Beda
Riya’ Dan Ujub
Ibnu Taimiyah rahimahullah memberikan pelajaran berharga
mengenai perbedaan antara riya’ dan ujub (takjub akan diri sendiri).
Beliau rahimahullah menjelaskan,
Seringnya riya’ dan ujub
disandingkan. Perlu diketahui bahwa riya’ berarti menyekutukan atau
menyandingkan dengan makhluk. Sedangkan ujub berarti menyandingkan dengan jiwa
yang lemah. Ujub ini adalah keadaan orang-orang yang sombong. Orang yang
berbuat riya’ tidak merealisasikan firman Allah Ta’ala,
إيَّاكَ نَعْبُدُ
“Hanya kepada-Mu lah kami
menyembah.”
Sedangkan orang yang merasa ujub
pada diri sendiri tidak merealisasikan firman Allah Ta’ala,
وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya kepada-Mu lah kami
memohon pertolongan.”
Barangsiapa yang merealisasikan
firman Allah,
إيَّاكَ نَعْبُدُ
“Hanya kepada-Mu lah kami
menyembah”, maka ia akan
terlepas dari riya’ (karena ia akan beribadah pada Allah semata).
Barangsiapa yang merealisasikan
firman Allah,
وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya kepada-Mu lah kami
memohon pertolongan”,
ia akan terlepas dari sifat ujub (takjub pada diri sendiri).
Dalam hadits yang ma’ruf
disebutkan,
ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ
وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
“Tiga hal yang membawa pada
jurang kebinasaan:
(1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada
kejelekan), dan ujub (takjub pada diri
sendiri).”[1]
Sumber: Majmu’ Al Fatawa, 10/277
***
Moga faedah ilmu yang singkat ini
bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Panggang-GK, 25 Shafar 1432 H
(29/01/2011)
[1] HR. Abdur Rozaq 11/304. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shahihul Jaami’ 3039.
0 komentar:
Posting Komentar