Kita boleh pusa sunah tidak ketika mauled nabi? Dosa tidak?
(ketika puasa di hari maulid nabi, red)
Dari: Fasah Ribu
Jawaban:
Jawaban:
Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, wa ba’du,
Pertama, kita dianjurkan puasa setiap hari senin. Puasa ini dilakukan
setiap pekan, setiap hari senin.
Dari Abu Qatadah al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang kebiasaan
beliau berpuasa hari senin. Beliau menjawab,
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَيَوْمٌ بُعِثْتُ
“Itu adalah hari dimana aku dilahirkan dan hari aku
diutus.” (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain, dalam sebuah hadis dari Usamah bin Zaid,
beliau ditanya tentang alasan sering melaksanakan puasa senin dan kamis. Jawab
beliau,
ذَانِكَ يَوْمَانِ تُعْرَضُ فِيهِمَا الْأَعْمَالُ عَلَى رَبِّ
الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Dua hari ini dilaporkan amal kepada Rabbul alamin, dan aku
ingin, ketika amalku dilaporkan, aku dalam kondisi puasa.” (HR. An-Nasa’i,
dan dinilai hasan shahih oleh al-Albani).
Berdasarkan hadis ini, sebagian ulama menyimpulkan, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa sunah hari senin, karena dua
alasan,
1. Karena pada hari itu amal para hamba dilaporkan kepada
Allah, dan beliau ingin ketika amal beliau dilaporkan, beliau dalam kondisi
puasa.
2. Pada hari itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan
dan diutus oleh Allah. Maka beliau puasa sebagai bentuk rasa syukur kepada
Allah.
Namun sekali lagi, puasa senin yang dilakukan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam itu, dikerjakan setiap pekan dan bukan setahun
sekali atau selapan sekali. Sehingga ketika kita hendak mewujudkan rasa syukur
seperti yang beliau lakukan, selayaknya puasa senin itu kita lakukan secara
rutin.
Kedua, terdapat banyak puasa sunah yang dianjurkan dalam Islam. Dan
secara umum, puasa sunah dalam islam dibagi menjadi dua:
1. Puasa sunah mutlak
Puasa sunah mutlak adalah puasa sunah yang dikerjakan tanpa
dibatasi waktu maupun tempat tertentu. Artinya bisa dikerjakan kapanpun selama
tidak bertepatan dengan hari terlarang puasa, seperti hari raya, hari tasyrik,
hari Jumat saja, atau hari Sabtu saja.
2. Puasa sunah muqayad
Puasa sunah muqayad adalah puasa sunah yang
dikerjakan pada hari tertentu, berdasarkan anjuran dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Puasa ini ada yang tahunan, ada yang bulanan, dan ada
yang mingguan. Seperti puasa Asyura di setiap tanggal 10 Muharam, puasa Arafah
di setiap tanggal 9 Dzulhijjah, puasa Senin-Kamis setiap pekan, puasa hari
putih (tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan), 6 hari di bulan Syawal, puasa
Sya’ban, dst.
Dari sekian banyak puasa sunah muqayad yang
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak ada yang namanya
puasa hari maulid. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
mengajarkan puasa tahunan. Demikian pula, tidak kita jumpai beliau atau para
sahabat melaksanakan puasa di hari maulid. Ini semua menunjukkan bahwa puasa
maulid jatuh pada tanggal 12 rabi’ul awal, bukan termasuk puasa yang
disyariatkan. Terlebih, para ulama ahli sejarah berbeda pendapat tentang
tanggal lahirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kecuali jika tanggal 12 rabiul awal jatuh pada hari kamis, seperti
saat ini (24 januari 2013). Kita dianjurkan untuk melaksanakan puasa kamis,
bukan karena ini hari maulid, namun karena hari ini adalah hari kamis. Namun
satu catatan, tidak boleh kita yakini, puasa hari kami saat ini memiliki nilai
lebih atau keutamaan tambahan, karena alasan bertepatan dengan hari
maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allahu a’lam
Referensi:
Fatwa Islam, no. 137931
0 komentar:
Posting Komentar