Apa itu baitul makmur? Saya
sering mendengarnya, mohon dijelaskan? Bolehkah kita menamai masjid dg Baitul
Makmur
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu
‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Nama Baitul Makmur disebutkan
oleh Allah dalam al-Quran, tepatnya di surat at-Thur,
وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِْ وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِْ . وَالْبَحْرِ
الْمَسْجُورِ
“Demi Baitul Ma’mur. Demi atap
yang ditinggikan (langit). Demi laut yang di dalam tanahnya ada api,” (QS. at-Thur: 4 – 6)
Baitul Makmur adalah bangunan
yang sangat mulia, berada di langit ketujuh. Di sanalah para Malaikat
beribadah, sebagaimana manusia beribadah di sekitar Ka’bah.
Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjalani
peristiwa Isra Mi’raj, sesampainya di langit ketujuh,
beliau melihat Baitul Makmur.
فَأَتَيْنَا السَّمَاءَ السَّابِعَةَ فَأَتَيْتُ عَلَى إِبْرَاهِيمَ
، فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَقَالَ مَرْحَبًا بِكَ مِنِ ابْنٍ وَنَبِىٍّ، فَرُفِعَ
لِي الْبَيْتُ الْمَعْمُورُ فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ ، فَقَالَ : هَذَا الْبَيْتُ
الْمَعْمُورُ ، يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ ، إِذَا
خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ
Kami mendatangi langit ketujuh.
Lalu aku mendatangi Nabi Ibrahim, aku memberi salam kepadanya dan belia
menyambut, “Selamat datang putraku, sang Nabi.” Lalu aku melihat Baitul Makmur.
Akupun bertanya kepada Jibril.
“Ini adalah Baitul Makmur, setiap hari, tempat ini dikunjungi
70.000 Malaikat untuk melakukan shalat di sana. Setelah mereka kaluar, mereka
tidak akan kembali lagi ke tempat ini.” (HR. Bukhari 3207 & Muslim 162).
Karena itulah, Allah jadikan
tempat ini sebagai sumpah-Nya, sebagaimana disebutkan pada ayat di atas, “Demi Baitul Makmur.” Dan seperti
yang kita tahu, makhluk yang Allah jadikan sebagai sumpah adalah makhluk yang
mulia, yang menunjukkan keagungan Sang Penciptanya.
Baitul Makmur, Ka’bahnya Penghuni
Langit
Al-Hafidz Ibnu Katsir ketika
menjelaskan tafsir ayat di atas, beliau mengatakan,
ذاك البيت هو كعبة أهل السماء السابعة ؛ ولهذا وجد إبراهيم الخليل
عليه السلام ، مسندا ظهره إلى البيت المعمور ؛ لأنه باني الكعبة الأرضية ، والجزاء
من جنس العمل
Baitul makmur itu adalah ka’bah
bagi penghuni langit ketujuh. Untuk itu, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat
Nabi Ibrahim ‘alahis salam menyandarkan punggungnya di Baitul Makmur. Karena
beliau yang membangun Ka’bah di bumi, dan balasan sejenis dengan amal. (Tafsir
Ibnu Katsir, 7/428)
Baitul Makmur Sejajar Ka’bah
At-Thabari meriwayatkan bahwa ada
seseorang yang bertanya kepada Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu tentang
Baitul Makmur.
Jawaban Ali Radhiyallahu ‘anhu,
بيت في السماء بحيال البيت، حرمة هذا في السماء كحرمة هذا في الأرض،
يدخله كل يوم سبعون ألف ملك، ولا يعودون إليه
Itu adalah bangunan di langit,
sejajar dengan Ka’bah. Kemuliaan bangunan ini di langit sebagaimana kemuliaan
Ka’bah di bumi. Setiap hari dimasuki oleh 70.000 malaikat, dan mereka tidak
kembali lagi. (Tafsir at-Thabari 22/455 dan dishahihkan al-Albani).
At-Thabari juga menyebutkan
riwayat yang mursal dari Qatadah (ulama tabi’in), beliau mengatakan,
ذكر لنا؛ أن النبي صلى الله عليه وسلم قال يوماً لأصحابه: هل تدرون
ما البيت المعمور؟ قالوا: الله ورسوله أعلم، قال: فإنه مسجد في السماء، تحته
الكعبة، لو خرّ لخر عليها
Sampai kepada kami informasi
bahwa satu hari, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda di hadapan
para sahabatnya, “Tahukah kalian, apa itu Baitul Makmur?” jawab beliau, “Allah
dan Rasul-Nya yang paling tahu.”
Lalu beliau menjelaskan, “Baitul
Makmur adalah bangunan masjid di langit, tepat di bawahnya adalah Ka’bah. Andai
masjid ini jatuh, dia akan jatuh di atas Ka’bah.” (Tafsir at-Thabari 22/456.
Riwayat ini juga dikutip Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, 7/429).
Dalam Silsilah as-Shahihah
dinyatakan,
وجملة القول أن هذه الزيادة ((حيال الكعبة)) ثابتة بمجموع طرقها
Kesimpulan keterangan bahwa
tambahan riwayat ‘sejajar dengan Ka’bah’
statusnya shahih, dengan gabungan semua jalur periwayatannya. (as-Silsilah
as-Shahihah, 1/476).
Tidak Boleh Menamai Masjid dengan
Baitul Makmur
Kesimpulan ini disampaikan dalam
Fatwa Islam,
وإذا كان هذا البيت بهذه المثابة والمنزلة ، فلا يجوز أن يسمى به أي
بيت أو محل أو منشأة ، كما لا يجوز أن تسمى هذه الأشياء بالكعبة أو بالبيت الحرام
أو بغير ذلك من الأسماء المعظمة ؛ لما في ذلك من الامتهان ، وانتفاء المشابهة
Mengingat bangunan ini memiliki
kedudukan yang sangat mulia seperti yang disebutkan, maka kalimat ini tidak
boleh digunakan untuk menamakan satu rumah, atau tempat, atau bangunan apapun.
Sebagaimana kita tidak boleh memberi nama tempat di sekitar kita dengan nama
Ka’bah atau Baitul Haram, atau nama-nama lainnya yang diagungkan. Karena
termasuk bentuk pennghinaan dan agar tidak dianggap menyerupakan. (Fatawa
al-Islam, no. 120126)
Allahu a’lam
0 komentar:
Posting Komentar