Segala
puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah, keluarga, para sahabat
dan orang-orang yang mengikuti petunjuk beliau. Amma ba’du:
[Gempa Bumi,
Di Antara Tanda Kekuasaan Allah][1]
Sesungguhnya
Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap semua yang dilaksanakan dan
ditetapkan. Sebagaimana juga Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap
semua syari’at dan semua yang diperintahkan. Allah menciptakan berbagai
tanda-tanda kekuasaan-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Dia pun menetapkannya
untuk menakut-nakuti hamba-Nya. Dengan tanda-tanda tersebut, Allah mengingatkan
kewajiban hamba-hamba-Nya, yang menjadi hak Allah ‘azza wa Jalla. Hal ini untuk mengingatkan para
hamba dari perbuatan syirik dan melanggar perintah serta melakukan yang
dilarang. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا نُرْسِلُ بِالآيَاتِ إِلا تَخْوِيفًا
“Dan
tidaklah Kami memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.” (QS.
Al-Israa: 59)
Allah Ta’ala juga
berfirman,
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ
حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Kami akan memperlihatkan kepada
mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka
sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu benar. Dan apakah
Rabb-mu tidak cukup (bagi kamu), bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala
sesuatu.” (QS. Fushilat: 53)
Allag Ta’ala pun
berfirman,
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ
عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ
شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ
“Katakanlah (Wahai Muhammad) :
“Dia (Allah) Maha Berkuasa untuk mengirimkan adzab kepada kalian, dari atas
kalian atau dari bawah kaki kalian, atau Dia mencampurkan kamu dalam
golongan-golongan (yang saling bertentangan), dan merasakan kepada sebagian
kalian keganasan sebahagian yang lain” (QS. Al-An’am: 65)
Imam
Bukhari meriwayatkan di dalam kitab shahihnya, dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma,
dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, tatkala turun firman Allah Ta’ala dalam
surat Al An’am [قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ], beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a: “Aku berlindung dengan wajah-Mu”.
Lalu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam melanjutkan (membaca) [أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ],
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a lagi, “Aku berlindung dengan wajah-Mu.” [2]
Diriwayatkan
oleh Abu Syaikh Al Ash-bahani, dari Mujahid tentang tafsir surat Al An’am ayat
65 [قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ],
beliau mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah halilintar, hujan batu dan
angin topan. Sedangkan firman Allah [أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ], yang dimaksudkan adalah gempa dan tanah longsor.
Jelaslah,
bahwa musibah-musibah yang terjadi pada masa-masa ini di berbagai tempat
termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah guna menakut-nakuti para hamba-Nya.
[Musibah
Datang Dikarenakan Kesyirikan dan Maksiat yang Diperbuat]
(Perlu
diketahui), semua musibah yang terjadi di alam ini, berupa gempa dan musibah
lainnya yang menimbulkan bahaya bagi para hamba serta menimbulkan berbagai
macam penderitaan, itu semua disebabkan oleh perbuatan syirik dan maksiat yang
diperbuat. Perhatikanlah firman Allah Ta’ala,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ
أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan musibah apa saja yang
menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah
mema’afkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS.
Asy-Syuura: 30)
Allah Ta’ala juga
berfirman,
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا
أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ
“Nikmat apapun yang kamu terima,
maka itu dari Allah, dan bencana apa saja yang menimpamu, maka itu karena
(kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An-Nisaa: 79)
Allah Ta’ala menceritakan
tentang umat-umat terdahulu,
فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ
أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ
مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ
لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
“Maka masing-masing (mereka itu)
Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan
kepadanya hujan batu krikil, dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras
yang mengguntur (halilintar), dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke
dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan Allah
sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al-Ankabut: 40)
[Kembali pada
Allah Sebab Terlepas dari Musibah]
Oleh
karena itu, wajib bagi setiap kaum muslimin yang telah dibebani syari’at dan
kaum muslimin lainnya, agar bertaubat kepada Allah ‘Azza wa Jalla,
konsisten di atas agama, serta menjauhi larangan Allah yaitu kesyirikan dan
maksiat. Sehingga dengan demikian, mereka akan selamat dari seluruh bahaya di
dunia maupun di akhirat. Allah pun akan menghindarkan dari mereka berbagai
adzab, dan menganugrahkan kepada mereka berbagai kebaikan. Perhatikan firman
Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا
لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا
فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)
itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS.
Al-A’raaf: 96)
Allah Ta’ala pun
mengatakan tentang Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani),
وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ
وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ
تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ
“Dan sekiranya mereka
sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (Al-Qur’an) yang
diturunkan kepada mereka dari Rabb-nya, niscaya mereka akan mendapat makanan
dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka.” (QS. Al-Maidah: 66)
Allah Ta’ala berfirman,
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا
بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ, أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ
بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ, أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلا يَأْمَنُ
مَكْرَ اللَّهِ إِلا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah penduduk
negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di
malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu
merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari
sepenggahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman
dari adzab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari
adzab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’raaf :
97-99)
[Perkataan Para
Salaf Ketika Terjadi Gempa]
Al
‘Allaamah Ibnul Qayyim –rahimahullah- mengatakan,
”Pada
sebagian waktu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan izin kepada bumi
untuk bernafas, lalu terjadilah gempa yang dahsyat. Akhirnya, muncullah rasa
takut yang mencekam pada hamba-hamba Allah. Ini semua sebagai peringatan agar
mereka bersegera bertaubat, berhenti dari berbuat maksiat, tunduk kepada Allah
dan menyesal atas dosa-dosa yang selama ini diperbuat. Sebagian salaf
mengatakan ketika terjadi goncangan yang dahsyat, ”Sesungguhnya Allah mencela kalian”.
‘Umar
bin Khatthab -radhiyallahu ’anhu-, pasca gemba di Madinah langsung menyampaikan
khutbah dan wejangan. ‘Umar -radhiyallahu ’anhu- mengatakan, ”Jika terjadi gempa lagi,
janganlah kalian tinggal di kota ini”. Demikian yang dikatakan
oleh Ibnul Qayyim -rahimahullah-. Para salaf memiliki perkataan yang banyak
mengenai kejadian semacam ini.
[Bersegera
Bertaubat dan Memohon Ampun pada Allah]
Saat
terjadi gempa atau bencana lain seperti gerhana, angin ribut dan banjir,
hendaklah setiap orang bersegera bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala,
merendahkan diri kepada-Nya dan memohon keselamatan dari-Nya, memperbanyak
dzikir dan istighfar (memohon ampunan pada Allah). Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam ketika
terjadi gerhana bersabda, “Jika kalian melihat gerhana, maka bersegeralah berdzikir kepada
Allah, memperbanyak do’a dan bacaan istighfar.”[3]
[Dianjurkan
Memperbanyak Sedekah dan Menolong Fakir Miskin]
Begitu
pula ketika terjadi musibah semacam itu, dianjurkan untuk menyayangi fakir
miskin dan memberi sedekah kepada mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ارْحَمُوا تُرْحَمُوا
Juga
sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam,
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ
فِى الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ
“Orang
yang menebar kasih sayang akan disayang oleh Allah Yang Maha Penyayang.
Sayangilah yang di muka bumi, kalian pasti akan disayangi oleh Allah yang
berada di atas langit”[5]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ
Diriwayatkan
dari ‘Umar bin Abdul Aziz –rahimahullah- bahwasanya saat terjadi gempa, beliau
menulis surat kepada pemerintahan daerah bawahannya agar memperbanyak shadaqah.
[Yang Mesti
Diperintahkan Pemimpin Kaum Muslimin kepada Rakyatnya]
Di
antara sebab terselamatkan dari berbagai kejelekan adalah hendakanya pemimpin
kaum muslimin bersegera memerintahkan pada rakyat bawahannya agar berpegang
teguh pada kebenaran, kembali berhukum dengan syari’at Allah, juga hendaklah
mereka menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ
أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan orang-orang yang beriman,
lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang
lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Allah dan RasulNya.
Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijakasana” (QS. At-Taubah: 71)
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ
لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ, الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الأرْضِ أَقَامُوا الصَّلاةَ
وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ
وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الأمُورِ
”Sesungguhnya Allah pasti
menolong orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan
mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat,
menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar ; dan
kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS. Al-Hajj : 40-41)
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ
حَسْبُهُ
“Barangsiapa yang bertakwa
kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya
rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal
kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS.
Ath-Thalaaq: 2-3)
Ayat-ayat
semacam ini amatlah banyak.
[Anjuran
untuk Menolong Kaum Muslimin yang Tertimpa Musibah]
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِى
حَاجَتِهِ
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda.
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ
الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا
وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ
”Barangsiapa
yang membebaskan satu kesusahan seorang mukmin dari kesusahan-kesusahan dunia,
maka Allah akan melepaskannya dari satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan
akhirat. Barangsiapa memberikan kemudahan kepada orang yang kesulitan, maka
Allah akan memudahkan dia di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutup aib
seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah
akan selalu menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”.[8] Hadits
ini diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab shahihnya.
Hadits-hadits
yang mendorong untuk menolong sesama amatlah banyak.
Hanya
kepada Allah kita memohon agar memperbaiki kondisi kaum Musimin, memberikan pemahaman
agama, menganugrahkan keistiqomahan dalam agama, dan segera bertaubat kepada
Allah dari setiap dosa. Semoga Allah memperbaiki kondisi para penguasa kaum
Muslimin. Semoga Allah menolong dalam memperjuangkan kebenaran dan menghinakan
kebathilan melalui para penguasa tersebut. Semoga Allah membimbing para
penguasa tadi untuk menerapkan syari’at Allah bagi para hamba-Nya. Semoga Allah
melindungi mereka dan seluruh kaum Muslimin dari berbagai cobaan dan jebakan
setan. Sesungguhnya Allah Maha Berkuasa untuk hal itu.
Shalawat
dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat, dan orang-orang
yang mengikuti beliau dengan baik hingga hari pembalasan.
Mufti
‘Aam Kerajaan Saudi Arabia
Ketua
Hai-ah Kibaril ‘Ulama’, Penelitian Ilmiah dan Fatwa
Sumber:
Majmu’
Fatawa Ibnu Baz, 9/148-152, Majmu’ Fatawa wa Maqolaat Mutanawwi’ah Li Samahah
As Syaikh Ibnu Baz, Mawqi’ Al Ifta’. Silakan klik di
sini.
Panggang,
14 Syawwal 1430 H
***
Penerjemah:
Muhammad Abduh Tuasikal
[1] Yang
mengalami tanda kurung semacam ini “[…]” di awal paragraf adalah tambahan judul
dari penerjemah untuk memudahkan pembaca dalam memahami tulisan.
[2] Diriwayatkan
oleh Al Bukhari dalam Tafsir Al Qur’an no. 4262 dan At Tirmidzi dalam Tafsir Al
Qur’an no. 2991
[3] Diriwayatkan
oleh Al Bukhari dalam Al Jumu’ah no. 999 dan Muslim dalam Al Kusuf no. 1518
[4] Diriwayatkan
oleh Ahmad dalam musnadnya no. 6255.
[5] Diriwayatkan
oleh At Tirmidzi dalam Al Birr wash Shilah no. 1847.
[6] Diriwayatkan
oleh Al Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 5538 dan At Tirmidzi dalam Al Birr wash
Shilah no. 1834.
[7] Diriwayatkan
oleh Al Bukhari dalam Al Mazholim dan Al Ghodhob no. 2262 dan Muslim no. 4677
dengan lafazh yang disepakati oleh keduanya.
[8] Diriwayatkan
oleh Muslim dalam Adz Dzikr, Ad Du’aa dan At Taubah no. 4867 dan At Tirmidzi
dalam Al Birr wash Shilah no. 1853.
[9] Syaikh
‘Abdul ‘Aziz bin Baz lahir pada tahun 1330 H di kota Riyadh. Dulunya beliau
memiliki penglihatan. Kemudian beliau tertimpa penyakit pada matanya pada tahun
1346 H dan akhirnya lemahlah penglihatannya. Pada tahun 1350 H, beliau buta
total. Beliau telah menghafalkan Al Qur’an sebelum baligh. Beliau sangat perhatian
dengan hadits dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ilmu tersebut. Beliau pernah
menjabat sebagai Mufti ‘Aam Kerajaan Saudi Arabia dan Ketua Al Lajnah Ad
Da-imah Lil Buhuts ‘Ilmiyyah wal Ifta’ (Komisi Fatwa di Saudi Arabia). Beliau
meninggal dunia pada hari Kamis, 27/1/1420 H pada umur 89 tahun. (Sumber: http://alifta.net/Fatawa/MoftyDetails.aspx?ID=2)
0 komentar:
Posting Komentar