Memberontak
Barang Sejengkal
Inilah akibat
memberontak atau tidak taat pada penguasa barang sejengkal. Kita sebagai
seorang muslim diperintahkan untuk taat dan bersabar jika ditemukan hal yang
tidak disukai.
Dari Ibnu ‘Abbas,
ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَرِهَ مِنْ أَمِيرِهِ
شَيْئًا فَلْيَصْبِرْ ، فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنَ السُّلْطَانِ شِبْرًا مَاتَ
مِيتَةً جَاهِلِيَّةً
“Barangsiapa yang tidak suka
sesuatu pada pemimpinnya, bersabarlah. Barangsiapa yang keluar dari ketaatan
pada pemimpin barang sejengkal, maka ia mati dalam keadaan mati jahiliyah.” (HR. Bukhari no. 7053 dan
Muslim no. 1849).
Yang dimaksud tidak
suka sesuatu pada pemimpin adalah selain kekufuran yang nyata. Sedangkan keluar
dari ketaatan barang sejengkal yang dimaksud adalah tidak taat pada pemimpin
walau hanya sedikit.
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Wajib bersabar
terhadap pemimpin pada hal yang tidak disukai pada pemimpin, namun tetap ada
nasehat dengan cara yang baik.
2- Tidak boleh memberontak
dari kepemimpinan yang sah karena dapat menimbulkan mafsadat atau kerusakan
yang lebih besar pada kaum muslimin.
3- Siapa yang
memberontak pada penguasa dikatakan mati dalam keadaan mati jahiliyah. Disebut
demikian karena orang jahiliyah mati dalam keadaan tidak punya pemimpin. Dan
bukanlah artinya, matinya mati kafir sebagaimana anggapan keliru dari sebagian
golongan. Baca keterangan tersebut dalam artikel: Tidak
Taat Pemimpin, Akibatnya Mati Jahiliyah.
Semoga bermanfaat.
Hanya Allah yang memberi taufik.
—
Referensi:
Bahjatun
Nazhirin Syarh Riyadhis Sholihin,
Syaikh Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al Hilali, terbitan Dar Ibnil Jauzi, cetakan
pertama, tahun 1430 H, 1: 661.
Rumaysho.com
0 komentar:
Posting Komentar