Al Lajnah Ad Da-imah pernah
ditanya: Di negeri kami ada sekelompok saudara kami yang berpegang teguh dengan
ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan
memelihara jenggot. Akan tetapi, mereka ini menyelisihi kami dalam beberapa
perkara. Di antaranya adalah dalam berpuasa Ramadhan. Mereka enggan untuk
berpuasa sampai mereka sendiri dengan mata kepala melihat hilal (bulan sabit
tanggal satu kalender Hijriyah, pen).
Pernah suatu waktu, kami
memulai puasa Ramadhan satu atau dua hari sebelum mereka.
Terkadang pula mereka
berhari raya satu atau dua hari setelah kami merayakan Idul Fithri. Ketika kami
bertanya pada mereka tentang puasa pada hari raya, mereka malah menjawab, “Kami tidak mau berhari raya dan tidak mau berpuasa sampai kami
melihat sendiri hilal dengan mata kepala kami.” Mereka beralasan dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berpuasalah karena melihat hilal dan berhari rayalah karena
melihatnya”. Akan tetapi, mereka tidaklah menentukan ru’yah dengan alat
tertentu sebagaimana yang kalian ketahui. Mereka juga menyelisihi kami dalam
shalat ‘ied, mereka tidak shalat kecuali satu hari setelah ‘ied sesuai dengan
ru’yah yang mereka lakukan. Semacam ini pula terjadi ketika Idul Adha, mereka
menyelisihi kami dalam memulai menyembelih hewan kurban dan wukuf di Arofah.
Mereka baru merayakan Idul Adha setelah dua hari kami merayakannya. Mereka
tidaklah menyembelih hewan kurban kecuali setelah seluruh kaum muslimin
menyembelih. Mereka juga shalat di masjid yang ada kuburan lalu mereka
mengatakan bahwa tidaklah diharamkan shalat di masjid yang ada kuburan. Semoga Allah membalas amal kebaikan kalian.
Jawab:
Wajib bagi mereka untuk
berpuasa dan berhari raya sebagaimana manusia pada umumnya. Hendaklah pula mereka melaksanakan shalat ‘ied bersama dengan kaum
muslimin yang lainnya yang berada di negeri mereka. Hal ini berdasarkan sabda
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ والإِفْطَارُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ
“Awal puasa adalah hari yang kamu semua memulai puasa. Idul fithri
adalah hari yang kamu semua merayakan idul fithri. Idul Adha adalah hari yang
kamu semua merayakan idul adha.” [1]
Semoga Allah memberi kita
taufik. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Al Lajnah Ad Da’imah Lil Buhuts
Al ‘Ilmiyah wal Ifta’
Anggota : Abdullah bin
Ghodyan,
Wakil Ketua : Abdur Rozaq
‘Afifi,
Ketua : ‘Abdul ‘Aziz bin
‘Abdillah bin Baz
Fatawa no. 10973 Al Lajnah Ad
Da-imah lil Buhuts Ilmiyyah wal Ifta’ (Komisi Fatwa di Saudi Arabia)
Footnote:
[1] HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah. Dishohihkan oleh Syaikh Al
Albani dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 224
0 komentar:
Posting Komentar