Senin, 28 November 2016

Bagaimana hukum memasang wallpaper. Nuwun…

Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah bercerita,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berangkat safar untuk berperang. Kemudian aku mengambil kain yang kupasang menutupi dinding pintu. Ketika beliau pulang, beliau melihat  kain itu, dan nampak beliau tidak menyukainya. Kemudian beliau menariknya dan melepasnya, dan bersabda,
إِنَّ اللَّهَ لَمْ يَأْمُرْنَا أَنْ نَكْسُوَ الْحِجَارَةَ وَالطِّينَ
“Sesungguhnya Allah tidak memerintahkan kita untuk menutupi dinding dengan kain.” (HR. Muslim 5642)
Yang dipahami para ulama, larangan ini sifatnya makruh dan tidak haram. Diantarannya An-Nawawi. Beliau  mengatakan,
فاستدلوا به على أنه يمنع من ستر الحيطان وتنجيد البيوت بالثياب وهومنع كراهة تنزيه لاتحريم هذا هو الصحيح
Para ulama berdalil bahwa dilarang menutupi tembok atau menghiasinya dengan kain. Dan larangan ini sifatnya makruh, tidak sampai haram. Inilah pendapat yang benar. (Syarh Shahih Mulism, 14/86).
Fatwa yang sama juga dilakukan Imam Ibnu Baz,
ترك تلبيس الجدر بالستر أولى وأفضل؛ لحديث: (إنا لم نؤمر عن أن نغطي الجدر) لكن ليس فيه محذور ليس بمحرم لأنه لم ينهى عنه فيما علمنا، وإنما ذلك جائز وتركه أفضل، فلا حرج في ذلك إذا جعله إما للزينة وإما لترك الغبار وإما لأسباب أخرى لا حرج في ذلك إن شاء الله، لكن تركه أولى.
Tidak menutupi dinding dengan wallpaper, lebih baik dan lebih afdhal. Mengingat hadis, ‘Kita tidak diperintahkan untuk menutup dinding.’ Hanya saja, ini tidak dilarang dan tidak haram. Karena menutup dinding tidak dilarang menurut yang saya tahu. Ini boleh, sekalipun meninggalkannya lebih afdhal. Sehingga tidak masalah jika ada yang memasang untuk hiasan atau menutup debu atau karena alasan lainnnya. Meskipun tidak ditutup lebih afdhal.
Sumber: http://www.binbaz.org.sa/noor/11319
Dan ada juga sebagian ulama yang menekankan agar tidak memasang wallpaper, dengan pertimbangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menarik penutup dinding milik Aisyah dan melepasnya.
Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan,
وقال غيره ليس في السياق ما يدل على التحريم وإنما فيه نفي الأمر لذلك ونفي الأمر لا يستلزم ثبوت النهي لكن يمكن أن يحتج بفعله صلى الله عليه وسلم في هتكه
Ulama lainnya mengatakan bahwa konteks hadis tidak menunjukkan haramnya memasang penutup dinding, namun di sana hanya meniadakan perintah untuk menutup dinding. Dan tidak ada perintah, tidak menunjukkan adanya larangan. Hanya saja, mungkin seseorang berdalil dengan perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menarik dan melepasnya. (Fathul Bari, Syarh Shahih Bukhari, 9/250)
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)


0 komentar:

Follow kumpulan tanya jawab islam dan keluarga

Calendar holidays by Excel Calendar

Disclaimer

i don't own anything in this blog. all articles, images, videos belong to its owners / creator. if you think this useful feel free to share, rewrite, or copy
twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Info Harga Komoditi/Pangan

Flag Counter



Data Provided By Google Analytics

Diberdayakan oleh Blogger.

Mari gabung agar kenal & tidak terjerat riba/bunga bank

Bantuan hukum bagi yang terjerat riba (bunga bank)

Pencarian tentang Islam

yufid.com

[Disebutkan keadaan manusia di hari kiamat, "Alangkah baiknya kiranya aku dulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini". QS Al-Fajr : 24]'


Orang ini menyebut akhirat dengan HIDUPKU. Artinya, sekarang ini KEHIDUPAN KITA BELUM DIMULAI

(-_-)

Video Pilihan

Paling Banyak Dibaca

Our Facebook Page