Benarkah asal usul hantu pocong
itu dari orang yang meninggal dunia dan sewaktu dimakamkan tali kain kafan
mereka tidak dilepas, sehingga arwah si mayat beterbangan tidak tenteram untuk
meminta tolong dibukakan tali kafannya.
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu
‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Banyak diantara aqidah dan
keyakinan yang tersebar di masyarakat kita, yang bersumber dari mitos dan
tahayul. Sama sekali tidak didukung dengan dalil, baik al-Quran, hadis, maupun
keterangan sahabat.
Diantaranya fenomena tentang
pocong. Sebagian masyarakat meyakini, pocong adalah jelmaan dari mayit yang
kain kafannya lupa tidak dibuka ketika dimakamkan. Karena tidak dibuka, dia
gentayangan dan mendatangi rumahnya atau masyarakat lainnya.
Ada beberapa sisi negatif dari
keyakinan ini,
Pertama, keyakinan mayit kembali ke
rumah setelah dimakamkan
Ini termasuk keyakinan jahiliyah,
yang telah diingkari oleh Allah dalam al-Quran. Allah berfirman,
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ
. لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ
قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Demikianlah Keadaan orang-orang
kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia
berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku bisa berbuat amal
yang saleh yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu
adalah Perkataan yang dia ucapkan saja. dan di hadapan mereka ada dinding
sampal hari mereka dibangkitkan. (QS.
Al-Mukminun: 99 – 100)
Allah mengabarkan bagaimana orang
kafir menyesali hidupnya. Mereka berharap agar dikembalikan ke dunia di
detik-detik menghadapi kematian. Sehingga mereka mendapat tambahan usia untuk
memperbaiki dirinya. Namun itu hanya ucapan lisan, yang sama sekali tidak
bermanfaat baginya. Kemudian Allah menyatakan bahwa setelah mereka mati akan
ada barzakh, dinding pemisah antara dirinya dengan kehidupan dunia. Mereka yang
sudah memasuki barzakh, tidak akan lagi bisa keluar darinya. (Tafsir As-Sa’di,
hlm. 559).
Kedua, keyakinan bahwa ruh mayit masih
di dunia
Keyakinan ini bertentangan dengan
aqidah islam bahwa orang yang menigga ruhnya berada di alam barzakh.
Pada surat Al-Mukminun di atas,
Allah telah menegaskan bahwa ada barzakh (dinding pemisah) antara orang yang
telah meninggal dan kehidupan dunia. Dan itu terjadi sejak mereka meninggal
dunia. Selanjutnya masing-masing sudah sibuk dengan balasan yang Allah berikan
kepada mereka. Ruh orang baik, berada di tempat yang baik, sebaliknya, ruh
orang jelek berada di tempat yang jelek.
Dalam sebuah riwayat, seorang
tabiin bernama Masruq pernah bertanya kepada sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu, tentang tafsir firman Allah,
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ
أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
Janganlah kamu mengira bahwa
orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi
Tuhannya dengan mendapat rezki. (QS.
Ali Imran: 169)
Ibnu Mas’ud menjawab, “Saya
pernah tanyakan hal ini kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, dan beliau menjawab,
أرواحهم في جوف طير خضر لها قناديل معلقة بالعرش تسرح من الجنة حيث
شاءت ثم تأوي إلى تلك القناديل فاطلع إليهم ربهم اطلاعة ، فقال : هل تشتهون شيئا ؟
قالوا : أي شيء نشتهي ونحن نسرح من الجنة حيث شئنا . ففعل ذلك بهم ثلاث مرات ،
فلما رأوا أنهم لن يُترَكوا من أن يَسألوا قالوا : يا رب نريد أن ترد أرواحنا في
أجسادنا حتى نقتل في سبيلك مرة أخرى ، فلما رأى أن ليس لهم حاجة تُركوا
“Ruh-ruh mereka di perut burung
hijau. Burung ini memiliki sarang yang tergantung di bawah ‘Arsy. Mereka bisa
terbang kemanapun di surga yang mereka inginkan. Kemudian mereka kembali ke
sarangnya. Kemudian Allah memperhatikan mereka, dan berfirman: ‘Apakah kalian
menginginkan sesuatu?’ Mereka menjawab: ‘Apa lagi yang kami inginkan, sementara
kami bisa terbang di surga ke manapun yang kami inginkan.’ Namun Allah selalu
menanyai mereka 3 kali. Sehingga ketika mereka merasa akan selalu ditanya,
mereka meminta: ‘Ya Allah, kami ingin Engkau mengembalikan ruh kami di jasad
kami, sehingga kami bisa berperang di jalan-Mu untuk kedua kalinya.’ Ketika
Allah melihat mereka sudah tidak membutuhkan apapun lagi, mereka ditinggalkan.”
(HR. Muslim no. 1887)
Demikian pula ruh orang yang
jahat. Mereka mendapat hukuman dari Allah sesuai dengan kemaksiatan yang mereka
lakukan. Keterangan selengkapnya tentang ini, bisa anda simak di artikel: Tempat Roh Setelah
Kematian
Hakekat Pocong
Barangkali ada yang berkomentar,
banyak bukti orang yang melihat pocong, bahkan ada yang tertangkap kamera.
Pocong betul-betul ada.
Baik. Tulisan di atas, sama
sekali tidak mengingkari keberadaan pocong. Jika benar pengakuan orang yang
pernah melihatnya, kita tidak menolaknya. Mengingkari hal ini sama halnya
menolak realita. Namun maksud tulisan di atas adalah mengingkari keyakinan di
masyarakat bahwa pocong merupakan jelmaan dari ruh orang meninggal, yang tali
kafannya tidak dilepas ketika dimakamkan. Karena jelas ini keyakinan yang
bertentangan dengan aqidah islam.
Karena itu, jika anda mengakui
keberadaan pocong, yakini bahwa itu bukan jelmaan roh manusia yang meninggal.
Lalu siapa itu pocong?
Jawabannya jelmaan jin. Jin
menjelma dengan rupa pocong. Karena jin bisa menjelma menjadi makhluk
yang lain, sehingga bisa terindra oleh manusia. Baik dengan dilihat, didengar,
atau diraba. Sebagaimana kisah Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Bahwa beliau pernah ditugasi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjaga zakat ramadhan. Malam
harinya datang seorang pencuri dan mengambil makanan. Dia langsung ditangkap
oleh Abu Hurairah. “Akan aku laporkan kamu ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam.” Orang inipun memelas. Minta dilepaskan karena dia sangat membutuhkan
dan punya tanggungan keluarga. Dilepaslah pencuri ini. Siang harinya Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Abu Hurairah tentang kejadian
semalam. Setelah diberi laporan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Dia dusta, dia akan kembali lagi.” Benar, di malam kedua dia datang lagi.
Ditangkap Abu Hurairah, dan memelas, kemudian beliau lepas. Malam ketiga dia
datang lagi. Kali ini tidak ada ampun. Orang inipun minta dilepaskan. “Lepaskan
aku, nanti aku ajari bacaan yang bermanfaat untukmu.” Dia mengatakan:
إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ، فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ:
{اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّومُ}، حَتَّى تَخْتِمَ الآيَةَ،
فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلاَ يَقْرَبَنَّكَ
شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ
“Jika kamu hendak tidur, bacalah
ayat kursi sampai selesai satu ayat. Maka akan ada penjaga dari Allah untukmu,
dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi.”
Di pagi harinya, kejadian ini
dilaporkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. kemudian beliau bersabda:
“Kali ini dia benar, meskipun aslinya dia pendusta.” (HR. Bukhari 2311)
Yang ditangkap oleh Abu Hurairah
waktu itu adalah jin yang menjelma menjadi bentuk lain. Ketika menjelaskan
hadis ini, al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan,
“Jin terkadang menjelma dengan
berbagai bentuk sehingga memungkinkan bagi manusia untuk melihatnya. Firman
Allah Ta’ala, ‘Sesungguhnya iblis dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu
tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka,’ khusus pada kondisi
bentuknya yang asli sebagaimana dia diciptakan.” (Fathul Bari, 4/489).
Sebagaimana jin bisa menjelma
seperti anak kecil, jin juga bisa menjelma menjadi makhluk yang lain seperti
yang diilustrasikan oleh manusia. Jin bisa berubah wujud wanita berambut
panjang dengan wajah pucat, kemudian diistilahkan dengan kuntilanak, bisa juga
berbentuk manusia dibalut kain mori putih, kemudian diistilahkan dengan pocong,
atau model-model lainnya.
Tentu saja ini akan berbeda lagi
dengan model klenik masyarakat di belahan daerah lainnya. Sebagian ada yang
mengilustrasikan seperti vampire atau dracula, atau mayat hidup seperti zombi.
Meskipun model-model hantu ‘luar negeri’ ini tidak dikenal di masyarakat kita,
sebagaimana model kuntilanak juga tidak dikenal di masyarakat cina.
Apapun itu, yang jelas semua itu
bukan bentuk asli mereka, tapi perubahan wujud mereka yang ‘dilaporkan’ pernah
terlihat oleh manusia. Sementara berbagai istilah yang beredar, tuyul,
kuntilanak, pocong, vampire, drakula, dst. semuanya murni penamaan dari
manusia.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur
Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
0 komentar:
Posting Komentar