Salah satu yg dipersoalkan org
nasrani adalah kematian Isa al masih. Dalam islam isa tidak disalib, yg disalib
adalah murid pengkhianat yg wajahnya dijadikan wajah isa. Isa sendiri
diangkat oleh ALLAH.
Namun dlm teks Al Quran QS 3:55;
5:117 dan 19:33 dinyatakan bhw Isa wafat.
Mereka bertanya mengapa ada
perbedaan antara teks Al Quran dgn penjelasan bhw Isa diangkat.
Ini yang jadi alasan pendeta
untuk meyakinkan bahwa ada yg bertentangan dlm al-Quran.
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu
‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Aqidah kaum muslimin yang
diajarkan oleh Allah dalam al-Quran, bahwa Nabi Isa ‘alaihis salam masih hidup
dan tidak mati.
Allah ceritakan makar orang
yahudi dan bantahan terhadap anggap anggapan mereka,
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ
رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ
الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ
إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا .
“Karena ucapan mereka (orang
Yahudi): “Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul
Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi
(yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa,
benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah Isa.” (QS. An-Nisa:
157)
بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
“Tetapi (yang sebenarnya), Allah
telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (QS. An-Nisa:
158).
Dalam tafsirnya, Imam Ibnu
Athiyah mengatakan,
أجمعت الأمة على ما تضمنه الحديث المتواتر من أن عيسى في السماء حي،
وأنه سينزل في آخر الزمان فيقتل الخنزير ويكسر الصليب ويقتل الدجال ويفيض العدل
وتظهر به الملة – ملة محمد صلى الله عليه وسلم – ويحج البيت ويبقى في الأرض أربعا
وعشرين سنة وقيل أربعين سنة
“Umat Islam sepakat terhadap
makna yang disebutkan dalam banyak hadis yang mutawatir, bahwa nabi Isa berada
di langit, masih hidup. Dia akan turun di akhir zaman, membunuh babi,
mematahkan salib, membunuh Dajjal, memenuhi bumi dengan keadilan, dan agama
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi menang. Beliau juga berhaji ke
ka’bah, dan tinggal di muka bumi selama 24 tahun. Ada yang mengatakan selama 40
tahun.” (al-Muharar al-Wajiz, 1:429).
Makna kalimat “Allah Mewafatkanmu”
Sebelumnya kami ingatkan satu
prinsip, kembalikan bahasa kepada yang punya.
Al-Quran Allah turunkan berbahasa
arab. Untuk menjawab pertanyaan mengenai makna kandungan al-Quran, kembalikan
kepada mereka yang paham bahasa arab.
Kita tidak mungkin mengembalikan
tafsir al-Quran kepada keterangan pendeta atau orang nasrani. Mereka tidak
memiliki kapasitas dalam hal ini. Kecuali jika kita memiliki prinsip bebas
nilai, semua relatif, sehingga tidak ada standar kebenaran.
Ayat yang dimaksudkan adalah
firman Allah,
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ
إِلَيَّ
(Ingatlah), ketika Allah
berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir
ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku. (QS.
Ali Imran: 55)
Kita simak keterangan Ibnul
Jauzi. Beliau menyebutkan perbedaan pendapat ulama tentang masalah ini.
Pertama, kata mutawaffiika [مُتَوَفِّيكَ]
artinya bukan “mematikan
kamu”.
Kata ‘tawaffa’ [التوفي]
diturunkan dari kata iftifa’
al-Adad [استيفاء العدد] yang artinya memenuhi dan
menyempurnakan.
Sehingga makna: “inni mutawaffiika” [إِنِّي
مُتَوَفِّيكَ]: Aku angkat dirimu dari bumi dalam kondisi sempurna, utuh, tidak
mendapatkan dampak buruk sedikitpun dari usaha orang yahudi.
Ini merupakan pendapat al-Hasan
al-Bashri, Ibnu Juraij, Ibnu Qutaibah, dan yang dipilih oleh al-Farra’.
Diantara dalil pendukung pendapat
ini adalah firman Allah,
فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ
وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Setelah Engkau menyempurnakanku,
Engkau yang mengawasi mereka. Dan Engkau menjadi saksi atas segala sesuatu.” (QS. al-Maidah: 117)
Makna ayat, “setelah Engkau
mengangkatku…” karen penyimpangan orang nasrani dilakukan setelah beliau
diangkat oleh Allah.
Kedua, kata mutawaffiika [مُتَوَفِّيكَ]
artinya mewafatkan kamu, dalam arti mencabut nyawamu.
Namun ini bukan berarti
membenarkan keyakinan yahudi bahwa Nabi Isa telah meninggal ketika itu. Akan
tetapi, ayat ini mengalamitaqdim wa
tak-khir (perubahan urutan). Sehingga, yang seharusnya di
belakang, ditaruh di depan. Dan pola bahasa taqdim
wa tak-khirsudah dikenal oleh masyarakat arab.
Sehingga tafsir ayat,
إِنِّي رَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُتَوَفِّيكَ
“Aku mengangkatmu dan
mewafatkanmu…”
Artinya, wafatnya Nabi Isa
‘alaihis salam baru terjadi setelah beliau diangkat oleh Allah ke langit,
kemudian nanti akan diturunkan kembali ke bumi.
Ini adalah pendapat az-Zajjaj dan
al-Farra’ dalam salah satu pendapatnya.
Said bin Musayib mengatakan,
“Nabi Isa diangkat di usia 33 tahun.”
(Zadul
Masir, 1/347)
Klaim orang nasrani atau orang
liberal bahwa ada yang bertentangan dalam al-Quran, sebabnya karena mereka
gagal paham terhadap firman Allah. Karena mereka berbicara di luar
kapasitasnya. Andai mereka diam, tentu saja lebih terhormat.
Allahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar