Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Istilah muttafaq ‘alaihi gabungan dari frasa
muttafaq (متفق) yang artinya disepakati, dan frasa alaih (عليه) yang artinya atasnya. Sehingga gabungan dari dua frasa ini,
muttafaq ‘alaihi artinya sesuatu yang disepakati.
Mengingat istilah ini digunakan dalam ilmu hadis, maka hadis
muttafaq ‘alaih artinya hadis yang disepakati keshahihannya.
Ada 3 penggunaan istilah muttafaq ‘alaih yang
disampaikan para ulama,
Pertama, hadis yang diriwayatkan Bukhari & Muslim dalam kitab
shahihnya.
Dan riwayat Bukhari – Muslim bisa disebut muttafaq ‘alaih jika
memenuhi 3 syarat,
1.
Hadisnya sama, meskipun redaksinya berbeda
2.
Sahabat yang meriwayatkan sama
3.
Disebutkan dalam kitab shahihnya. Jika diriwayat Bukhari di kitabnya
yang lain, seperti kitab Adabul Mufrad, kitab Tarikh atau yang lainnya, maka
tidak berlaku istilah muttafaq ‘alaih.
Istilah inilah yang digunakan oleh umumnya ulama hadis mutaakhirin.
Kedua, hadis yang diriwayatkan 3 imam, Bukhari, Muslim dalam kitab shahihnya
dan imam Ahmad dalam al-Musnad.
Ini merupakan istilah yang digunakan Majduddin Abul Barakat Abdus
Salam dalam kitabnya Muntaqa al-Akhbar (al-Muntaqa fi al-Ahkam
as-Syar’iyah min kalam Khoiril Bariyah). Kitab ini diberi penjelasan
as-Syaukani menjadi kitab tebal berjudul Nailul Authar.
Di mukadimahnya dinyatakan,
والعلامة لما رواه البخاري ومسلم أخرجاه . ولبقيتهم رواه الخمسة .
ولهم سبعتهم رواه الجماعة . ولأحمد مع البخاري ومسلم متفق عليه
Tanda untuk riwayat Bukhari & Muslim dengan istilah ‘Akhrajahu’,
untuk riwayat selain dua orang ini (Ahmad, Nasai, Abu Daud, Turmudzi, dan Ibnu
Majah) dengan istilah rawahul khamsah. Dan jika diriwayatkan 7 perawi (Bukhari,
Muslim, Ahmad, Nasai, Abu Daud, Turmudzi, dan Ibnu Majah) dengan istilah
Rawahul Jamaah. Dan untuk riwayat Ahmad, Bukhai, dan Muslim dengan
istilah muttafaq ‘alaih. (Nailul Authar, 1/1)
Ketiga, hadis yang sanadnya sahhih, perawinya bebas dari cacat dan
penilaian negatif dari para ulama, meskipun tidak diriwayatkan Bukhari, Muslim,
maupun Imam Ahmad. Dengan kata lain, hadis yang disepakati shahih menurut para
ulama ahli hadis, meskipun tidak diriwayatkan Bukhari & Muslim.
Ulama yang menggunakan istilah muttafaq ‘alaih dengan makna
seperti di atas adalah al-Hafidz Abu Nua’im dalam kitabnya Hilyah al-Auliya.
Syarafuddin Ali bin al-Mufadhal memberikan pejelasan penggunaan
istilah muttafaq ‘alaih menurut Abu Nuaim,
لم يعن أبو نعيم بقوله المشار إليه (متفق عليه) اتفاق البخاري ومسلم
رحمة الله عليهما على إخراجه في كتابيهما ، وإنما أراد به سلامة رجاله من الخلل وعدم
الطعن فيه بعلة من العلل , فيما يظهر لي
Yang dimaksud Abu Nuaim dengan istilah yang beliau sampaikan,
‘Muttafaq ‘alaih’ adalah hadis yang diriwayatkan Bukhari & Muslim dalam
kitab shahihnya. Namun yang beliau maksud adalah hadis yang perawinya selamat
dari celah kekurangan dan tidak ada celaan dengan illah (cacat),
menurut yang saya tahu. (al-Arba’un ‘ala at-Thabaqat, hlm. 457)
Demikian, semoga semakin mendekatkan kita dengan suasana ilmu
mustholah hadis…
0 komentar:
Posting Komentar