Situs resmi United Nation World Food Programme mengungkapkan bahwa
resiko kesehatan terbesar di dunia saat ini adalah resiko kelaparan. Kelaparan
menimbulkan lebih banyak kematian dibandingkan dengan jumlah kematian gabungan
yang ditimbulkan oleh penyakit AIDS, Malaria dan TBC sekaligus. Bahwasanya
masih begitu banyak jumlah orang yang kelaparan di abad modern ini, barangkali
ini karena dunia baru mengandalkan ilmu, teknologi , system ekonomi, sosial dan
politik buatan manusia yang penuh kelemahan dan kepentingan itu sebagai
panglima – dunia belum menggunakan petunjukNya sebagai panglima untuk
menyelesaikan masalah yang sangat serius seperti urusan pangan ini.
Kita mungkin belum yakin dengan petunjuk yang begitu ceto welo-welo(terang benderang) untuk menghilangkan
kelaparan itu misalnya. Coba bayangkan seandainya kita menggunakan petunjukNya
sebagai panglima untuk mengatasi kelaparan di dunia – kemudian memulainya
dengan dua hadits shahih berikut misalnya :
“Tidak
akan lapar penghuni rumah yang memiliki kurma” (HR Muslim, Hadits
no 3811)
““Wahai ‘Aisyah ! rumah yang di dalamnya tidak ada kurma, maka
penghuninya akan lapar. Wahai ‘Aisyah ! rumah yang di dalamnya tidak ada kurma,
maka penghuninya akan lapar” Beliau mengucapkannya sebanyak dua atau tiga kali”(HR Muslim, Hadits no 3812)
Bagaimana kira-kira sikap kita dengan hadits tersebut ?, Oh itu
solusi untuk orang Arab ?, tidak !, agama ini adalah rahmatan lil-alamin –
rahmat bagi seluruh alam. Kebenaran ayat-ayatNya dan petunjuk RasulNya berlaku
untuk orang Arab dan berlaku juga bagi seluruh dunia. Artinya kalau kurma
mencegah kelaparan di dua hadits tersebut, itu berarti berlaku bagi seluruh
dunia bahwa kurma memang benar-benar dapat mencegah kelaparan.
Yang mungkin akan segera disangkal justru oleh para ahli pertanian
dan ahli pangan adalah kurma bukan tanaman kita, belum tentu cocok di tanah
kita, tidak cocok untuk makanan kita dlsb. dlsb. Bisa jadi pendapat mereka
betul semua berdasarkan cakupan ilmu mereka. Tetapi bila cakupan ilmu itu kita
perluas sedikit saja, semua sangkalan itu menjadi lebih mudah dicarikan
jawabannya.
Di Chiang Mai – Thailand yang agro klimatnya mirip dengan
daerah-daerah Indonesia pada umumnya – kurma justru memberikan hasil terbaik
untuk setiap pohonnya. Negeri Jiran kita Malaysia sudah lebih dari 12 tahun
pula berhasil dengan sukses mengembang biakkan kurma di wilayah yang mereka
masih jaga kerahasiaannya – barangkali takut dengan negeri jirannya (kita
!) akan melangkah lebih
cepat bila kita juga tahu - karena kita punya lahan yang lebih luas dan human resources yang
lebih banyak.
Secara historis kita juga memiliki bukti yang begitu meyakinkan
dengan tanaman yang memiliki banyak kemiripan dengan kurma yaitu sawit. Dahulu penjajah
kita hanya membawa empat benih sawit dari Afrika Barat – kini produsen sawit
terbesar dunia itu adalah kita !
Kurma belum menjadi solusi kelaparan dunia saat ini – bisa jadi
karena justru menunggu ada negeri subur dengan potensi area tanam yang sangat
luas dan dengan tenaga kerja yang cukup, yang mau menanam kurma. Negeri manakah
itu ? ya kita lah yang paling fit untuk misi besar tersebut.
68% produksi bio massa dunia ada di seputar katulistiwa, yaitu
sedikit di Afrika dan sebagian agak banyak di Amerika Latin – terbesarnya di
Asia Tenggara. Dan yang memegang porsi paling besar di Asia Tenggara ini siapa
lagi kalau bukan kita ?
Lebih dari itu penduduk terbesar di negeri dengan potensi produksi
bio massa terbesar dunia ini – membaca Kitab yang didalamnya ada belasan kali
kurma disebut. Membaca ratusan hadits yang di dalamnya kurma disebut untuk
berbagi situasi dan konteks. Jadi sangat bisa jadi produksi massal kurma dunia
itu menunggu umat yang hidup di negeri ini untuk merealisasikannya.
Tetapi bagaimana kurma bisa menjadi makanan kita ?, makanan itu
ber-evolusi dari waktu ke
waktu. Mie bukan makanan asli kita, apalagiburger, steak, fried chicken, French fries dan sejenisnya. Coba tanyakan ke anak
Anda tentang makanan-makanan tersebut ? mereka sudah sangat familiar untuk
jenis makanan yang bahkan namanya-pun belum kita kenal ketika kita masih kecil
dulu.
Hanya perlu waktu Orde Baru 32 tahun untuk mengubah mie yang
dahulu lauk (mie telor) menjadi salah satu makanan utama kita – padahal 100 %
bahan baku utamanya impor. Seolah ibu-ibu tidak nyaman bila di rumahnya tidak
ada mie untuk makanan sewaktu-waktu. Bahkan setiap ada musibah banjir, tsunami
dan gempa – mie menjadi komponen bantuan pangan utama !
Makanan-makanan lain seperti burger, steak,
fried chicken, French friesdst tersebut bahkan hanya perlu waktu
belasan tahun saja untuk bisa dikenal generasi muda kita sampai ke pelosok
daerah – saking cepatnya penetrasi makanan barat ini, sampai-sampai sebagian
namanyapun belum ada terjemahannya ke bahasa kita.
Intinya adalah apa susahnya mengenalkan makanan yang berdasarkan
kabar nubuwah melalui dua hadits tersebut diatas akan mencegah kelaparan ini ?
apalagi kini era twitter, era facebook, era wikipedia dlsb – dimana sosialisasi
suatu produk atau ide bisa sangat murah dan sangat cepat.
Tantangannya kemudian adalah bagaimana agar nanti bila kita sudah
menjadikan kurma sebagai salah satu makanan utama kita – kita tidak perlu impor
seperti yang terjadi selama ini. Jawabannya ya ayo kita belajar menanamnya
rame-rame di negeri ini. Thailand yang tidak membaca Al-Qur’an dan Hadits saja
sudah mulai melakukannya dengan sukses, kenapa tidak dengan kita ?
Tanaman kurma sebenarnya juga sudah banyak ditanam di negeri ini,
namun kebanyakan masih untuk hiasan. Kebanyakan tidak berbuah dan kalau toh
berbuah – buahnya tidak enak. Semua itu ada jawabannya insyaAllah. Kurma adalah
tanaman berumah dua, ada tanaman betina dan ada tanaman jantan. Keduanya harus
dikawinkan dahulu ketika berbunga untuk dapat menghasilkan buah yang sempurna.
Tanaman kurma betina yang tidak dikawinkan bisa berbuah tetapi
tidak bisa besar buahnya atau kalau toh besar tidak enak rasanya – karena dia
tidak sempurna. Tanaman jantan yang tidak diambil benang sarinya akan rontok
sendiri benangsarinya – tidak menjadi
buah.
Kurma bukan hanya sekedar makanan pencegah kelaparan, kurma juga
merupakan makanan yang mendatangkan kebahagiaan ! Ini bukan seperti iklan
coklat yang konon orang yang makan coklat akan merasa bahagia – tetapi ini adalah
kabar langsung dari Al-Qur’an dan Hadits sahih berikut :
“Maka
Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati,
sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah
pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah
kurma yang masak kepadamu.Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu...” (QS
Maryam : 24-26).
“Diceritakan
dari ‘Aisyah istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, bahwa bila ada orang dari
keluarganya (‘Aisyah) yang meninggal maka para wanita-pun berkumpul, kemudian
mereka pergi kecuali keluarganya dan orang-orang dekat. Lalu (‘Aisyah)
memerintahkan untuk mengambil periuk yang terbuat dari batu dan diisi dengan
talbinah (makanan yang terbuat dari tepung dan kurma), lalu dimasaklah makanan
tersebut, kemudian dibuat bubur dan dituangkanlah makanan tersebut di atasnya.
Lalu (‘Aisyah) berkata : “makanlah ia, karena sungguh aku telah mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “makanan yang terbuat dari tepung
dan kurma tersebut penyejuk bagi hati yang sakit dan dapat menghilangkan
sebagian kesedihan”””. (HR. Muslim , Hadits no 4106).
Nah sekarang kita sudah mulai bisa melihat betapa indahnya solusi
yang dimulai dengan petunjuk itu – solusi dimana petunjukNya menjadi panglima,
kita ingin ikut mengatasi kelaparan dunia malah mendapatkan bonus untuk ikut
menebarkan kebahagiaan pula ! Tetapi bagaimana memulainya ? di sinilah ilmu,
teknologi dan lain sebagainya mulai juga kita berdayakan – sebagi prajuritnya,
ilmu harus dipimpin oleh petunjukNya agar dia berjalan ke arah yang benar.
Serangkaian kerja keras para prajurit ini masih harus dilakukan
untuk masa yang panjang, tetapi setidaknya kita sudah memulainya. Benih-benih
kurma terbaik yang siap tanam (sudah berupa pohon kurma dengan tinggi sekitar
50 cm) sudah kami datangkan dari salah satu lembaga riset kurma terbesar di
luar negeri - dan sudah dipilihkan yang insyaAllah cocok dengan kondisi alam
kita.
Yang kami butuhkan adalah sejumlah sukarelawan dari komunitas
pembaca GeraiDinar ini, untuk mencoba menanam di daerah yang sesuai dan
melakukan pengamatan sampai beberapa tahun kedepan. Bila Anda berminat,
silahkan ajukan CV Anda dan berikan kami gambaran kondisi tanah di daerah Anda.
Yang kami butuhkan kurang lebih tanah yang berpasir dan syukur juga sedikit
berkapur.
Bagi yang tidak terpilih untuk mendapatkan bagian benih kurma impor yang sudah
kami pilihkan tersebut, insyaallah akan kami libatkan pula untuk ikut menanam
kurma lain yang lebih menantang dan tidak kalah menariknya.
Siapa tahu dengan berjamaah kita bisa menghilangkan kelaparan bagi
dunia yang kini berdasarkan data FAO tahun lalu (2012) masih sekitar 870 juta
orang kelaparan dan terbesarnya 563 juta berada di sekitar kita – di Asia
Pacific ! Lebih dari itu siapa tahu kita juga bisa menghadirkan kebahagiaan
bagi dunia ! (insyaAllah bersambung).
Geraidinar.com
0 komentar:
Posting Komentar