Renungan Surat al-Kahfi (bagian
01)
Bismillah was shalatu was salamu
‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Setiap jumat, kita dianjurkan
membaca surat al-Kahfi. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan, orang yang membacanya
akan mendapatkan cahaya. Dari Abu Said al-Khudri Radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ
مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ
“Barang siapa yang membaca surat
Al-Kahfi pada malam Jumat, dia akan disinari cahaya antara dirinya dan Ka’bah.”
(HR. ad-Darimi 3470 dan dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’, 6471)
Dalam riwayat lain, beliau
bersabda,
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ
مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
“Barang siapa yang membaca surat
Al-Kahfi pada hari Jumat, dia akan disinari cahaya di antara dua Jumat.” (HR. Hakim 6169, Baihaqi
635, dan dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’, no. 6470)
Bahkan, karena kuatnya pengaruh
cahaya yang Allah berikan, orang yang memperhatikan surat al-Kahfi, akan
dilindungi dari fitnah Dajjal. Dari Abu Darda’ Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ
مِنَ الدَّجَّالِ
Siapa yang menghafal 10
ayat pertama surat al-Kahfi maka dia akan dilindungi dari fitnah Dajjal. (HR. Muslim 1919, Abu Daud 4325,
dan yang lainnya)
Surat Pelindung Fitnah
Jika orang yang merenungi surat
al-Kahfi terlindung dari fitnah Dajjal – sementara itu salah satu fitnah
terbesar – maka berpeluang besar bagi orang yang memahaminya untuk terlindung
dari fitnah (ujian) lainnya.
Dalam surat al-Kahfi, terdapat 4
kisah, yang semuanya memberikan pelajaran kita sikap yang tepat dalam menghadapi
berbagai macam fitnah (ujian).
Pertama, ujian karena
agama à kisah ashabul kahfi yang lari meninggalkan kampung halamannya
dalam rangka menjaga imannya.
Kedua, fitnah harta à kisah
shohibul jannatain (pemilik dua kebun), yang kufur kepada Tuhannya karena silau
dengan dunianya.
Ketiga, ujian karena
ilmu à kisah Musa dengan Khidr. Musa diperintahkan untuk belajar
kepada Khidr, sekalipun beliau seorang nabi yang memiliki Taurat. Karena di
atas orang yang berilmu, ada yang lebih berilmu.
Keempat, fitnah kekuatan dan
kekuasaan à kisah Dzulqarnain. Seorang raja penguasa hampir semua
permukaan dunia. Kekuasaannya membentang dari ujung timur hingga ujung barat.
Namun beliau jadikan kekuasaannya untuk menegakkan keadilan dan syariat bagi
seluruh manusia.
Surat Peneguh Hati
Mayoritas ulama mengatakan, surat
al-Kahfi Allah turunkan sebelum hijrah. Sehingga surat ini digolongkan sebagai
surat Makiyah. Tepatnya, surat ini diturunkan menjelang hijrahnya Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Seolah surat ini menjadi
mukadimah, untuk perjuangan besar bagi kaum muslimin, hijrah meninggalkan
kampung halamannya, berikut harta dan keluarganya.
Tentu saja, butuh perjuangan yang
tidak ringan. Mereka harus siap dengan segala resiko, ketika mereka pindah ke
Madinah. Semuanya serba menjadi taruhan. Mempertaruhkan hartanya untuk
ditinggal di Mekah. Mempertaruhkan hubunngan keluarganya karena harus pisah di
dua negeri yang berbeda. Mempertaruhkan keselamatan jiwa sesampainya di
Madinah, yang masih harus bersaing dengan yahudi di sekitarnya.
Allah kuatkan hati mereka dengan
kisah:
1.
Ashabul kahfi, mengajarkan bahwa manusia harus
mempertahankan agamanya, sekalipun dia harus terusir dari kampung halamannya.
2.
Cerita Shohibul Jannatain (pemilik
kebun), mengajarkan agar manusia tidak silau dengan harta, sehingga lebih
memilih dunia dan meninggalkan agamanya.
3.
Kisah Musa & Khidir, bahwa orang harus mendatangi
sumber ilmu dan hidayah, dimanapun dia berada.
4.
Kisah Dzulqarnain, bahwa bumi ini akan Allah wariskan
kepada siapapun yang Allah kehendaki diantara hamba-Nya.
Demikian istimewanya surat ini,
hingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam jadikan sebagai sumber cahaya
bagi manusia. Sehingga mereka terhindari dari fitnah Dajjal, fitnah dunia, dan
agama. Tentu saja, ini bagi mereka yang berusaha merenungi kandungan isi dan
maknanya.
Berikut, kita akan mengkaji
beberapa renungan terhadap kandungan surat al-Kahfi,
Pertama, surat ini diawali dengan
menetapkan segala pujian untuk Allah. Dan dalam al-Quran, terdapat 5 surat yang
diawali dengan bacaan hamdalah: al-Fatihah, al-An’am, al-Kahfi, Saba’, dan
Fathir.
Kita memuji Allah dalam semua
keadaan, sekalipun makhluknya sedang mendapatkan ujian dan musibah.
Kedua, bahwa al-Quran adalah sumber
ilmu yang lurus tanpa ada sedikitpun yang bengkok.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ
وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا ( ) قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ
لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ
Segala puji bagi Allah yang telah
menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan
kebengkokan di dalamnya; ( ) sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan
siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada
orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh
Ketiga, segala kenikmatan dunia hanya
hiasan, dalam menguji manusia, siapakah diantara mereka yang tetap berusaha
beribadah dan tidak tertipu dengannya.
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ
أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
Sesungguhnya Kami telah
menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka
siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
Keempat, dai yang ikhlas, bisa saja
mendapatkan tekanan batin karena beban berat dakwah. Tak terkecuali, inipun
dialami manusia terbaik, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَى آَثَارِهِمْ إِنْ لَمْ
يُؤْمِنُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا
Barangkali kamu akan membunuh
dirimu karena bersedih hati setelah mereka (orang kafir) berpaling, sekiranya
mereka tidak beriman kepada keterangan ini (al-Quran).
Kelima, manusia harus berusaha
menyelamatkan agama dan aqidahnya, sekalipun dia harus terusir dari negerinya.
Bahkan sekalipun dia harus tinggal di gua dengan segala keterbatasannya.
أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا مِنْ
آَيَاتِنَا عَجَبًا ( ) إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا
رَبَّنَا آَتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
kamu mengira bahwa orang-orang
yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda
kekuasaan Kami yang mengherankan? ( ) (Ingatlah) tatkala para pemuda itu
mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami,
berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami
petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”
Keenam, Allah akan memberi tambahan dan
kekuatan hidayah bagi orang yanng komitmen dengan kebenaran dan berani
menampakkan
وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا
رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَهًا لَقَدْ
قُلْنَا إِذًا شَطَطًا
Kami meneguhkan hati mereka
diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan
seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia,
sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh
dari kebenaran”.
Ketujuh, meninggalkan kemaksiatan belum
dinilai sempurna hingga dia meninggalkan pelakunya,
وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ
فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ
Apabila kamu meninggalkan mereka
dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke
dalam gua itu
Kedelapan, orang yang meninggalkan sesuatu
karena Allah, maka Allah ganti dengan yang lebih baik. Asahbul kahfi
meninggalkan kehangatan kampung halamannya dan keluarganya, Allah ganti dengan
kehangatan hidayah dan rahmat dari-Nya.
وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ
فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ
لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مِرفَقًا
Apabila kamu meninggalkan mereka
dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke
dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu
dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu.
Kesembilan, Allah jaga hamba-Nya yang
sholeh, meskipun mereka sedang istirahat. Ashabul kahfi dijaga oleh Allah,
sekalipun mereka sedang istirahat di gua. Sehingga tidak ada satupun makhuk
yang berani mengganggu maupun membangunkan mereka.
وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ
الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ
لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ
رُعْبًا
Kamu mengira mereka itu bangun,
padahal mereka tidur;
Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka
mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling
dari merekadengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan
dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.
Kesepuluh, tawakkal yang sejati, adalah
pasrah kepada Allah setelah berusaha mengambil sebab. Ashabul kahfi membawa
uang untuk bekal mereka ketika mereka pergi meninggalkan kampungnya.
قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ
بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا
فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ
Berkata (yang lain lagi): “Tuhan
kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah
seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan
hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa
makanan itu untukmu
Allahu a’lam
Bersambung, insyaaAllah…
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur
Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
0 komentar:
Posting Komentar