Jumat, 02 Desember 2016

Bolehkah menaikkan harga barang agar bisa memberi garansi pada produk yg kita pasarkan? Syukran…

Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Memberikan garansi berarti memberikan jaminan terhadap resiko barang yang dijual. Sementara yang namanya resiko, bisa terjadi dan bisa tidak terjadi. Tidak bisa dipastikan. Karena itu, jaminan resiko semacam ini tidak bisa diperjual belikan. Jika jaminan semacam ini diperjual belikan, yang terjadi adalah memperjual belikan sesuatu yang tidak pasti dan itulah transaksi gharar.
Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ بَيْعِ الْغَرَرِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang jual beli gharar. (HR. Ahmad 7411, Muslim 3881 dan yang lainnya)
Gharar dilarang, karena mengandung mukhatharah (untung-untungan). Dan itulah alasan terbesar diharamkannya judi. Karena untung-untungan, pemicu terbesar permusuhan,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ . إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah…(QS. al-Maidah: 90 – 91)
Ketika unsur mukhatharah ini dihilangkan, maka ketidak-jelasan (gharar) menjadi dibolehkan. Seperti gharar yang gratis atau hanya mengikuti. Sehingga ada dan tidak ada, tidak mempengaruhi konndisi transaksi. Pelaku akad, baik penjual maupun pembeli, tetap bisa mendapatkan manfaat yang sebanding dengan apa yang mereka serahkan.
Karena itulah, gharar yang sifatnya ‘mengikuti’ dibolehkan. Disebut ‘mengikuti’ karena dia bukan transaksi utama. Transaksi utamanya jual beli barang atau jasa, sementara jaminan yang diberikan, statusnya tambahan.
Termasuk diantaranya adalah garansi terhadap barang.
Garansi terhdap resiko kerusakan barang, sifatnya tidak pasti (gharar). Namun jika ini diberikan mengikuti penjualan barang, hukumnya dibolehkan. Karena berarti gharar yang bukan tujuan utama transaksi, dibolehkan. Meskipun bagi penjual, nilai garansi sudah include dengan harga barang.
Dalam al-Ma’ayir as-Syar’iyah – juklak panduan perbankan syariah internasional, diterbitkan di Bahrain – menyatakan,
إذا كان الغرر في المعقود عليه أصالةً مثل بيع الثمر قبل بدوّ (ظهور) صلاحه دون بيع الأصل (أي الشجر) ، ودون شرط القطع ، أما إذا كان الغرر في التابع للمعقود عليه أصالة : فلا يؤثر ، مثل بيع الشجر مع الثمر قبل بدو صلاحه
Apabila gharar dalam objek akad berdiri sendiri, seperti menjual buah sebelum layak panen, sementara pohonnya tidak turut dijual, dan tidak ada kesepakatan langsung diambil. Adapun gharar yang mengikuti objek akad, tidak mempengaruhi akad.. seperti menjual pohon berikut seluruh buahnnya yang belum layak dipanen (al-Ma’ayir as-Syar’iyah)
Bagaimana jika harga barang dinaikkan agar bisa memberikan garansi?
Kembali kepada prinsip, gharar yang sifatnya mengikuti, dibolehkan. Seorang pemilik barang dibolehkan untuk menjual barangnnya dengan harga berapapun sesuai yang dia inginkan, selama tidak terlalu jauh melebihi harga pasar.  Termasuk menaikkan harga agar bisa memberi garansi untuk barang yang dipasarkan.
Karena ketika terjadi transaksi, yang diakadkan adalah barangnya dan bukan garansinya. Tawar menawar terjadi pada barang dan bukan pada garansi. Ini terbukti, ketika terjadi tawar menawar, dan harga barang diturunkan sedikit, garansi tetap melekat dan tidak hilang.
Syaikh Abdullah Jibrin pernah ditanya,
ما حكم رفع سعر السلعة لزيادة مدة الضمان؟
Apa hukum menaikkan harga barang untuk menambah waktu garansi?
Jawab Syaikh Ibnu Jibrin,
لا بأس به إذا كان عن تراض …. أما بيع كروت الضمان مستقلة فلا يجوز
Tidak masalah, selama mereka saling ridha… sementara jual beli kartu garansi secara terpisah, hukumnya tidak boleh. (Dinukil dari Fatwa Islam, no. 6249)
Karena yang ditransaksikan itu barangnya dan bukan jaminan garansi. Masalah ada kenaikan harga, sehingga barang yangn dijual lebih mahal, ini kembali kepada hak pilih konsumen. Karena dia punya hak khiyar (pilih) untuk menentukan apakah lanjut transaksi ataukah mundur.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

0 komentar:

Follow kumpulan tanya jawab islam dan keluarga

Calendar holidays by Excel Calendar

Disclaimer

i don't own anything in this blog. all articles, images, videos belong to its owners / creator. if you think this useful feel free to share, rewrite, or copy
twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Info Harga Komoditi/Pangan

Flag Counter



Data Provided By Google Analytics

Diberdayakan oleh Blogger.

Mari gabung agar kenal & tidak terjerat riba/bunga bank

Bantuan hukum bagi yang terjerat riba (bunga bank)

Pencarian tentang Islam

yufid.com

[Disebutkan keadaan manusia di hari kiamat, "Alangkah baiknya kiranya aku dulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini". QS Al-Fajr : 24]'


Orang ini menyebut akhirat dengan HIDUPKU. Artinya, sekarang ini KEHIDUPAN KITA BELUM DIMULAI

(-_-)

Video Pilihan

Paling Banyak Dibaca

Our Facebook Page