Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
1001 manfaat bagi orang yang merutinkan dzikir pagi-sore..
di dua waktu ini, Allah memotivasi kita untuk kita jadikan
sebagai waktu berdzikir.
Allah perintahkan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wa sallam untuk selalu istighfar dan banyak berdzikir setiap pagi dan
sore,
وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ
وَالْإِبْكَارِ
“Mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji
Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.” (QS. Ghafir: 55).
Allah perintahkan Nabi Zakariya untuk rutin berdzikir setiap
pagi dan sore,
وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ
Perbanyaklah berdzikir menyebut nama Rabmu, dan sucikan Dia
setiap sore dan pagi. (QS. Ali Imran: 41).
Allah juga memuji orang yang rajin dzikir dan berdoa setiap pagi
dan petang,
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ
بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
“Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru
Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap wajah-Nya…” (QS. al-Kahfi: 28).
Mengapa Ditekankan Dzikir Pagi & Petang?
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ
الدُّلْجَةِ
Gunakanlah waktu pagi dan waktu sore, serta sebagian waktu malam
untuk beribadah. (HR. Bukhari 39).
Imam Ali al-Qori menjelaskan, bahwa Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam mengajarkan dzikir setip pagi dan sore, dan dua
waktu ini adalah waktu istirahat dan waktu orang lalai.
Di samping itu, dua waktu ini menjelang pergantian suasana hari,
dari gelap ke terang atau terang ke gelap.
Sehingga manusia butuh perlindungan untuk modal melintasi waktu
malam atau waktu siang.
Ibnul Qoyim mengatakan,
أذكار الصباح والمساء بمثابة الدرع كلما زادت سماكته لم يتأثر
صاحبه، بل تصل قوة الدرع إلى أن يعود السهم فيصيب من أطلقه
Dzikir pagi dan sore ibarat baju besi. Semakin banyak lapisan
lempengnya, senjata tidak akan bisa menembus pemakainya. Bahkan, kekuatan baju
besi bisa mencapai keadaan, dimana tombak bisa mental dan balik menyerang orang
yang melemparnya.
Kapan Waktu Pagi dan Sore itu?
Mengenai waktu tepatnya, telah Allah sebutkan dalam al-Quran,
فَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ
طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
Bersabarlah terhadap komentar yang mereka ucapkan, dan
bertasbihlah dengan memuji Rabmu sebelum terbit matahari dan sebelum
terbenamnya matahari. (QS. Thaha: 130).
Dan ketika kita tidak sempat melakukannya karena ketiduran atau
ada kesibukan, kita bisa membacanya setelah terbit matahari untuk pagi atau
terbenam matahari untuk waktu sore.
Baca Sambil Beraktivitas
Anda tidak harus membaca dzikir ini sambil duduk di atas
sajadah, dengan tangan memegang tasbih. Anda bisa membaca dzikir ini dalam
konndisi apapun. Kecuali di tempat yang tidak layak untuk menyebut nama Allah,
seperti di toilet. Karena dzikir yang dipuji dalam al-Quran adalah dzikir yang
dibaca setiap saat dan setiap kesempatan. Allah memuji Ulul Albab. Diantara
sifat mereka adalah,
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى
جُنُوبِهِمْ
Orang-orang yang rajin berdzikir kepada Allah ketika posisi
berdiri, duduk, dan ketika berbaring.
Ketika anda berangkat kerja, anda bisa dzikir di kendaraan.
Ketika pekerjaan anda padat di sore hari, anda bisa bekerja sambil berdzikir.
Atau anda berdzikir di perjalanan pulang.
Dzikir Pagi Sore dan Keutamaannya
Berikut daftar dzikir pagi sore yang bisa anda rutinkan, berikut
keutamannya,
Pertama, Ayat kursi
أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيم،
اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْـحَيُّ الْقَيُّومُ لَا
تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ
أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا
بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ
حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang
Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat
memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di
hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari
ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan
bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi
lagi Maha Besar
Keutamaan:
Dari Ubay bin Ka’ab radliallahu ‘anhu, bahwa suatu ketika ada
seorang jin yang mencuri kebun kurmanya. Jin itu beliau tangkap, untuk
dilaporkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jin itupun memelas agar
dilepaskan. Sebagai gantinya, dia memberikan satu wirid kepada Ubay. Jin itu
mengatakan: Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum…(ayat
kursi). Barangsiapa yang membacanya ketika sore maka dia akan dilindungi dari
(gangguan) kami sampai pagi. Barangsiapa yang membacanya ketika pagi maka
dia akan dilindungi dari (gangguan) kami sampai sore. Kemudian, Ubay mendatangi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian yang dia jumpai.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Si makhluq jelek itu benar.”
(maksud makhluq jelek adalah jin tersebut). (HR. An-Nasa’i, At-Thabrani dan
dishahihkan al-Albani)
Kedua, membaca Surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas.
Surat Al Ikhlas
بِسمِ اللهِ الرَّحْـمنِ الرَّحِيم،
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ * اللهُ الصَّمَدُ * لَمْ يَلِدْ وَلَمْ
يُولَدْ * وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa * Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu * Dia tidak memiliki anak dan tidak
memiliki orang tua * dan tiada satupun (makhluq) yang sepadan dengan-Nya.
Surat Al Falaq
بِسمِ اللهِ الرَّحْـمنِ الرَّحِيم،
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ * مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ * وَمِنْ
شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ * وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ * وَمِنْ
شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Aku berlindung kepada Pemilik waktu subuh * dari kejahatan
setiap apa yang Dia ciptakan * dari kejahatan malam apabila telah gelap * dan
dari kejahatan tukang sihir yang meniup di simpul-simpul * serta dari kejahatan
orang yang hasad apabila dia melakukan hasad.
Surat An Nas
بِسمِ اللهِ الرَّحْـمنِ الرَّحِيم،
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ * مَلِكِ النَّاسِ * إِلَهِ
النَّاسِ * مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْـخَنَّاسِ * الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي
صُدُورِ النَّاسِ * مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.
Aku berlindung kepada Pemilik manusia * Raja manusia * Tuhan
manusia * dari kejahatan makhluq pembisik yang bersembunyi * yang membisikkan
di dada manusia * dari golongan jin dan manusia
Keutamaan:
Dari Abdullah bin Khubaib dari bapaknya radliallahu ‘anhu, bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ucapkanlah: Qul huwa
Allahu ahad dan al-Mu’awwidzataini ketika sore dan
pagi tiga kali. Maka hal itu sudah cukup menjadi perlindungan bagimu dari
(gangguan) segala sesuatu.” (HR. Abu Daud, At Turmudzi dan dishahihkan
al-Albani)
Keterangan:
·
Al Mu’awwidzataini: surat Al Falaq dan surat An Nas
·
Tiga surat tersebut dibaca sekaligus kemudian diulangi 3 kali
Ketiga, Membaca Doa
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الـمُلْكُ لِلَّهِ. وَالْـحَمْــــدُ
لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْـــدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلـمُلْكُ
وَلَهُ الْـحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْـــرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ
خَيْرَ مَا فِي هَذَا الْيَومِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ. وَأَعُوذُ بِكَ مِن شَرِّ
مَا فِي هَذَا الْيَومِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ
الْكَسَلِ، وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّار
وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan milik Allah selalu
abadi, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali
Allah, semata-mata Dia, tiada sekutu baginya, semua kerajaan hanya milikNya,
segala puji hanya milikNya, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wahai
Rab-ku, aku mohon kepada-Mu kebaikan yang ada di hari ini dan kebaikan yang ada
pada sesudahnya. Dan aku berlindung kepadaMu dari kejahatan yang ada pada hari
ini dan kejahatan yang ada pada sesudahnya. Wahai Rab-ku, aku berlindung
kepadaMu dari kemalasan dan kondisi yang buruk di hari tua. Wahai Rab-ku, Aku
berlindung kepadaMu dari siksaan di Neraka dan siksa di kubur
Keterangan:
·
Kondisi yang buruk di hari tua: semua keadaan buruk yang menimpa
seseorang disebabkan lanjut usia. Seperti, pikun, kurang akal, atau pelupa.
·
Doa ini dibaca pagi hari. Untuk sore hari, kalimatnya diganti,
أَمْسَينَا وَ أَمْسَى الـمُلْكُ لِلَّهِ. وَالْـحَمْــــدُ
لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْـــدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلـمُلْكُ
وَلَهُ الْـحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْـــرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ
خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيلَةِ وَ خَيْرَ مَا بَعْدَهَا. وَأَعُوذُ بِكَ مِن
شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ
الْكَسَلِ، وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّار
وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan milik Allah selalu
abadi, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali
Allah, semata-mata Dia, tiada sekutu baginya,… dst.
Hadis Selengkapnya:
Abdullah bin Mas’ud radliallahu ‘anhu menceritakan, “Ketika
masuk waktu pagi, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca:
“Ashbah-na wa ash-bahal mulku lillaah…dst. dan ketika masuk waktu sore, beliau
membaca, amsai-na wa amsal mulku lillaah…dst.” (HR. Muslim)
Keempat, Membaca doa
اللَّهُمَ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا،
وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلِيْكَ النُّشُورُ
Ya Allah, dengan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan-Mu kami
memasuki waktu sore. Dengan-Mu kami hidup dan dengan-Mu kami mati. Dan hanya
kepadaMu kebangkitan (semua makhluq)
Keterangan:
·
Dengan-Mu kami memasuki waktu pagi, artinya “dengan nikmat,
penjagaan, dan mengingatMu kami memasuki waktu pagi..
·
Doa ini dibaca pagi hari. Untuk sore hari, kalimatnya diganti,
اللَّهُمَ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ نَحْيَا،
وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلِيْكَ النُّشُورُ
Ya Allah, dengan-Mu kami memasuki waktu sore, dan dengan-Mu kami
memasuki waktu pagi. Dengan-Mu….dst.
Hadis selengkapnya:
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, beliau berkata: Ketika
masuk waktu pagi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca: “Allahumma
bika ashbahnaa….dst.” (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan al-Albani)
Kelima, Sayyidul Istighfar (Pemimpin
Istighfar)
اللَّهُمَ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَــنِـي
وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ
بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ
بِذَنْبِـي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّـهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
Ya Allah! Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak
disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hambaMu.
Aku akan setia pada perjanjianku denganMu dan keyakinanku terhadap apa yang
Engkau janjikan, sekuat kemampuanku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan
yang kuperbuat. Aku mengakui nikmatMu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh
karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali
Engkau
Keterangan:
·
Sayyidul istighfar : As Sayyid artinya
pemimpin atau yang paling mulia. Disebut Sayyid karena dia menjadi tempat
sandaran kebutuhan dan rujukan segala urusan.
·
Dzikir ini disebut pemimpin istighfar, karena dzikir ini
mengandung ungkapan makna taubat yang menyeluruh. Di bagian awal, dzikir ini
menyebutkan pujian untuk Allah dengan sanjungan yang sangat mulia. Kemudian,
dilanjutkan dengan menyebutkan kondisi hamba pada keadaan yang paling
lemah. Sehingga, orang yang membaca dzikir ini, berada di puncak sikap
menundukkan diri kepada Dzat Yang Maha Agung. Sehingga dia menjadi bacaan
istighfar yang paling utama.
·
Makna ‘Aku akan setia pada perjanjianku denganMu’
: maksudnya adalah perjanjian untuk selalu mentauhidkan Allah. Perjanjian ini
Allah terikat melalui pertanyaan Allah kepada semua keturunan Adam, yang
disebutkan di surat Al A’raf, dimana Allah berfirman (yang artinya): “Bukankah
aku ini Tuhan kalian? Mereka menjawab: Betul.” (QS. Al A’raf: 172)
·
Keyakinanku terhadap apa yang Engkau janjikan: maksudnya, aku
yakin bahwa jika aku memenuhi janjiku maka Engkau akan memenuhi janjiMu berupa
surgaMu.
Keutamaan:
Dari Syaddad bin Aus radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
سَيِّدُ الاِسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّى ،
لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، ….» . قَالَ « وَمَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ
مُوقِنًا بِهَا ، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِىَ ، فَهُوَ مِنْ
أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهْوَ مُوقِنٌ بِهَا ،
فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
“Sayyidul istighfar adalah bacaan: Allahumma anta
rabbii….dst. Barangsiapa yang membacanya di siang hari dengan meyakini
isinya, kemudian dia meninggal di hari itu sebelum masuk waktu sore maka dia
termasuk penduduk surga. Barangsiapa yang membacanya di awal malam dengan
meyakini isinya, kemudian dia meninggal sebelum masuk waktu pagi maka dia
termasuk penduduk surga.” (HR. Ahmad, Bukhari dan yang lainnya).
Demikian bagian pertama untuk dzikir pagi petang yang manfaatnya
ibarat baju besi bagi manusia. insyaaAllah bersambung ke zikir lainnya.
Allahu a’lam.
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan
Pembina Konsultasisyariah.com)
0 komentar:
Posting Komentar