Apa makna hadis, “Tidak masuk surga orang yang ada kesombogan
dalam hatiya” karena dalam prakteknya sangat susah.
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Hadis yang dimaksud diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ
مِنْ كِبْر
Tidak masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan seberat
zarrah dalam hatinya.
Kemudian ada sahabat yang bertanya,
“Ada orang yang suka memakai baju bagus, sandal yang bagus. Apakah
termasuk kesombongan?”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ
وَغَمْطُ النَّاسِ
Allah itu indah menyukai sikap berhias. Sombong itu menolak
kebenaran dengan takabbur dan merendahkan orang lain. (HR. Muslim 275)
Macam-macam Sombong
Sebelumnya kita perlu memahami bahwa sombong itu tidak satu
tingkatan, namun sombong itu bertingkat. Dan secara umum, tingkatan sombong
bisa kita bagi menjadi dua,
[1] Sombong yang bertentangan dengan iman secara keseluruhan
Itulah sombong yang menghalangi orang untuk menerima kebenaran
islam. Kesombongan ini yang membuat mereka sama sekali tidak diizinkan masuk
surga. Seperti kesombongan orang kafir, yang menyebabkan mereka tidak mau
beribadah kepada Allah.
Allah berfirman,
Allah berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ
جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Sesungguhnya orang yang sombong sehingga tidak mau beribadah
kepadaku, mereka akan masuk jahanam dengan kondisi terhina.” (QS. Ghafir: 60)
Demikian pula kesombongan Iblis, kesombongan Firaun atau para
musuh nabi lainnya.
Allah berfirman tentang kesombongan Iblis,
Allah berfirman tentang kesombongan Iblis,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآَدَمَ فَسَجَدُوا
إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:
“Sujudlah[36] kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan
dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. al-Baqarah: 34).
Allah juga berfirman tentang kesombongan Fir’aun,
وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا
وَعُلُوًّا
Mereka (fira’un dan pengikutnya) mengingkarinya karena kezaliman
dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. (QS. an-Naml: 14)
Atau seperti sombongnya orang yahudi, sehingga mereka menolak
syariat setiap nabi yang tidak sesuai keinginannya. Allah berfirman,
أَفَكُلَّمَا جَاءكُمْ رَسُولٌ بِمَا لاَ تَهْوَى أَنفُسُكُمُ
اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقاً كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقاً تَقْتُلُونَ
Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu
(pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka
beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain)
kamu bunuh? (QS. al-Baqarah: 87)
[2] Sombong yang tidak
bertentangan dengan iman secara keseluruhan
Sombong jenis ini, tidak sampai menyebabkan pelakunya keluar dari islam, meskipun bisa jadi, itu dosa besar. Seperti menghina orang lain atau merasa lebih berjasa dari pada orang lain.
Sombong jenis ini, tidak sampai menyebabkan pelakunya keluar dari islam, meskipun bisa jadi, itu dosa besar. Seperti menghina orang lain atau merasa lebih berjasa dari pada orang lain.
Bahkan ada kesombongan yang dibenarkan dalam syariat. Seperti
kesombongan di depan pasukan orang kafir ketika perang, untuk menghinakan
mereka.
Pada saat perang uhud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menawarkan sebuah pedang untuk para sahabatnya,
Pada saat perang uhud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menawarkan sebuah pedang untuk para sahabatnya,
“Siapa yang mau mengambil pedang ini dengan menunaikan haknya?”
Kemudian Abu Dujanah bertanya, “Apa haknya Ya Rasulullah?”
Kemudian Abu Dujanah bertanya, “Apa haknya Ya Rasulullah?”
“Engkau menebas leher-leher musuh sampai mereka terpukul mundur.” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kemudian berangkatlah Abu Dujanah, dan dia berjalan menunjukkan
keangkuhannya di depan pasukan musyrikin. Melihat itu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam berkomentar,
إِنَّها لمَشْيَةٌ يُبْغِضُهَا اللهُ إِلَّا فِي مِثْلِ هَذَا
المَوْطِن
Ini cara berjalan yang dibenci Allah, kecuali jika dilakukan di
tempat seperti ini.
Sebagian ulama memahami, yang dimaksud sombong yang menyebabkan
pelakunya terancam tidak masuk surga adalah sombong yang bertentangan dengan
iman.
Perbedaan Memahami Hadis
An-nawawi menyebutkan beberapa pendekatan ulama dalam memahami
hadis ini,
·
[1] Yang dimaksud sombong dalam hadis ini adalah sombong yang
bertentangan dengan iman. Sehingga pelakunya tidak akan bisa masuk surga
selamanya.
·
[2] Bahwa makna hadis, ketika orang itu masuk surga, maka semua
unsur kedzaliman akan dihilangkan dari hatinya. Hati mereka telah dibersihkan
sebelum masuk surga.
Kedua pendapat di atas adalah keterangan al-Khithabi.
Kedua pendapat di atas adalah keterangan al-Khithabi.
·
[3] Mereka tidak masuk surga secara langsung, tapi tertuda.
(Syarh Shahih Muslim, 2/91)
(Syarh Shahih Muslim, 2/91)
Allahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar