Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Setiap ucapan, jika diiringi dengan pemahaman terhadap maknanya,
akan memberikan pengaruh yang lebih. Terlebih ketika ucapa itu bentuknya doa.
Karena itulah, diantara ketentuan doa yang mustajab adalah doa yang dibaca
dengan hati yang sadar, memahami apa yang dia minta, dan diiringi harapan besar
kepada Dzat yang diminta. Sebaliknya, doa yang dilantunkan dengan hati yang
lalai, yang tidak memahami apa yang diucapkan dalam doa, bisa menjadi sebab doa
itu tertolak.
Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا
أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
Berdoalah dengan disertai keyakinan akan dikabulkan. Ketahuilah
bahwa Allah tidak akan mengijabahi doa dari orang yang hatinya lalai. (HR. Turmudzi 3816dan dihasankan al-Albani)
Diantara doa yang kurang kita perhatikan maknanya adalah ucapan
salam. Sehingga banyak orang menyampaikan salam, namun terkesan tidak serius.
Sehingga yang terdengar bukan bunyi assalamu alaikum, tapi
kadang slamlekum, atau bahkan hanya mlekum atau
kalimat salam yang pengucapannya terlalu cepat…
Agar salam yang kita baca lebih dahsyat pengaruhnya, mari kita
lihat makna dari kalimat ini lebih dekat. Terutama untuk penggalan
pertama, Assalamu ‘alaikum [السلام عليكم],
Dalam Fathul Majid dinyatakan,
السلام اسم مصدر. وهو من ألفاظ الدعاء. يتضمن الإنشاء والإخبار، فجهة
الخبر فيه لا تناقض الجهة الإنشائية
Assalam adalah isim masdar (kata dasar), dan termasuk lafadz doa,
mengandung makna insya’ (pernyataan yang memiliki tujuan) dan khabar
(pernyataan berita). Sisi makna khabar tidak bertentangan dengan makna insya’.
Kemudian beliau menyebutkan khilaf ulama mengenai makna salam. Di
sana ada beberapa pendapat yang masyhur,
[1] As-Salam adalah Allah, karena salah satu nama Allah adalah
as-Salam
Seperti yang ditunjukkan dalam firman-Nya,
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ
السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ
Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Sang Raja, Yang Maha
Suci, Yang Maha Salam, Yang Mengaruniakan Keamanan … (QS. al-Hasyr: 23).
Dan makna nama Allah as-Salam adalah Allah terbebas dari semua
kekurangan dan kesamaan dengan makhluk namun Dialah Dzat yang memiliki
sifat-sifat kesempurnaan.
Berdasarkan makna ini, ketika ada seorang muslim mengucapkan
“Assalamu alaikum” kepada muslim yang lain, berarti dia mendoakan, ‘Semoga
Allah Dzat as-Salam bersama kalian, sehingga rahmat dan keberkahannya,
turun kepada kalian.’
[2] As-Salam merupakan isim masdar yang artinya as-Salamah (keselamatan).
Karena itu, bisa dibaca dengan makrifat (ada alif lam di depan), yaitu
“Assalamu”, dan bisa juga dibaca dengan nakirah (tanpa ada alif lam di depan),
yaitu Salamun.
Berdasarkan makna ini, ketika ada seorang muslim mengucapkan
“Assalamu alaikum” kepada muslim yang lain, berarti dia mendoakan, ‘Semoga
keselamatan bersama kalian…”
Baik makna yang pertama maupun kedua, ucapan salam dipahami
sebagai kalimat doa dan itu kalimat insya’.
[3] Seperti makna kedua, as-Salam diartikan dengan keselamatan.
Hanya saja berstatus seperti berita (khabar).
Sehingga ketika seorang muslim mengucapkan “Assalamu
alaikum” kepada muslim yang lain, dia memberitakan bahwa anda (yang diberi
salam) saat ini sedang dalam kondisi selamat.
Karena itu, dianjurkan dalam salam, agar orang yang datang memberi
salam kepada orang yang sedang diam. Untuk menyampaikan informasi bahwa anda
(orang yang diam) dalam kondisi selamat dan saya datang tidak untuk mengganggu
anda.
Dan kesemua makna di atas itu benar, sehingga salam yang kita
ucapkan mencakup semua makna di atas.
Demikian, Allahu a’lam.
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan
Pembina Konsultasisyariah.com)
0 komentar:
Posting Komentar