Bagaimanakah menjadi orang yang
sukses? Sukses yang dimaksud di sini bukan hanya untuk diri sendiri, namun juga
bisa menyelamatkan orang lain. Sukses inilah yang selamat dari kerugian di
dunia dan akhirat. Simak tafsir surat Al ‘Ashr berikut.
Allah Ta’ala berfirman,
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2)
إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ
وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia
itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Demi Masa
Allah bersumpah dengan al ‘ashr,
yang dimaksud adalah waktu atau umur. Karena umur inilah nikmat besar yang
diberikan kepada manusia. Umur ini yang digunakan untuk beribadah kepada Allah.
Karena sebab umur, manusia menjadi mulia dan jika Allah menetapkan, ia akan
masuk surga.
Manusia
Benar-Benar dalam Kerugian
Manusia benar-benar berada dalam
kerugian. Kerugian di sini adalah lawan dari keberuntungan. Kerugian sendiri
ada dua macam kata Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah.
Yang pertama, kerugian mutlak
yaitu orang yang merugi di dunia dan akhirat. Ia luput dari nikmat dan mendapat
siksa di neraka jahim.
Yang kedua, kerugian dari
sebagian sisi, bukan yang lainnya. Allah mengglobalkan kerugian pada setiap
manusia kecuali yang punya empat sifat: (1) iman, (2) beramal sholeh, (3)
saling menasehati dalam kebenaran, (4) saling menasehati dalam kesabaran.
1- Mereka
yang Memiliki Iman
Yang dimaksud dengan orang yang
selamat dari kerugian yang pertama adalah yang memiliki iman. Syaikh As Sa’di
menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah perintah beriman kepada Allah dan
beriman kepada-Nya tidak diperoleh kecuali dengan ilmu. Iman itu diperoleh dari
ilmu.
Syaikh Sholeh Alu Syaikh berkata
bahwa iman di dalamnya harus terdapat perkataan, amalan dan keyakinan.
Keyakinan (i’tiqod) inilah ilmu. Karena ilmu berasal dari hati dan akal. Jadi
orang yang berilmu jelas selamat dari kerugian.
2- Mereka
yang Beramal Sholeh
Yang dimaksud di sini adalah yang
melakukan seluruh kebaikan yang lahir maupun yang batin, yang berkaitan dengan
hak Allah maupun hak manusia, yang wajib maupun yang sunnah.
3- Mereka
yang Saling Menasehati dalam Kebenaran
Yang dimaksud adalah saling
menasehati dalam dua hal yang disebutkan sebelumnya. Mereka saling menasehati,
memotivasi, dan mendorong untuk beriman dan melakukan amalan sholeh.
4- Mereka
yang Saling Menasehati dalam Kesabaran
Yaitu saling menasehati untuk
bersabar dalam ketaatan kepada Allah dan menjauhi maksiat, juga sabar dalam
menghadapi takdir Allah yang dirasa menyakitkan. Karena sabar itu ada tiga
macam: (1) sabar dalam melakukan ketaatan, (2) sabar dalam menjauhi maksiat,
(3) sabar dalam menghadapi takdir Allah yang terasa menyenangkan atau
menyakitkan.
Sukses pada
Diri dan Orang Lain
Syaikh As Sa’di rahimahullah menjelaskan, “Dua hal yang
pertama (iman dan amal sholeh) untuk menyempurnakan diri manusia. Sedangkan dua
hal berikutnya untuk menyempurnakan orang lain. Seorang manusia menggapai
kesempurnaan jika melakukan empat hal ini. Itulah manusia yang dapat selamat
dari kerugian dan mendapatkan keberuntungan yang besar.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 934).
Sudah
Mencukupi dengan Surat Al ‘Ashr
Seandainya Allah menjadikan
hujjah hanya dengan surat Al ‘Ashr ini, maka itu sudah menjadikan hujjah kuat
pada manusia. Jadi manusia semuanya berada dalam kerugian kecuali yang memiliki
empat sifat: (1) berilmu, (2) beramal sholeh, (3) berdakwah, dan (4) bersabar.
Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata,
هذه السورة لو ما أنزل الله حجة على خلقه إلا هي لكفتهم
“Seandainya Allah menjadikan
surat ini sebagai hujjah pada hamba-Nya, maka itu sudah mencukupi mereka.”
Sebagaimana hal ini dinukil oleh Syaikh Muhammad At Tamimi dalam Kitab Tsalatsatul Ushul.
Semoga Allah menjadikan kita
termasuk orang-orang yang sukses dan selamat dari kerugian dunia lan akhirat.
Referensi:
Taisir Al Karimir Rahman fii
Tafsir Kalamil Mannan,
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan
pertama, tahun 1423 H.
Naskah Tsalatsatul Ushul karya
Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab dengan sanad dari guru kami, Syaikh Sholeh
bin ‘Abdillah bin Hamad Al ‘Ushoimi
Syarh Tsalatsatul Ushul, Syaikh Sholeh bin ‘Abdul ‘Aziz
Alu Syaikh, terbitan Maktabah Darul Hijaz, cetakan pertama, tahun 1433 H.
—
0 komentar:
Posting Komentar