5
Amalan Ketika Mendengar Azan
Ada lima amalan yang semestinya
diamalkan ketika mendengar azan. Apa saja itu?
Lima amalan tersebut telah
disebutkan oleh Ibnul Qayyim sebagai berikut:
(1) mengucapkan seperti apa yang
diucapkan oleh muadzin.
(2) bershalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Allahumma sholli ‘ala Muhammad atau membaca shalawat ibrahimiyyah
seperti yang dibaca saat tasyahud.
(3) minta pada Allah untuk
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wasilah dan keutamaan sebagaimana
yang disebutkan dalam hadits Jabir bin ‘Abdillah: Allahumma robba hadzihid da’watit taammah wash sholatil qoo-imah,
aati Muhammadanil wasilata wal fadhilah, wab’atshu maqoomam mahmuuda alladzi wa
‘adtah …
(4) membaca: Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa anna
muhammadan ‘abduhu wa rasuluh, radhitu billahi robbaa wa bi muhammadin rosulaa
wa bil islami diinaa,
sebagaimana disebutkan dalam hadits Sa’ad bin Abi Waqqash.
(5) memanjatkan doa sesuai yang
diinginkan. (Lihat Jalaa-ul Afham hal. 329-331)
Dalil untuk amalan nomor satu
sampai dengan tiga disebutkan dalam hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash,
ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا
يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَىَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِىَ الْوَسِيلَةَ
فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِى الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ
اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِىَ الْوَسِيلَةَ
حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ
“Jika kalian mendengar muadzin,
maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin. Kemudian bershalawatlah
untukku. Karena siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan
bershalawat padanya (memberi ampunan padanya) sebanyak sepuluh kali. Kemudian
mintalah wasilah pada Allah untukku. Karena wasilah itu adalah tempat di surga
yang hanya diperuntukkan bagi hamba Allah, aku berharap akulah yang
mendapatkannya. Siapa yang meminta untukku wasilah seperti itu, dialah yang
berhak mendapatkan syafa’atku.”
(HR. Muslim no. 384).
Adapun meminta wasilah pada Allah
untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan dalam hadits dari
Jabir bin Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ
هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا
الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِى وَعَدْتَهُ
، حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa mengucapkan setelah
mendengar adzan ‘allahumma robba hadzihid da’watit taammah wash sholatil
qoo-imah, aati Muhammadanil wasilata wal fadhilah, wab’atshu maqoomam mahmuuda
alladzi wa ‘adtah’ [Ya Allah, Rabb pemilik dakwah yang sempurna ini (dakwah
tauhid), shalat yang ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad wasilah (kedudukan
yang tinggi), dan fadilah (kedudukan lain yang mulia). Dan bangkitkanlah beliau
sehingga bisa menempati maqom (kedudukan) terpuji yang telah Engkau janjikan
padanya], maka dia akan mendapatkan syafa’atku kelak.” (HR.Bukhari no. 614 )
Ada juga amalan sesudah
mendengarkan azan jika diamalkan akan mendapatkan ampunan dari dosa. Dari Sa’ad
bin Abi Waqqash, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنَ أَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً وَبِالإِسْلاَمِ
دِينًا. غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ
“Siapa yang mengucapkan setelah
mendengar azan: Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa anna
muhammadan ‘abduhu wa rasuluh, radhitu billahi robbaa wa bi muhammadin rosulaa
wa bil islami diinaa (artinya: aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang
berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, aku ridha sebagai Rabbku, Muhammad
sebagai Rasul dan Islam sebagai agamaku), maka dosanya akan diampuni.” (HR. Muslim no. 386)
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bahwa
seseorang pernah berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya muadzin selalu
mengungguli kami dalam pahala amalan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قُلْ كَمَا يَقُولُونَ فَإِذَا انْتَهَيْتَ فَسَلْ
تُعْطَهْ
“Ucapkanlah sebagaimana
disebutkan oleh muadzin. Lalu jika sudah selesai kumandang azan, berdoalah,
maka akan diijabahi (dikabulkan).”
(HR. Abu Daud no. 524 dan Ahmad 2: 172. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa
hadits ini hasan). Artinya, doa sesudah azan
termasuk di antara doa yang diijabahi.
Setelah menyebutkan lima amalan
di atas, Ibnul Qayyim berkata, “Inilah lima amalan yang bisa diamalkan sehari
semalam. Ingatlah yang bisa terus menjaganya hanyalah as saabiquun, yaitu yang
semangat dalam kebaikan.” (Jalaa-ul
Afham, hal. 333).
Mari kita amalkan walaupun
sederhana, yang penting rutin dan istiqamah. Hanya Allah yang memberi taufik
dan hidayah.
Referensi:
Jalaa-ul Afham fii Fadhli Ash
Shalah was Salaam ‘ala Muhammad Khoiril Anam, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, terbitan Dar Ibni Katsir, cetakan
kedua, tahun 1432 H.
0 komentar:
Posting Komentar