiMu dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu.” (Dibaca 4 kali waktu pagi dan sore)
Keterangan:
· Malaikat yang memikul arasy: mereka disebut dalam Al Qur’an melalui firmanNya (artinya): “Dan pada hari ini (qiyamat), yang memikul ‘Arsy TuhanMu ada delapan.” (QS. Al Haqah: 17).
Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma mengatakan: Maksudnya adalah delapan barisan Malaikat, tidak ada yang tahu jumlah mereka kecuali Allah.
· …. dan seluruh makhlukMu: para Malaikat disebut secara khusus di awal, kemudian diikuti ‘semua makhluq’. Padahal para Malaikat termasuk makhluq. Ini menunjukkan keistimewaan Malaikat dibanding makhluq yang lain. Penyebutan ‘Malaikat’ secara khusus pada dzikir ini, karena konteks isi dzikirnya berupa persaksian keesaan Allah dan kerasulan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga mereka lebih layak untuk menjadi bukti persaksian dari pada makhluq yang lain. Karena merekalah makhluq yang pertama kali mengetahui keesaan Allah dan kerasulan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Keutamaan:
Disebutkan dalam hadis dari Anas bin Malilk radliallahu ‘anhu, bahwa barangsiapa ketika pagi membaca: Allahumma innii ashbahtu usyhiduka…dst. Maka Allah membebaskan ¼ dirinya dari neraka. Siapa yang membacanya 2 kali maka Allah bebaskan ½ dirinya dari neraka. Siapa yang membacanya 3 kali maka Allah bebaskan ¾ dirinya dari neraka, dan siapa yang membacanya 4 kali maka Allah bebaskan seluruh badannya dari neraka. (HR. Abu Daud & Bukhari dalam Adabul Mufrad dan sanadnya dihasankan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz dalam Tuhfatul Ahyar)
Ketujuh, Dzikir Syukur
اللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِي مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَـدٍ مِنْ خَلْـقِـكَ فَمِـنْـكَ وَحْـدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، فَلَكَ الْـحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْــرُ
Ya Allah! Nikmat yang kuterima atau yang diterima oleh seseorang di antara makhlukMu di pagi ini, semuanya adalah dariMu semata, tiada sekutu bagi-Mu. Karena itu, hanya bagiMu segala puji dan hanya kepadaMu rasa syukur (dari seluruh makhluk-Mu).
Keutamaan:
Disebutkan dalam hadis dari Abdullah bin Ghannam Al Bayadli radliallahu ‘anhu, bahwa orang yang di pagi hari membaca: Allahumma maa ash-baha bii min ni’matin…berarti dia telah memanjatkan syukurnya pada hari tersebut. (HR. Abu Daud & Ibn Sunni dan sanadnya dihasankan Syaikh Ibn Baz dalam Tuhfatul Ahyar)
Kedelapan, minta keselamatan untuk semua anggota badan
اللَّهُمَّ عَافِـنِـي فِـي بَدَنِــيِ، اللَّهُمَّ عَافِــنِـي فِـي سَـمْعِي، اللَّهُمَّ عَافِــنِـي فِـي بَصَرِي، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، اللَّهُمَّ إِنِّـي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْـرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ
Ya Allah! Selamatkan tubuhku, Ya Allah, selamatkan pendengaranku, Ya Allah, selamatkan penglihatanku (dari segala cacat dan penyakit). Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau.” (Dibaca 3 kali di waktu pagi dan sore)
Keterangan:
Di awal dzikir disebutkan badan, kemudian disebutkan pendengaran dan penglihatan, padahal pendengaran dan penglihatan termasuk anggota badan. Ini menunjukkan keutamaan pendengaran dan penglihatan. Karena kedua indra tersebut merupakan jalan masuknya ilmu
Hadis selengkapnya:
Dari Abdurrahman bin Abi Bakrah, bahwa dia bertanya kepada bapaknya: Wahai ayahku, aku selalu mendengar engkau membaca: Allahumma ‘afinii fii…dst. Dan engkau mengulanginya 3 kali setiap pagi dan 3 kali setiap sore. Kemudian Abu Bakrah radliallahu ‘anhu mengatakan: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca do’a ini, dan aku senang meniru sunnah beliau. (HR. Abu Daud, Ahmad, dan sanadnya dihasankan Syaikh Ibn Baz dalam Tuhfatul Ahyar)
Kesembilan, minta keselamatan dunia akhirat
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَ اْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَ الْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَ دُنْيَايَ وَ أَهْلِيْ وَ مَالِيْ. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَ مِنْ خَلْفِيْ، وَ عَنْ يَمِيْنِيْ وَ عَنْ شِمَالِيْ، وَ مِنْ فَوْقِيْ، وَ أَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon ampunan dan terbebas dari masalah di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampunan dan terbebas dari masalah dalam urusan agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku dan tenangkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah! Jagalah aku dari arah muka, belakang, kanan, kiri dan dari atasku, dan aku berlindung dengan kebesaranMu, agar aku tidak dihancurkan dari bawahku
Keterangan:
Auratku: mencakup aurat badan, cacat, aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang lain
dihancurkan dari bawahku: dihancurkan sementara aku lengah. Bisa dengan tenggelam atau di telan bumi.
Keutamaan:
Dari Ibn Umar radliallahu ‘anhuma, bahwa beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca wirid ini ketika pagi dan sore, dan beliau tidak pernah meninggalkannya sampai beliau meninggal dunia: “Allahumma inni as-alukal ‘afwa…dst.” (HR. Abu Daud, Ibn Majah dan dishahihkan Al Albani)
Dari Abbas bin Abdul Muthallib, beliau bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Ya Rasulullah, ajarilah aku do’a yang harus aku panjatkan kepada Allah? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Abbas, mintalah al afiyah (terbebas dari masalah) kepada Allah.” Kemudian, setelah tiga hari, Abbas datang lagi dan mengatakan: Ya Rasulullah, ajarilah aku do’a yang harus aku panjatkan kepada Allah? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Abbas, wahai pamanku, mintalah kepada Allah al afiyah (terbebas dari masalah) di dunia dan akhirat.” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad dan dishahihkan Al Albani)
Dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu, bahwasanya ada seorang yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya: Ya Rasulullah, do’a apa yang paling afdhal? Beliau menjawab: “Mintalah kepada Allah al afiyah (terbebas dari masalah) di dunia dan akhirat.” Kemudian besoknya dia datang lagi dan bertanya: “Wahai Nabi Allah, do’a apa yang paling afdhal? Beliau menjawab: “Mintalah kepada Allah al afiyah (terbebas dari masalah) di dunia dan akhirat. Karena jika engkau diberi al afiyah di dunia dan akhirat berarti kamu beruntung.” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad dan dishahihkan Al Albani)
Kesepuluh, Ridha kepada Allah
رَضِيتُ بِاللهِ رَبّاً، وَ بِالإِسْلاَمِ دِيْــناً، وَبِــمُحَمَّدٍ نَــبِــياً
Aku rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Nabi. (Dibaca 3 kali).
Keterangan:
Aku rela Allah sebagai Tuhan: Aku cukupkan diriku untuk hanya meminta kepadaNya, beribadah kepadaNya, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia
rela islam sebagai agama: aku tidak menempuh jalan hidup kecuali yang sesuai dengan syariat islam
Keutamaan:
Dari Tsauban bin Bujdud radliallahu ‘anhu, Pelayan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seorang hamba di pagi dan sore hari membaca do’a ini tiga kali: radliitu billaah..dst. Maka telah menjadi kewajiban Allah untuk meridlainya pada hari kiamat.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah dan sanadnya dihasankan Syaikh Ibn Baz dalam Tuhfatul Ahyar)
(Makna: menjadi kewajiban Allah adalah Allah wajibkan diriNya sendiri untuk melaksanaknnya)
Kesebelas, pasrah kepada Allah
يَا حَيُّ يَا قَـــيُّومُ بِرحْـمَتِكَ أَسْتَـــغِــيثُ أَصْلِحْ لِـي شَأْنِـي كُــلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِـي إِلَى نَفْسِي طَرْفَــةَ عَينٍ
Wahai Tuhan Yang Maha Hidup, wahai Tuhan Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan janganlah pasrahkan jiwaku kepada diriku sendiri sekalipun hanya sekejap mata
Hadis selengkapnya:
Dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu, bahwa beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Fatimah: “Apa yang menghalangimu untuk mendengarkan nasehatku, bacalah ketika pagi dan sore hari: Ya hayyu ya qayyuum birahmatika….dst.” (HR. Al Hakim dan dishahihkan Al Albani)
Kedua belas, Perlindungan terhadap keburukan pribadi
اللَّهُمَّ عَالِـمَ الغَــيبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِـرَ السَّمَـوَاتِ وَالأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِـيكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَـــرِّ نَــــفْسِي وَ مِنْ شَـــرِّ الشَّـــيْطَانِ وَشِرْكِــهِ، وَأَنْ أَقْـــــتَــــرِفَ عَلَى نَفْسِي سُوءاً، أَوْ أَجُـــرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
Ya Allah! Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Tuhan pencipta langit dan bumi, Tuhan segala sesuatu dan Yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku, setan dan bala tentaranya, dan aku (berlindung kepadaMu) dari berbuat kejelekan terhadap diriku atau menimpakannya kepada seorang muslim
Keterangan:
Ghaib: Segala sesuatu yang tidak kelihatan manusia
Hadis Selengkapnya:
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, bahwa Abu Bakr As Siddiq berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Tunjukkanlah aku beberapa kalimat, yang aku baca setiap pagi dan sore. Kemudian beliau bersabda: “Bacalah: Allahumma faathiras samaawati…dst. Baca do’a ini setiap pagi, sore, dan ketika hendak tidur.” (HR. Abu Daud, At Turmudzi dan dishahihkan Al Albani)
Ketiga belas, Tabir dari gagguan yang membahayakan
بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْـمِهِ شَيْءٌ فِـي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّـمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ
Dengan nama Allah, dimana segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya bersama dengan namaNya, dan Dia-lah Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Dibaca 3 kali)
Keterangan:
…bersama dengan namaNya: menunjukkan diantara keberkahan nama Allah
Keutamannya:
Dari Utsman bin Affan radliallahu ‘anhu, beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang setiap pagi dan sore membaca do’a ini tiga kali: Bismillahi alladzi…dst. Maka dia tidak ada sesuatupun yang membahayakan dirinya.” (HR. Abu Daud, At Turmudzi dan dishahihkan Al Albani)
Catatan:
Suatu ketika Aban bin Utsman salah satu sisi tubuhnya mengalami kelumpuhan. Tiba-tiba ada seseorang yang melihatnya (keheranan). Aban marah: Kenapa lihat-lihat. Hadis tentang bacaan di atas telah aku sampaikan, namun hari ini aku lupa mengucapkannya, agar takdir Allah ini mengenai diriku.
Keempat belas, Masuk waktu pagi dengan doa
أَصْــبَحْنَا وَأَصْبحَ الْمُلْكُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اللَّهُمَّ إِنِّــي أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذَا الْيَوْمِ: فَــتْحَهُ، وَنَصْـرَهُ، وَنُــورَهُ، وَبَــرَكَتَهُ، وَهُدَاهُ، وَأَعُــوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْهِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ
Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan milik Allah selalu abadi, Tuhan seluruh alam. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu agar memperoleh kebaikan hari ini: pembukanya, pertolongannya, cahayanya, berkahnya dan petunjuknya. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan apa yang ada di dalamnya dan kejahatan sesudahnya.
Keterangan:
· Pembukanya: kemudahan untuk mendapatkan apa yang diinginkan
· Cahayanya: hidayah untuk mendapatkan ilmu dan beramal
· Berkahnya: mudah dalam mencari rizki yang halal
Hadis Selengkapnya:
Dari Abu Malik Al Asy’ari radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila kalian di pagi hari, bacalah: Ashbahnaa wa ashbahal mulku….dst….” (HR. Abu Daud, Thabrani dan sanadnya dihasankan Syu’aib Al Arnauth)
Kelima belas, Masuk pagi di atas fitrah
أَصْـــــبَحْــنــَـــا عَلَى فِطْــرَةِ الإِسْلاَمِ وَ عَلَى كَلِمَةِ الإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِينِ نَـــبِـــيـِّـــــنـــَـا مُـحَمَّدٍ صَلى الله عليه و سَلم، وَعَلَى مِلَّـــةِ أَبِـــــيـــنــَــا إِبْــــــرَاهِيمَ حَـــنِـــــيْــــفاً مُــسْــلِماً وَمَا كَانَ مِنَ الْـمُشْــــرِكِينَ
Di waktu pagi, kami tetap di atas fitrah Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan agama bapak kami Ibrahim, dengan hanif, dengan tetap memegang agama islam dan tidak tergolong orang-orang musyrik
Keterangan:
· Fitrah islam: Agama yang benar. Terkadang kata fitrah bermakna sunnah (ajaran)
· Kalimat ikhlas: dua kalimat syahadat
· Hanif: condong kepada tauhid dan meninggalkan syirik
Hadis selengkapnya:
Dari Abdurrahman bin Abu Abza radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika pagi dan sore, beliau membaca: “Ashbahnaa ‘alaa fithratil islam…dst.” (HR. Ahmad & dishahihkan Al Albani)
Keenam belas, Tasbih
سُــــبْحَانَ اللهِ وَ بِـحَمْدِهِ
Maha Suci Allah dan aku memujinya (100 kali)
Keutamannya:
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa di waktu pagi dan sore membaca: ‘subahanallah wa bihamdihi’ 100 kali maka tidak ada seorangpun yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala yang lebih baik dari pahala yang dia bawa, kecuali orang yang membaca seperti yang dia baca atau lebih banyak.” (HR. Muslim).
Keterangan:
Dibolehkan menambah bacaan ini lebih dari 100 kali
Ketujuh belas, Tahlil
لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَـــــهُ ، لَـــــــــــهُ الْــمُـــــــــلْــكُ وَلَـــــــــــــهُ الْـــحَمْــدُ ، وَهُــــوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, semata-mata Dia, tiada sekutu baginya, semua kerajaan hanya milikNya, segala puji hanya milikNya, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu (sekali, 10 kali, atau 100 kali)
Keutamannya:
Kalimat ini bisa dibaca sekali, 10 kali, atau 100 kali.
Keutamaan dibaca sekali
Dari Abu Ayyasy radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa di waktu pagi membaca: Laa ilaaha illallaah wahdahu…dst. Nilainya seperti seorang budak keturunan Nabi Ismail, dicatat baginya 10 kebaikan, dihapuskan darinya 10 kesalahan, dan diangkat derajatnya 10 tingkatan, serta dia dalam perlindungan setan sampai sore. Demikian pula ketika sore, dia membacanya dan dijaga sampai pagi.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah dan dishahihkan Al Albani)
Keutamaan dibaca 10 kali
Dari Abu Ayyub Al Anshari radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa di waktu pagi membaca: Laa ilaaha illallaah wahdahu…dst, sepuluh kali. Nilainya seperti 4 budak, dicatat untuknya 10 kebaikan, dihapuskan darinya 10 kesalahan, diangkat derajatnya 10 tingkatan, dan bacaan itu menjadi perlindungan baginya dari setan sampai sore. Dan jika ada orang yang membacanya setelah maghrib, dia juga mendapatkan hal yang sama.” (HR. Ahmad, Abu Daud, An Nasa’i dan dishahihkan Al Albani)
Keutamaan dibaca 100 kali
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda: “Barangsiapa yang membaca Laa ilaaha illallaah wahdahu…dst. 100 kali dalam sehari, maka itu senilai 10 budak, dicatat untuknya 100 kebaikan, dihapuskan darinya 100 kesalahan, dan bacaan itu menjadi perlindungan dari setan pada hari itu sampai sore, serta tidak ada seorangpun yang datang (pada hari kiamat) dengan membawa pahala yang lebih baik dari pahala yang dia bawa, kecuali orang yang membaca lebih banyak.” (HR. Al Bukhari & Muslim)
Keterangan:
100 kali dalam sehari: Imam An Nawawi mengatakan:
Zahir hadis menunjukkan bahwa pahala yang disebutkan bisa didapatkan oleh orang yang membaca dzikir ini 100 kali dalam sehari, baik dia baca 100 sekaligus atau terpisah-pisah di beberapa tempat, atau dia baca sebagian di pagi hari dan sebagian di sore hari. Namun yang afdhal, dia baca 100 sekaligus di pagi hari, agar bisa menjadi perlindungan baginya dari setan sehari penuh. Demikian pula jika dia baca di awal malam maka menjadi perlindungan baginya semalam penuh. (Tuhfatul Ahwadzi)
Senilai sekian budak: senilai membebaskan budak
Keturunan Nabi Ismail: merupakan keturunan terbaik
orang yang membaca lebih banyak: An Nawawi mengatakan: Ini dalil bahwa orang yang membaca tahlil lebih dari 100 dalam sehari maka dia mendapatkan pahala 100 tahlil sebagaimana disebutkan dalam hadis, disamping dia mendapat pahala tahlil tambahannya. (Tuhfatul Ahwadzi)
Kedelapan belas, Ringan berpahala besar
سُــــــــبْحَانَ اللهِ وَ بِـــــحَمْــــــــــدِهِ؛ عَدَدَ خَـــلْـــــــــــقِـــــهِ ، وَ رِضَا نَفْسِهِ ، وَ زِنَــــــــةَ عَــــرْشِـــهِ ، وَ مِـــدَادَ كَـــــــــــلِـــــــــمَاتِـــــــــــهِ
Maha Suci Allah, aku memujiNya sebanyak makhlukNya, sesuai dengan keridlaan-Nya, seberat timbangan arasyNya dan sebanyak kalimatNya.” (3 kali setiap pagi saja)
Keutamannya:
Dari Ummul Mukminin, Juwairiyah binti Harits radliallahu ‘anha, bahwa suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari rumahnya untuk shalat subuh, sementara Juwairiyah berada di tempat shalatnya. Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali di waktu dluha, Juwairiyah masih tetap duduk di tempat semula. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Apa kamu tetap berada dalam kondisi seperti ini sejak aku tinggalkan subuh tadi?” Juwairiyah menjawab: Iya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Saya telah mengucapkan 4 kalimat sebanyak tiga kali, jika ditimbang dengan dzikir yang kamu baca sejak pagi, akan lebih berat bacaan ini: subhaanallahi wa bi hamdihi ‘adada kholqihi….” (HR. Muslim)
Kesembilan belas, Dibaca seusai salam shalat subuh
اللَّــــــــــــــــــــهُمَّ إِنِّـــــــــي أَسْــأَ لُكَ عِــــــــــلْــــــــمًا نَـــــــــــافِـــعاً، وَ رِزْ قًا طَـــــيــــِّـــــــــــــــــــباً ، وَ عَمَلاً مـُـــــــــتَـــــــــــــــقَـــــــــــــبـــَّـــــــــلاً
Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu ilmu yang manfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima. (Dibaca sekali setelah salam shalat subuh).
Hadis Selengkapnya:
Dari Ummu Salamah radliallahu ‘anha, bahwa setiap selesai salam shalat subuh, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca: “Allahumma innii as-aluka ilman…” (HR. Ibn Majah dan dishahihkan Al Albani)
Kedua puluh, Istighfar
أَسْـــــــــــتَــــــــــــغْــــــــــــــــفِـــــــــــــــــرُ اللهَ وَ أَ تُـــــــوبُ إِ لَــــــــــــــــــْيهِ
Saya memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepadaNya (100 kali)
Hadis Selengkapnya:
Dari Aghor bin Yasar Al Muzanni radliallahu ‘anhu, bahwa beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai para manusia, bertaubatlah kepada Allah!! sesungguhnya aku bertaubat kepadaNya 100 kali dalam sehari.” (HR. Al Bukhari & Muslim)
Kedua puluh satu, membaca shalawat
اللّــــــــهُمَّ صَـــلِّ وَسَــــــــــــــلِّــــــــمْ عَلَى نَــــــــبِـــــــــــــــــيِّـــــنَا مُــحَـــــمَّـــــدٍ
Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad. (Dibaca 10 kali).
Keutamaannya:
Dari Abu Darda’ radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang memberikan shalawat kepadaku ketika subuh 10 kali dan ketika sore 10 kali maka dia akan mendapat syafaatku pada hari qiyamat.” (HR. At Thabrani dan dishahihkan Al Albani)
Demikian, semoga bermanfaat.
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
0 komentar:
Posting Komentar