MENGKAFIRKAN KAUM YAHUDI DAN NASHRANI
Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Seorang penceramah agama di salah satu masjid di Eropa beranggapan bahwa tidak boleh menyatakan kaum Yahudi dan Nashrani kafir. Bagaimana pendapat Syaikh yang mulia?
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Seorang penceramah agama di salah satu masjid di Eropa beranggapan bahwa tidak boleh menyatakan kaum Yahudi dan Nashrani kafir. Bagaimana pendapat Syaikh yang mulia?
Jawaban.
Pernyataan penceramah ini sesat dan boleh jadi suatu pernyataan kekafiran, karena kaum Yahudi dan Nashrani telah Allah nyatakan sebagai golongan kafir.Allah berfirman:
Pernyataan penceramah ini sesat dan boleh jadi suatu pernyataan kekafiran, karena kaum Yahudi dan Nashrani telah Allah nyatakan sebagai golongan kafir.Allah berfirman:
“Artinya : Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putra Allah” dan
orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putra Allah”. Demikian itulah ucapan
mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang
terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka;bagaimana mereka sampai berpaling?.
Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan
selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam; padahal
mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”
[At Taubah : 30-31]
Dengan demikian ayat tersebut menyatakan bahwa mereka itu adalah
golongan musyrik. Pada beberapa ayat lain Allah menyatakan dengan tegas bahwa
mereka itu kafir, sebagaimana ayat-ayat berikut.
“Artinya : Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata :
‘Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putra Maryam”. [Al Maidah:17]
“Artinya : Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan:
“Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga” [Al Maidah:73]
“Artinya : Orang-orang kafir dari Bani Israel telah dilaknat
melalui lisan Daud dan Isa putra Maryam” [Al Maidah : 78]
“Artinya : Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan
orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam..” [Al Bayyinah : 6]
Ayat-ayat tentang hal ini banyak sekali, begitu juga
hadits-hadits. Orang yang mengingkari kekafiran kaum Yahudi dan Nashrani berarti
tidak beriman dan mendustakan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, ia
juga mendustakan Allah, sedang mendustakan Allah itu kafir. Seseorang yang
meragukan kekafiran kaum Yahudi dan Nashrani tidak diragukan lagi bahwa ia
telah kafir.
Demi Allah, bagaimana penceramah agama seperti itu rela berkata
bahwa kaum Yahudi dan Nashrani tidak boleh dinyatakan sebagai golongan kafir,
padahal mereka sendiri mengatakan Allah itu adalah salah satu dari tiga tuhan?
Allah sendiri telah menyatakan mereka itu kafir. Mengapa ia tidak ridha
menyatakan golongan Yahudi dan Nasrani itu kafir, padahal mereka telah
mengatakan: “Isa bin Maryam adalah putra Allah. Tangan Allah terbelenggu, Allah
miskin dan kami adalah orang-orang kaya?”
Bagaimana penceramah itu tidak rela menyatakan golongan Yahudi dan
Nasrani adalah kafir padahal mereka telah menyebut tuhan mereka dengan
sifat-sifat yang buruk yang semua sifat tersebut merupakan aib, cacat, dan
kalimat celaan?
Saya (Syaikh Utsaimin) menyeru penceramah ini supaya tobat kepada
Allah dan membaca firman Alah :
“Artinya : Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak
lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu)” [Al Qalam :9]
Hendaklah penceramah ini tidak bersikap lunak terhadap kekafiran
mereka.Ia harus menerangkan kepada semua orang bahwa kaum Yahudi dan Nasrani
adalah golongan kafir dan termasuk penghuni neraka. Nabi Shalallahu alaihi wa
sallam bersabda:
“Artinya : Demi dzat yang jiwa Muhammad ditangan-Nya. Tiada
seorang-pun dari umat ini yang mendengar seruanku, baik Yahudi maupun
Nasrani,tetapi ia tidak beriman kepada seruan yang aku sampaikan, kemudian ia
mati, pasti ia termasuk penghuni neraka”. [Hadits Riwayat Muslim no.153 dalam
kitabul Iman]
“Artinya : Tiga golongan yang akan mendapatkan dua pahala
:Seseorang dari golongan Ahli Kitab yang beriman kepada Nabinya dan beriman
kepada Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam”.[Hadits Riwayat. Bukhari no.97
dalam Kitabul Ilmu ; Muslim no.153 dalam Kitabul Iman]
Selanjutnya, saya (Syaikh Utsaimin) membaca pernyataan pengarang Kitaabul
Iqna’ dalam bab Hukum Orang Murtad. Dalam kitab ini beliau berkata : “Orang
yang tidak mengkafirkan seseorang yang beragama selain Islam seperti Nasrani
atau meragukan kekafiran mereka atau menganggap mazhab mereka benar,maka ia
adalah orang kafir”.
Dikutip dari pernyataan Syaikhul Islam suatu pernyataan :
“Barangsiapa beranggapan bahwa gereja adalah rumah Allah dan di tempat itu
Allah disembah, dan beranggapan bahwa apa yang dilakukan oleh kaum Yahudi dan
Nashrani adalah suatu ibadah kepada Allah, ketaatan kepadaNya dan kepada
RasulNya, atau ia senang dan ridha terhadap hal semacam itu, atau ia membantu
kaum Yahudi dan Nasrani untuk memenangkan dan menegakkan agama mereka serta
beranggapan bahwa perbuatan mereka itu adalah ibadah dan ketaatan kepada Allah
,maka orang ini telah kafir”.
Ditempat lain beliau berkata : “Barang siapa beranggapan bahwa
kunjungan golongan dzimmi (penganut agama non-Islam) ke gereja-gerejanya adalah
suatu ibadah kepada Allah, maka ia telah murtad”.
Kepada penceramah ini saya (Syaikh Utsaimin) serukan agar bertobat
kepada Rabbnya dari perkatan-nya yang sangat menyimpang itu. Hendaknya ia
mengumumkan dengan terbuka bahwa kaum Yahudi dan Nasrani adalah kafir, mereka
termasuk golongan penghuni nereka. Mereka harus mengikuti Nabi Muhammad
Shalallahu alaihi wa sallam, karena nama beliau (Shalallahu alaihi wa sallam)
telah termaktub didalam kitab taurat mereka. Allah berfirman:
“Artinya : (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi
yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di
sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka
dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban
dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman
kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung”[ Al
A’raaf:157]
Hal itu merupakan kabar gembira Isa bin Maryam. Isa bin Maryam
berkata sebagaimana Allah kisahkan pada firmanNya:
“Artinya : Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata:”Hai
Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
(yang turun) sebelumku,yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan
(datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku,yang namanya Ahmad
(Muhammad) ‘Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa
bukti-bukti kebenaran,mereka berkata’ Ini adalah sihir yang nyata”. [Ash
Shaff:6]
Kalimat “Maka tatkala ia datang kepada mereka”, siapakah gerangan
orang ini? Ia tidak lain adalah orang yang khabarnya telah disampaikan oleh Isa
(Alaihi salam) ,yaitu Ahmad. Tatkala ia datang kepada mereka dengan membawa
bukti-bukti kebenaran kerasulan, maka mereka menyambutnya dengan perkataan
:”Ini adalah sihir yang nyata”.
Kami katakan tentang firman Allah : “Maka tatkala rasul itu datang
kepada mereka dengan membawa bukti-bukti kebenaran” bahwa sesungguhnya tidak
ada seorang rasul yang datang sesudah Isa (Alaihi salam) selain Ahmad, yang
merupakan lafadz tafdhil dari kata Muhammad. Akan tetapi, Allah telah
memberikan ilham kepada Isa untuk menyebut Muhammad dengan Ahmad sebab kata
“Ahmad” adalah isim tafdhil dari kata-kata “alhamdu”, artinya orang yang banyak
memuji Allah dan mahluk yang paling terpuji karena sifat-sifatnya yang
sempurna. Jadi,beliau adalah orang yang paling banyak memuji Allah, sehingga
digunakanlah lafazh Tafdhil untuk menyebut sifat orang yang paling banyak
memuji dan memiliki sifat terpuji. Beliau adalah seorang manusia yang paling
berhak diberi pujian karena “Ahmad” merupakan isim tafdhil dari kata hamid
ataupun mahmud,artinya orang yang banyak memuji Allah dan banyak dipuji
manusia.
Saya (Syaikh Utsaimin) katakan bahwa setiap orang yang beranggapan
bahwa didunia ini ada agama yang diterima oleh Allah diluar dari Agama Islam,
maka ia telah kafir dan tidak perlu diragukan kekafirannya itu. Karena Allah
telah menyatakan dalam firmanNya:
“Artinya : Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi”.[Ali Imraan : 85]
“Artinya : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu,
dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi
agama bagimu”. [Al Maidah:3]
Oleh karena itu, disini saya (Syaikh Utsaimin) ulangi untuk yang
ke-3 kalinya bahwa penceramah seperti itu wajib bertobat kepada Allah dan
menerangkan kepada semua manusia bahwa kaum Yahudi dan Nasrani adalah kaum
kafir.Hal ini karena penjelasan telah sampai kepada mereka dan risalah kenabian
Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam telah sampai kepada mereka pula, namun
mereka kafir dan menolaknya.
Kaum Yahudi telah dinyatakan sifatnya sebagai kaum yang dimurkai
Allah karena mereka telah mengetahui kebenaran kerasulan Muhammad Shalallahu
alaihi wa sallam dan Al Qur’an tetapi mereka menentangnya. Kaum Nashrani
disebutkan sifatnya sebagai kaum yang sesat karena menginginkan
kebenaran,tetapi ternyata menyimpang dari kebenaran itu.
Adapun sekarang, kedua kaum ini telah mengetahui kebenaran
Muhammad sebagai rasul dan mengenalnya, tetapi mereka tetap menentangnya. Oleh
sebab itu, kedua kaum ini berhak menjadi kaum yang dimurkai Allah. Saya (Saikh
Utsaimin) serukan kepada kaum Yahudi dan Nasrani untuk beriman kepada Allah,
semua RasulNya dan mengikuti Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam karena
hal inilah yang diperintahkan kepada mereka didalam kitab-kitab mereka, sebagaimana
firman Allah :
“Artinya : Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan
di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertobat) kepada Engkau. Allah berfirman
: “Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku
meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang
yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada
ayat-ayat Kami. (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi
mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari
mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban
dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman
kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung”
[Al-A’raf : 156 -157]
“Artinya : Katakanlah :”Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan
Allah kepadamu semua,yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi ;
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia,Yang menghidupkan dan
mematikan,maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang umi yang
beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan
ikutilah dia,supaya kamu mendapat petunjuk”. [Al A’raaf :158]
Inilah yang menguatkan keterangan kami pada awal jawaban diatas.
Masalah ini sedikit-pun tidak sulit dipahami.
Wallahu Al Musta’an (Hanya kepada Allah tempat kita memohon
pertolongan)
[Majmu’ Fataawa wa rasaail,juz 3 halaman 18-23]
[Disalin dari kitab Al Fatawaa Asy Syar’iyyah Fil Masaail Al
‘Ashriyyah Min Fatawaa Ulamaa Al Balaadil Haraami, edisi Indonesia Fatwa
Kontenporer Ulama Besar Tanah Suci, Penyusun Khalid al Juraisy, Terbitan Media
Hidayah]
0 komentar:
Posting Komentar