Assalamu’alaikum
Smga rahmat Allah subhanallahu wata’ala terlimpah kpada kita
smua di group ini & sodara2 muslim kita semua.
Mau tnya ustadz, mohon penjelasan maksud tafsir “penyembuh”
dalam Qur’an surat Yunus(10):57 & surat Fussilat(41):44?
Jazakallahu khairan..
Jawab:
Wa ‘alaikumus salam
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Kita akan simak ayatnya,
Di surat Yunus, Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ
وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus: 57)
Indah sekali, Allah sebut al-Quran sebagai,
1.
Mau’idzah (nasehat) dari Rab kita
2.
Syifa’ (penyembuh) bagi penyakit hati
3.
Huda (sumber petunjuk)
4.
Rahmat bagi orang yang beriman.
Ibnu Katsir mengatakan,
“وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ” أي: من الشُبَه والشكوك، وهو
إزالة ما فيها من رجس ودَنَس
“Syifa bagi penyakit-penyakit dalam dada” artinya, penyakit
syubhat, keraguan. Hatinya dibersihkan dari setiap najis dan kotoran.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/274).
Di ayat lain, Allah berfirman,
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آَمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِينَ لَا
يُؤْمِنُونَ فِي آَذَانِهِمْ وَقْرٌ
Katakanlah: “Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi
orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada
sumbatan. (QS. Fushilat: 44)
Makna dua ayat ini saling melengkapi. Keterangan global di suat
Fushilat, didetailkan dengan keterangan di surat Yunus. Sehingga yang dimaksud
al-Quran sebagai syifa bagi orang yang beriman, adalah obat bagi segala
penyakit hati.
Kita simak keterangan Imam as-Sa’di,
Al-Quran adalah penyembuh bagi semua penyakit hati. Baik berupa
penyakit syahwat yang menghalangi manusia untuk taat kepada syariat. Atau
penyakit Syubuhat, yang mengotori aqidah dan keyakinan. Karena dalam al-Quran
terdapat nasehat, motivasi, peringatan, janji, dan ancaman, yang akan memicu perasaan
harap dan sekaligus takut, bagi para hamba.
Jika muncul dalam perasaannya, motivasi untuk berbuat baik, dan
rasa takut untuk maksiat, dan itu terus berkembang karena selalu mengkaji makna
al-Quran, itu akan membimbing dirinya untuk lebih mendahulukan perintah Allah
dari pada bisikan nafsunya. Sehingga dia menjadi hamba yang lebih mencari ridha
Allah dari pada nafsu syahwatnya.
Demikian pula berbagai hujjah dan dalil yang Allah sebutkan
dengan sangat jelas. Ini akan menghilangkan setiap kerancuan berfikir yang
menghalangi kebenaran masuk dalam dirinya dan mengotori aqidahnya. Sehingga
hatinya sampai pada puncak derajat keyakinan.
Ketika hati itu sehat, tidak banyak berisi penyakit syahwat dan
syubhat, keadaannya akan diikuti oleh anggota badannya. Karena anggota badan
akan jadi baik, disebabkan kebaikan hati. Dan menjadi rusak, disebabkan
rusaknya hati.
(Tafsir as-Sa’di, hlm. 366)
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan
Pembina Konsultasisyariah.com)
0 komentar:
Posting Komentar