Semoga semakin merenungkan kata-kata bijak dari para ulama
berikut ini, kita semakin bersyukur.
Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Katsir berkata, sebagai
penduduk Hijaz berkata, Abu Hazim mengatakan,
كُلُّ
نِعْمَةٍ لاَ تُقَرِّبُ مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَهِيَ بَلِيَّةٌ.
“Setiap nikmat yang tidak digunakan untuk mendekatkan diri pada
Allah, itu hanyalah musibah.” (Hilyah Al- Awliya’, 1: 497)
Mukhollad bin Al Husain mengatakan,
الشُّكْرُ
تَرْكُ المعَاصِي
“Syukur adalah dengan meninggalkan maksiat.” (‘Iddah Ash-Shabirin, hlm. 159)
Syukur akan terus menambah nikmat dan membuat nikmat itu terus
ada. Hakekat syukur adalah melakukan ketaatan dan menjauhi maksiat.
Ibnu Abid Dunya menyebutkan hadits dari ‘Abdullah bin Shalih, ia
berkata bahwa telah menceritakan padanya Abu Zuhair Yahya bin ‘Athorid Al
Qurosyiy, dari bapaknya, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
لاَ
يَرْزُقُ اللهُ عَبْدًا الشُّكْرَ فَيَحْرُمُهُ الزِّيَادَة
“Allah tidak mengaruniakan syukur pada hamba dan sulit sekali ia
mendapatkan tambahan nikmat setelah itu. Karena Allah Ta’ala berfirman,
لَئِنْ
شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
“Jika kalian mau bersyukur, maka Aku sungguh akan menambah
nikmat bagi kalian.” (QS. Ibrahim: 7) (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 4: 124)
Al Hasan Al Bashri berkata, “Sesungguhnya Allah memberi nikmat
kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Jika seseorang tidak mensyukurinya, maka
nikmat tersebut berbalik jadi siksa.”
Ibnul Qayyim berkata, “Oleh karenanya orang yang bersyukur
disebut hafizh (orang yang menjaga nikmat). Karena ia benar-benar nikmat itu
terus ada dan menjaganya tidak sampai hilang.” (‘Iddah Ash-Shabirin, hlm. 148)
Semoga manfaat.
—
@ Darush Sholihin,
Panggang, 20 Jumadats Tsaniyyah 1437 H
rumaysho.com
0 komentar:
Posting Komentar