Empat
Prinsip Dasar Komunikasi Produktif
Keterampilan
komunikasi efektif merupakan elemen yang harus dijiwai setiap pelaku bisnis dan
kaum profesional. Berikut empat prinsip dasar menjadi komunikator produktif.
Yodhia
Antariksa, S.E, M.Sc CEO PT. Manajemen Kinerja Utama, firma
konsultan corporate performance management – e-mail: antariksa@explorerHR.org
Komunikasi,
saya kira, demikian esensial dalam roda kehidupan profesional kita. Kita
menyaksikan begitu banyak proyek atau program perusahaan macet di tengah jalan
hanya gara-gara diskomunikasi para anggotanya.
Sebaliknya,
kita juga menyaksikan sebuah arena lingkungan kantor yang berjalan indah
lantaran di dalamnya terbangun proses komunikasi elegan nan produktif.
Sejatinya, keterampilan komunikasi efektif merupakan elemen yang patut dijiwai
setiap pelaku bisnis dan kaum profesional – entah mereka manajer, staf
pelaksana atau para business owner.
Berikut
ini kita telisik empat prinsip dasar yang mesti kita ingat manakala ingin
menjadi komunikator yang produktif.
Prinsip
pertama: fokus pada solusi, bukan pada masalah
Ketika
kita berinteraksi di kantor, acap kita menyaksikan orang sibuk berbicara
mencari kambing hitam, menyalahkan pihak lain, dan melulu berfokus pada
masalah. Bagian produksi menyalahkan orang marketing.Bagian marketing
menyalahkan orang finance. Dan bagian HRD menjadi tempat tumpahan kekesalan
semua departemen – wah capek deh.
Komunikasi
kita akan jauh lebih produktif jika kita fokus pada solusi. Misal, jika kita
menemui hambatan dalam salah satu program kerja di kantor, kita mesti segera
berdiskusi mencari jalan keluar untuk mengatasi hambatan. Otak mesti kita gedor
untuk segera bicara mengenai solusi, dan menutup pintu bagi munculnya kata-kata
yang menyalahkan pihak lain.
Mencari-cari
kesalahan dan meyalahkan pihak lain memang mudah. Secara intuitif, orang
menyukainya! Namun ini hanya buang waktu. Inilah mengapa kinerja perusahaan
macet di tengah jalan. Lipatlah kebiasaan ini dan simpan rapat-rapat dalam
laci. Kelak, jika Anda menemui rintangan, munculkan sikap fokus dan solusi.
Prinsip
kedua: ganti kata-kata “tidak bisa” menjadi “bisa”
Contoh
sederhana: “Pak, kita tidak bisa menyelesaikan proyek ini tanpa dukungan tim
logistik yang andal.” Kalimat ini akan menjadi lebih produktif dan meletupkan
optimisme jika kita ganti menjadi: “Pak, kita bisa menyelesaikan proyek ini
dengan dukungan yang bagus dari tim logistik,” Atau contoh simpel lain: “Nak,
kamu tidak akan naik kelas jika tidak belajar tekun.” Kalimat ini akan menjadi
lebih elegan kalau kita ubah menjadi: “Nak, kamu pasti akan naik kelas jika
rajin belajar.”
Para
pakar psikologi bilang, semakin banyak kata “tidak” dan kata negatif lain yang
kita ucapkan, secara tidak sadar akan mendorong perilaku kita ke arah negatif
(tidak bisa, tidak mampu, dan seterusnya). Sebaliknya, dengan framing kalimat
positif, dan ini dilakukan secara repititif, akan membuat perilaku kita lebih
optimis dan kian produktif.
Itulah
mengapa ada nasihat yang mengharapkan setiap kosa kata yang mengandung makna
negatif (misal: tidak bisa, gagal, tidak mampu, tidak berpengalaman, tidak
kompeten, dan lain-lain) sebaiknya dienyahkan dari perbendaharaan komunikasi
kita sehari-hari.
Prinsip
ketiga: katakan apa yang Anda inginkan, bukan apa yang tidak Anda inginkan
Prinsip
ini mirip dengan prinsip kedua. Yakni mengajarkan kepada kita untuk selalu
membuat frame kalimat positif ketika menyampaikan pesan. Misal, daripada
mengatakan: “Mas, kalau nyetir mobil jangan ngebut”, lebih baik: “Mas, nyetir
mobilnya hati-hati, ya.” Contoh lain: “Kalau bikin laporan, jangan ceroboh dan
banyak bikin kesalahan.” Mengapa tidak kita ganti dengan: “Kalau bikin laporan,
tolong konsentrasi penuh agar semua data tersaji akurat.”
Prinsip
keempat: fokus ke depan, bukan ke masa lalu
Di
lingkungan pergaulan kantor, kita acap mendengar kalimat: “Nah, apa gue bilang
kan …” Atau kalimat seperti ini: “Nah, bener kan apa yang gue sampaikan …” OK,
kalimat-kalimat seperti itu memang membuat yang ngomong merasa “hebat”. But, so
what? Jadi, daripada fokus pada masa lalu, sebaiknya kita ucapkan: “OK, kita
ambil hikmahnya. Mulai sekarang dan ke depan, kita harus lebih …” Kalimat ini
akan membuat mitra bicara kita mendapat respek. Juga akan membuat kita bisa
fokus pada solusi, dan maju ke masa depan yang lebih baik.
Demikianlah
empat prinsip dasar komunikasi efektif. Semuanya, sejatinya simpel, sederhana
dan praktikal. Namun acap kita lupa mempraktekkan dan mengabaikannya. Tak ada
salahnya jika poin-poin kunci tulisan ini Anda print, lalu tempelkan dekat meja
kerja Anda. Siapa tahu Anda menjadi insan lebih produktif dalam membangun
komunikasi. (PM)
Pull-Quote:
#1:
“Otak mesti kita gedor agar segera bicara solusi, dan tutup pintu bagi
munculnya kata-kata menyalahkan pihak lain.
#
2: “Katakan dalam frame kalimat positif, secara repititif, agar kita lebih
optimis dan produktif.”
#
3: “Buatlah selalu frame kalimat positif ketika menyampaikan pesan.”
#
4: “Daripada fokus pada masa lalu, ucapkan yang fokus ke masa depan.
pengusahamuslim.com
0 komentar:
Posting Komentar