Ustadz, saya sering mendengar
istilah tartil. mohon dijelaskan apa yang dimaksud makna membaca alquran dengan
tartir?
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu
‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Allah memrintahkan kita agar kita
membaca al-Quran dengan tartil,
وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلا
Dan bacalah al-Qur’an itu dengan
tartil. (Al-Muzammil: 4)
Berikut beberapa keterangan
sahabat tentang makna tartil,
Ali bin Abi Thalib menjelaskan
makna tartil dalam ayat,
”Mentajwidkan huruf-hurufnya
dengan mengetahui tempat-tempat berhentinya”. (Syarh Mandhumah Al-Jazariyah,
hlm. 13)
Ibnu Abbas mengataan,
بينه تبييناً
Dibaca dengan jelas setiap
hurufnya.
Abu Ishaq mengatakan,
والتبيين لا يتم بأن يعجل في القرآة، وإنما يتم التبيين بأن يُبيِّن
جميع الحروف ويوفيها حقها من الإشباع
Membaca dengan jelas tidak
mungkin bisa dilakukan jika membacanya terburu-buru. Membaca dengan jelas hanya
bisa dilakukan jika dia menyebut semua huruf, dan memenuhi cara pembacaan huruf
dengan benar. (Lisan al-Arab, 11/265).
Inti tartil dalam membaca adalah
membacanya pelan-pelan, jelas setiap hurufnya, tanpa berlebihan. (Kitab
al-Adab, as-Syalhub, hlm. 12)
Cara Ibnu Mas’ud Membaca al-Quran
Abu Bakr dan Umar Radhiyallahu
‘anhuma pernah menyampaikan kabar gembira kepada Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَقْرَأَ الْقُرْآنَ غَضاًّ كَمَا أُنْزِلَ
فَلْيَقْرَأَهُ عَلَى قِرَاءَةِ ابْنِ أُمِّ عَبْدٍ
Siapa yang ingin membaca al-Quran
dengan pelan sebagaimana ketika dia diturunkan, hendaknya dia membacanya
sebagaimana cara membacanya Ibnu Mas’ud. (HR. Ahmad 36, dan Ibnu Hibban 7066).
Hadis ini menunjukkan
keistimewaan bacaan al-Quran Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu. Karena bacaannya
sama dengan ketika al-Quran di turunkan. Beliau membacanya dengan cara ‘ghaddan’ artinya segar yang belum
berubah. Maksudnya suaranya menyentuh (as-Shaut an-Nafidz) dan memenuhi semua
hak hurufnya.
Untuk itulah, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam suka mendengar bacaan Ibnu Mas’ud, dan bahkan
hingga beliau menangis.
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu
bercerita, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyuruhnya untuk
membaca al-Quran,
“Bacakan al-Quran!” Pinta Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Ya Rasulullah, apakah akan
membacakan al-Quran di hadapan anda padahal al-Quran turun kepada anda?” tanya
Ibnu Mas’ud.
“Ya, bacakan.”
Kemudian Ibnu Mas’ud membaca
surat an-Nisa, hingga ketika sampai di ayat,
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ
عَلَى هَؤُلاَءِ شَهِيدًا
Bagaimanakah jika Aku datangkan
saksi untuk setiap umat, Aku datangkan kamu sebagai saksi bagi mereka semua.
Tiba-tiba Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam minta agar bacaan dihentikan.
Ibnu Mas’ud melihat ke arahnya,
ternyata air mata beliau berlinangan. (HR. Bukhari 5050 & Muslim 1905).
Allahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar