Ada hadis yang menyatakan, menikah itu menyempurnakan ½ agama. Apa
itu benar? Lalu apa maksudnya?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Hadisnya dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من رزقه الله امرأة صالحة فقد أعانه على شطر دينه فليتق الله في
الشطر الباقي
Siapa yang diberi karnia oleh Allah seorang istri yang solihah,
berarti Allah telah menolongnya untuk menyempurnakan setengah agamanya. Karena
itu, bertaqwalah kepada Allah setengah sisanya. (HR. Baihaqi 1916).
Dalam riwayat lain, juga dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إذا تزوج العبد فقد استكمل نصف الدين فليتق الله في النصف الباقي
Ketika seorang hamba menikah, berarti dia telah menyempurnakan
setengah agamanya. Maka bertaqwalah kepada Allah pada setengah sisanya.
Status Hadis:
Ulama berbeda pendapat dalam menilai keabsahan hadis ini. Banyak
yang menilai hadis ini sebagai hadis yang dhaif. Diantaranya al-Haitsami, Ibnul
Jauzi dan al-Iraqi. Sementara itu, ada juga ulama yang menilainya hasan li
ghairihi, seperti yang disebutkan dalam Shahih Targhib wa Tarhib (
2/192).
Makna Hadis
Syahwat manusia dikendalikan 2 hal: perutnya dan kemaluannya.
Dalam hadis dari Ka’ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan pengaruh rakus
manusia karena memenuhi kebutuhan perutnya,
مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلاَ فِى غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا
مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ
Dua serigala lapar yang dilepas di kandang kambing, tidaklah lebih
merusak dibandingkan ketamakan seseorang terhadap dunia dan jabatan, yang bisa
merusak agamanya. (Ahmad 16198, Turmudzi 2550, Ibn Hibban 3228 dan dishahihkan
Syuaib al-Arnauth).
Sementara syahwat biologis mendorong manusia untuk berbuat zina.
Karena itu, orang yang sudah memenuhi kebutuhan biologisnya dengan menikah,
berarti dia menyempurnakan setengah agamanya.
Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin mengatakan,
وقال صلى الله عليه وسلم من تزوج فقد أحرز شطر دينه فليتق الله في
الشطر الثاني وهذا أيضاً إشارة إلى أن فضيلته لأجل التحرز من المخالفة تحصناً من
الفساد فكأن المفسد لدين المرء في الأغلب فرجه وبطنه وقد كفى بالتزويج أحدهما
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
“Siapa yang menikah, berarti telah melindungi setengah agamanya. Karena itu
bertaqwalah kepada Allah untuk setengah agamanya yang kedua.” Ini merupakan
isyarat tentang keutamaan nikah, yaitu dalam rangka mlindungi diri dari
penyimpangan, agar terhinndar dari kerusakan. Karena yang merusak agama manusia
umumnya adalah kemaluannya dan perutnya. Dengan menikah, maka salah satu telah
terpenuhi. (Ihya Ulumiddin, 2/22)
Demikian pula penjelasan yang disampaikan Al-Qurthubi.
Beliau mengatakan,
من تزوج فقد استكمل نصف الدين فليتق الله في النصف الثاني. ومعنى ذلك
أن النكاح يعف عن الزنى، والعفاف أحد الخصلتين اللتين ضمن رسول الله صلى الله عليه
وسلم عليهما الجنة فقال: من وقاه الله شر اثنتين ولج الجنة ما بين لحييه وما بين
رجليه.
“Siapa yang menikah berarti telah menyempurnakan setengah
agamanya. Karena itu bertaqwalah kepada Allah untuk setengah yang kedua.” Makna
hadis ini bahwa nikah akan melindungi orang dari zina. Sementara menjaga
kehormatan dari zina termasuk salah satu yang mendapat jaminan dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan surga. Beliau mengatakan, ‘Siapa yang
dilindungi Allah dari dua bahaya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga,
yaitu dilindungi dari dampak buruk mulutnya dan kemaluannnya.’
(Tafsir al-Qurthubi, 9/327).
Demikian,
Allahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar