Ada perintah dzikir setelah shalat Jumat? Bagaimana bentuk
dzikir tersebut?
Allah Ta’ala berfirman,
فَإِذَا
قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ
وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak (berdzikirlah
pada-Nya) supaya kamu beruntung.” (QS. Al Jumu’ah: 10).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di berkata bahwa yang
dimaksud adalah jika kalian telah selesai shalat Jumat carilah rezeki dan
berdaganglah. Namun karena berdagang itu kemungkinan besar membuat seseorang
lalai dari dzikir maka Allah ingatkan untuk banyak berdzikir yaitu “banyaklah
berdzikir pada Allah”. Berdzikirlah ketika berdiri, saat duduk, saat berbaring
supaya kalian menjadi orang-orang yang beruntung. Karena ingatlah bahwa banyak
berdzikir pada Allah sebab datangnya keberuntungan. (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 863).
Syaikh As Sa’di juga menyatakan di kitab yang lain,
“Berdzikirlah di saat kalian berdiri, di saat kalian duduk, di setiap aktivitas
dan keadaan kalian. Karena dzikir pada Allah adalah jalan keberuntungan. Dzikir
akan membuat seseorang menggapai keberuntungan dan selamat dari bahaya. Bentuk
dzikir bisa dengan bermuamalah yang baik kepada sesama. Karena segala perbuatan
ibadah untuk mendekatkan diri pada Allah termasuk dzikir. Setiap perbuatan di
mana seseorang mengharap pahala dari Allah termasuk dzikir. Jika seseorang
berlaku baik dalam muamalah, tidak berbuat curang, dan muamalah (jual beli)
yang dilakukan untuk meraih ridha Allah karena seperti itu Allah sukai dan
Allah melarang transaksi yang haram yang mengundang bahaya, juga ia memberikan
kemudahan dalam transaksi, maka itu termasuk ihsan dan suatu yang utama. Itu
semua termasuk dzikir pada Allah.” (Taisir Al Lathifil Mannan, hal. 140).
Berarti bentuk dzikir yang dimaksudkan dalam ayat bisa dengan
melakukan jual beli yang benar.
Semoga waktu-waktu kita bisa terus diisi dengan dzikir pada Allah.
Referensi:
Taisir Al Karimir Rahman, Syaikh ‘Abdurrahman bin
Nashir As Sa’di, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1423 H.
Taisir Al Lathifil Mannan, Syaikh ‘Abdurrahman bin
Nashir As Sa’di, terbitan Darul ‘Ashimah, cetakan pertama, tahun 1430 H.
0 komentar:
Posting Komentar