Beberapa Tafsir Ulama Tentang Makna Surat Al Imran Ayat 14 (15
& 16 Juga) Agak Panjang Namun InsyaAllah Menyeluruh Semoga Tidak Ditipu
Dunia Kawan2, Diantaranya :
1.
Seorang tabi’in, Salamah bin Dinar (Abu Hazim) pernah ditanya oleh
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, semoga Allah merahmati keduanya:
“Sungguh kudapati pada diriku ini sesuatu yang membuatku
bersedih”, kata Abdurrahman.
“Apa itu wahai putra saudaraku?” tanya Salamah bin Dinar.
“Cinta dunia,” jawab Abdurrahman.
Salamah bin Dinar berkata, “Ketahuilah, sesungguhnya aku tidak
menyalahkan diriku karena sesuatu yang Allah beri padaku. Karena Allah telah
membuat kita cinta akan dunia ini. Tapi janganlah kecitaan kita pada dunia
membuat kita mengambil sesuatu yang Allah benci. Dan menghalangi kita dari sesuatu
yang Allah cintai. Jika demikian yang kita lakukan, maka kecintaan pada dunia
tidak membahayakan kita. Selain (dua) hal ini, barulah kita cela diri kita
(karena mencintai dunia).”
Pelajaran:
Pertama: Abu Hazim, Salamah bin Dinar mengatakan, “Allah telah
membuat kita cinta akan dunia”. Hal ini sebagaimana firman Allah ﷻ,
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ
وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ
الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan
kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali
yang baik (surga).” (QS:Ali Imran | Ayat: 14).
Semua yang disebutkan dalam ayat ini adalah kehidupan dunia.
Laki-laki suka terhadap wanita, begitu juga sebaliknya. Manusia berharap
berketurunan, memiliki anak. Cinta emas, perak, rumah yang indah, dan kendaraan
yang bagus. Manusia senang dan berharap memiliki ternak yang banyak dan lading
yang luas. Allah ﷻ meberikan fitrah kepada manusia suka pada semua itu. Dijadikan
indah dalam pandangan mereka.
Kedua: Kecintaan terhadap dunia ini sejatinya tidak tercela.
Sebagaimana ucapan Salamah bin Dinar, “Aku tidak menyalahkan diriku karena
sesuatu yang Allah beri padaku”.
Ketiga: Cinta dunia akan tercela ketika “kita mengambil sesuatu yang
Allah benci”. Mengambil dalam bentuk materi. Atau melakukan sesuatu yang haram.
Demi memiliki bagian dari dunia itu. Atau cinta dunia itu “menghalangi kita
dari sesuatu yang Allah cintai”. Contohnya: Allah mencintai manusia mengerjakan
shalat. Tapi gara-gara perkejaannya (untuk mendapatkan bagian dari dunia),
manusia menunda shalat atau bahkan meninggalkan shalat, wal ‘iyadzubillah.
Contoh lain: Allah mencintai manusia jauh dari riba, tapi manusia bertransaksi
riba bahkan bekerja di tempat ribawi. Sehingga kecintaannya akan dunia berupa
gaji dan sumber penghidupan menghalanginya dari apa yang Allah cintai.
Keempat: Dalamnya pemahaman Salamah bin Dinar terhadap teks syariat.
Kelima: Para salaf memiliki kualitas ucapan yang luar biasa. Mereka
berbicara singkat, tapi maknanya begitu mendalam, menyentuh hati, dan mudah
dipahami. Berbeda dengan kita di zaman sekarang, kita berbicara panjang lebar,
namun tidak membuat orang paham. Apalagi sampai membekas di hati.
Sumber:
– Siyar A’lam Nubala:
http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?ID=954&bk_no=60&flag=1
2.
Pada
umumnya ada tiga macam syahwat dunia yang tertanam dalam diri kita yang harus
selalu diwasapadai dan dikendalikan, yakni syahwat wanita, anak dan harta
benda.
Dari
ayat tersebut dapat kita pahami bahwa bila ketiga syahwat tersebut telah
menjadi tujuan hidup kita sehingga melupakan pada balasan Allah di akhirat,
maka ingatlah, saat itu berarti kita sudah dikuasasi dan dikendalikan olehnya.
Awalnya memang bisa hanya sekedar kesenangan dan kecintaan biasa sebagai
manusia. Namun, lalma-kelamaan bisa berubah menjadi orientasi hidup duniawi
semata, dan kemudian dengan tidak disadari bisa meningkat dan berubah menjadi
tuhan yang disembah dan ditaati.
Saat
ini, tidak sedikit kita lihat orang-orang yang menjadikan wanita, anak-anak,
dan harta menjadi tuhan.
Agar
hidup kita di dunia yang sementara ini tidak menjadi hamba syahwat dan
kesenangan dunia, pada ayat berikutnya Allah menawarkan kepada kita sebuah
kehidupan dan balasan akhirat yang jauh lebih baik dan lebih dahsyat dari apa
saja yang mungkin kita peroleh di dunia ini, seperti firman-Nya:
Katakanlah:
“Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?”
Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan
(mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah
Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imran: 15)
Read more http://pengusahamuslim.com/3105-membangun-rumah-di-1647.html
3
Ibnu Katsir mengatakan (QS. Ali Imran: 14)., “Hanya saja inilah perhiasan kehidupan dunia yang fana, dan di
sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga), maknanya (di sanalah)
sebaik-baik balasan dan sebaik-baik tempat kembali.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1:22)
http://kisahmuslim.com/1876-jika-penduduk-surga-bercocok-tanam.html
4
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga). Katakanlah: “Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari
yang demikian itu?” Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada
sisi Rabb mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai;
mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang
disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
(Yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah
beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa
neraka.” (QS. Ali Imran: 14-16)
Ibnu Katsir mengatakan bahwa manusia itu dihiasi dirinya untuk
mencintai syahwat dunia, terkhusus hal-hal yang disebutkan dalam ayat, itulah
bentuk syahwat yang terbesar. Yang selain disebutkan di atas itu mengikutinya.
Demikian kata beliau ketika menafsirkan ayat di atas.
Kenginginan dan syahwat terhadap dunia di atas yang harus dikuasai
dan dikendalikan. Jadi bukan emosi dan keinginan yang menguasai dirinya. Oleh
karena itulah, sifat kikir diatasi dengan melatih jiwa untuk berkorban dan
membiasakannya unutk bersikap pemurah. Sebab, kemuliaan hanya diraih dengan
kedermawanan dan kemurahan hati untuk memberi. Barangsiapa tidak mendidik
jiwanya untuk berkorban dan berjiwa pemurah, maka berderma bukan perkara ringan
baginya, ia tidak akan bisa bersedekah dengan mudah dan tanpa beban.
Sumber : https://rumaysho.com/5716-kesalahan-dalam-bersedekah-3.html
5
Di dalam ayat ini kata Ibnu Katsir rahimahullah,
Allah Ta’ala memulai dengan menyebutkan wanita karena
cobaan dari seorang wanita pada pria begitu dahsyat. Sebagaimana disebutkan
dalam hadits,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ
النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan satu godaan pun yang lebih membahayakan para
lelaki selain fitnah wanita.” (HR.
Bukhari no. 5096 dan Muslim no. 2740)
Namun jika maksud dari menikahi wanita adalah untuk menjaga diri
dari zina, juga untuk memperbanyak keturunan, ini sesuatu yang dituntut dan
diharap, dianjurkan pula. Itulah sebabnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam memaksudkan memperbanyak istri, tujuannya adalah untuk itu. (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 2: 323)
Syaikh As Sa’di mengatakan bahwa kenikmatan dunia yang disebutkan
dalam ayat itulah syahwat dunia terbesar, yang lain adalah ikutan dari syahwat
tersebut. (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 124).
Intinya, moga nikmat dunia tidak menjadikan kita terbuai sehingga
lalai dari tujuan kita beribadah dan mempersiapkan diri untuk perjalanan
akhirat.
Sumber : https://rumaysho.com/8825-jangan-karena-menikahi-wanita-menjadikan-lupa-segalanya.html
6
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita.” (QS. Ali Imran: 14)
Wanita dalam ayat ini dijadikan bagian dari kecintaan pada
syahwat. Wanita disebutkan lebih dulu daripada anak dan kenikmatan dunia
lainnya. Ini menunjukkan bahwa wanita itu pokoknya, godaan terbesar adalah dari
wanita. (Idem).
Lihatlah pula bahwa Bani Israil bisa hancur pula dikarenakan
wanita.
فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ
فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى النِّسَاءِ
“Waspadalah dengan dunia, begitu pula dengan godaan wanita. Karena
cobaan yang menimpa Bani Israil pertama kalinya adalah karena sebab godaan
wanita.” (HR. Muslim no. 2742).
Semoga Allah memberi taufik pada wanita untuk menyadari hal ini,
juga bagi para pria selalu waspada, yaitu waspada jangan sampai jauh dari Allah
dikarenakan pandangan yang tidak halal dan tergoda dengan hal lainnya pada
wanita yang halal maupun yang tidak.
Sumber : https://rumaysho.com/8800-wanita-itu-godaan-terbesar-bagi-pria.html
7
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak ……..”
(QS. Ali Imran: 14).
Lihatlah Allah memulai dengan menyebut wanita sebelum kenikmatan
dunia lainnya. Menunjukkan bahwa godaan wanita memang sungguh dahsyat.
Oleh karena itu para ulama menyatakan, empat harta yang disebutkan
dalam ayat setiap kalangan akan menyukainya.
Untuk emas dan perak akan dijadikan harga istimewa oleh para
pedagang.
Untuk kuda akan dijadikan harta tunggangan oleh para raja.
Untuk ternak akan dijadikan harta piaraan oleh orang-orang di
lembah.
Untuk ladang akan dijadikan harta bercocok tanam bagi orang-orang
biasa.
Setiap golongan akan digoda dengan harta-harta tadi.
Adapun wanita dan anak-anak akan menaklukkan setiap golongan
(pedagang, raja, peternak dan petani) tadi.
Oleh karenanya Thawus menyatakan,
لَيْسَ يَكُوْنُ الإِنْسَانُ فِي شَيْءٍ أَضْعَفُ مِنْهُ فِي أَمْرِ
النِّسَاءِ
“Tidaklah manusia itu begitu lemah selain karena perkara (godaan)
perempuan.”
Sumber : https://rumaysho.com/12785-mata-yang-tak-bisa-dijaga.html
8
مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ
النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan satu godaan pun yang lebih membahayakan
para lelaki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari, no. 5096 dan
Muslim, no. 2740)
Berdasarkan hadits di atas, Ibnu Hajar mengatakan bahwa wanita
adalah godaan terbesar bagi para pria dibanding lainnya. (Fath Al-Bari, 9: 138). Hal ini dikuatkan oleh firman
Allah Ta’ala,
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita.” (QS. Ali Imran: 14)
Wanita dalam ayat ini dijadikan bagian dari kecintaan pada
syahwat. Wanita disebutkan lebih dulu daripada anak dan kenikmatan dunia
lainnya. Ini menunjukkan bahwa wanita itu pokoknya, godaan terbesar adalah dari
wanita. (Fath Al-Bari, 9: 138).
Lihatlah pula bahwa Bani Israil bisa hancur pula dikarenakan
wanita.
فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ
فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى النِّسَاءِ
“Waspadalah dengan dunia, begitu pula dengan godaan wanita. Karena
cobaan yang menimpa Bani Israil pertama kalinya adalah karena sebab godaan
wanita.” (HR. Muslim, no. 2742).
Lengkapnya syahwat dunia terkumpul dalam ayat berikut dan
disebutkan wanita lebih dahulu,
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga).” (QS. Ali Imran: 14). Kata Syaikh As-Sa’di, hal-hal yang
disebutkan dalam ayat ini adalah syahwat dunia terbesar, yang lainnya hanyalah
turunan atau ikutan dari syahwat tersebut. (Tafsir As-Sa’di,
hlm. 117)
Sumber : https://rumaysho.com/15708-14-cobaan-berat-pada-nabi-yusuf-saat-digoda-zulaikha.html
9
As-Sa’di berkata di dalam
tafsirnya: “Allah telah memberitakan bahwa Dia telah menghiasi
kepada manusia cinta syahwat duniawiah, dan Dia menghususkan perkara-perkara
(di dalam ayat tersebut) ini disebabkan besarnya syahwat kepada dunia dalam
(kehidupan) sedangkan selainnya sebagai pengekor semata, Allah berfirman:
“Sesungguhnya
Kami telah menjadikan segala apa yang ada di atasnya sebagai penghiasnya.”
(Al-Kahfi: 7)
Maka
tatkala dijadikan semuanya ini sebagai perhiasan bagi mereka dan segala yang
memikat, lalu jiwa-jiwa mereka bergantung atasnya dan hati-hati mereka condong
kepadanya, mereka terbagi sesuai dengan realita menjadi dua golongan.
Pertama:
“Segolongan dari mereka menjadikan dunia ini sebagai tujuan, sehingga segala
pemikirannya, rencananya, amalan lahiriah dan batiniah diarahkan kepadanya yang
akhirnya dunia menyibukkan dirinya dari tugas dia diciptakan. Hidupnya bagaikan
binatang piaraan, yang penting mereka menikmatinya dan terpenuhi segala
keinginannya. Tidak peduli dari mana dia mengambilnya serta kemana dikeluarkan
dan dipergunakannya. Bagi mereka dunia menjadi bekal menuju negeri kecelakaan,
penyesalan, dan azab.
Kedua:
“Mereka mengerti tujuan dunia, bahwa Allah menjadikannya sebagai
ujian dan cobaan bagi hamba-hamba-Nya agar Allah mengetahui siapa di
antara mereka yang lebih mengutamakan ketaatan dan ridha-Nya daripada
kenikmatan dan kelezatan dunia. Mereka menjadikan dunia sebagai wasilah dan
jalan untuk berbekal buat akhirat, mereka menikmatinya sebagai bentuk bantuan
dalam mengejar ridha-Nya. Badan mereka menyertai dunia akan tetapi hati-hati
mereka berpisah darinya. Mereka mengetahui firman Allah : “Itulah kesenangan
dunia.” Mereka menjadikan dunia ini sebagai jembatan menuju akhirat dan
perniagaan yang dia harapkan keberuntungan yang besar. Bagi mereka dunia
menjadi bekal untuk menghadap Rabb mereka.
Ayat ini menjadi hiburan
bagi orang-orang yang faqir yang tidak memiliki kesanggupan mengejar syahwat
dunia sebagaimana orang-orang kaya. Sekaligus sebagai peringatan bagi orang-orang
yang telah tertipu dengannya dan agar orang-orang yang berakal jernih menjadi
zuhud darinya. (Tafsir As-Sa’di 1/123) http://asysyariah.com/menyembunyikan-harta-yang-wajib-di-zakati/
10
Di dalam ayat ini, Allah memberitakan kondisi manusia yang lebih
mencintai urusan dunia daripada urusan akhirat. Allah juga menjelaskan adanya perbedaan yang besar
antara kedua negeri tersebut. Allah memberitakan bahwa semua hal ini telah dihias-hiasi
sehingga mata manusia terbelalak melihatnya. Perhiasan yang memikat hati.
Setiap jiwa terlena dalam kelezatannya. Setiap orang cenderung kepada bagian
dunia yang disebutkan sehingga menitikberatkan keinginannya pada hal tersebut.
Itulah batas ilmunya, padahal itu adalah kenikmatan yang sedikit dalam masa
yang singkat. (Lihat Tafsir as-Sa’di hlm. 102) http://asysyariah.com/antara-cinta-dan-benci/
11
Asy-Syaikh ‘Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah dalam tafsirnya
mengatakan, “Allah subhanahu wa ta’ala memberitakan
dalam dua ayat ini (Ali ‘Imran: 13—14) tentang keadaan manusia kaitannya dengan
masalah lebih mencintai kehidupan dunia daripada akhirat. Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan
pula perbedaan besar antara dua negeri tersebut. Allah subhanahu wa ta’alamemberitakan
bahwa hal-hal tersebut (syahwat, wanita, anak-anak, dsb) dihiaskan kepada
manusia sehingga membelalakkan pandangan mereka serta menanamkannya di dalam
hati-hati mereka. Semuanya berakhir pada segala bentuk kelezatan jiwa. Sebagian
besar condong kepada perhiasan dunia tersebut dan menjadikannya sebagai tujuan
terbesar dari cita-cita, cinta, dan ilmu mereka. Padahal semua itu adalah
perhiasan yang sedikit dan akan hilang dalam waktu yang sangat cepat.” http://asysyariah.com/arti-sebuah-cinta/
11
Allah
memberitahukan bahwa kecintaan terhadap kenikmatan dan kesenangan dunia
akan ditampakkan indah dan menarik di mata manusia. Allah juga menyebutkan hal-hal ini secara khusus
karena hal-hal tersebut adalah ujian yang paling dahsyat, sedangkan hal-hal
lain hanyalah mengikuti. Maka, tatkala hal-hal ini ditampakkan indah dan
menarik kepada mereka, disertai faktor-faktor yang menguatkannya, maka
jiwa-jiwa mereka akan bergantung dengannya. Hati-hati mereka akan cenderung
kepadanya.” (Taisir Al-Karimirrahman, hal. 124) http://asysyariah.com/dahsyatnya-ujian-wanita-dan-dunia/
12
Rasulullah n telah mengisyaratkan:
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan fitnah (godaan)
sepeninggalku yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki daripada godaan kaum
wanita.” (HR. al-Bukhari 5096 dan Muslim 2740 dari Usamah bin Zaid c)
Al-Hafizh Ibnu Hajar t berkata, “Di dalam hadits
tersebut terkandung penjelasan bahwa fitnah (godaan) kaum wanita lebih
berbahaya daripada godaan lainnya. Hal ini diperkuat oleh firman Allah yang maknanya:
‘Telah dihiasi kepada manusia kecintaan terhadap
syahwat pada kaum wanita.’ (Ali ‘Imran: 14)
Allah menjadikannya termasuk dalam cinta syahwat dan
Allah l memulai dengan kaum wanita sebelum yang lain. Ini mengisyaratkan bahwa
kaum wanita merupakan pangkal kecintaan syahwat.
Sebagian ahli hikmah berkata, ‘Wanita tersebut
semuanya buruk dan akibatnya yang paling jelek yaitu seseorang tidak pernah
merasa puas dari mereka. Di samping itu, kaum wanita kurang akal dan kurang
agamanya yang akan menyeret kaum lelaki untuk melakukan sesuatu sebagai dampak
kurang akal dan kurang agama, seperti tersibukkan dalam hal mencari dunia
hingga lalai mencari ilmu agama dan menyeretnya menuju kebinasaan. Ini adalah
bentuk kerusakan yang paling besar’.” (Fathul Bari 9/138)
Al-Mubarak Furi dalam syarahnya terhadap Sunan
at-Tirmidzi berkata, “Kecenderungan tabiat manusia kepada kaum wanita ini
sering menyebabkannya terjatuh dalam keharaman. Bahkan, berakibat terjadinya
pertikaian, dan munculnya permusuhan. Akibat yang paling ringan adalah dia
menjadi rakus terhadap dunia karena wanita. Lantas, adakah kerusakan yang lebih
besar dari ini semua?” (Tuhfatul Ahwadzi 15/74)
Rasulullah n bersabda,
إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ
“Sesungguhnya dunia itu adalah manis dan hijau,
dan sesungguhnya Allah l menjadikan kalian sebagai khalifah di atasnya untuk
melihat apa yang kalian perbuat. Oleh karena itu, berlindunglah kalian dari
(godaan) dunia dan berlindunglah kalian dari (godaan) wanita, karena
sesungguhnya fitnah (ujian) pertama kali yang menimpa Bani Israil adalah pada
kaum wanita.” (HR. Muslim no. 2742 dari Abu Sa’id al-Khudri z)
Berlindunglah kalian dari (godaan) dunia dan
berlindunglah kalian dari (godaan) wanita. Artinya, berhati-hatilah kalian dari
godaan dunia dan godaan kaum wanita. Masuk dalam lafadz wanita adalah para
istri dan selain mereka. Yang paling banyak godaannya adalah para istri, karena
godaannya terus-menerus. http://asysyariah.com/menangkal-perzinaan/
13
Setiap
manusia pasti mencintai harta kekayaan. Harta kekayaan di mata kita begitu
indah dan begitu menggoda:
“Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Qs.
Ali Imran: 14)
Bukan
sekedar mencintai, bahkan kecintaan kita terhadap harta benda semakin bertambah
besar bersama bertambahnya umur kita.
يَكْبَرُ ابْنُ آدَمَ وَيَكْبَرُ مَعَهُ اثْنَانِ حُبُّ الْمَالِ ، وَطُولُ الْعُمُرِ. رواه البخاري
“Semakin
bertambah hari, setiap anak keturunan Adam semakin bertambah besar, dan semakin
bertambah besar pula kecintaannya terhadap harta kekayaan dan umur yang
panjang.” (Riwayat Bukhari)
Karenanya,
bila kecintaan ini tidak dibarengi dengan perilaku yang baik, niscaya akan
menyengsarakan, dan menjerumuskan anda ke dalam lumpur kehinaan. Dahulu sahabat
Umar bin Al Khatthab radhiallahu ‘anhu menyatakan:
اللَّهُمَّ إِنَّا لَا نَسْتَطِيع إِلَّا أَنْ نَفْرَح بِمَا زَيَّنْته لَنَا ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلك أَنْ أُنْفِقهُ فِي حَقّه
“Ya Allah, sesungguhnya kami tidak kuasa berbuat apa-apa selain
turut bersenang hati dengan sesuatu yang telah Engkau jadikah indah di
pandangan kami (yaitu harta benda). Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu
agar aku kuasa untuk membelanjakannya di jalan-jalan yang benar.” (Riwayat
Bukhari) http://pengusahamuslim.com/1175-saatnya-mengeluarkan-zakat-dari-penghasilan.html
– Siyar A’lam Nubala: http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?ID=954&bk_no=60&flag=1
Read more http://pengusahamuslim.com/3105-membangun-rumah-di-1647.html
http://kisahmuslim.com/1876-jika-penduduk-surga-bercocok-tanam.html
Sumber : https://rumaysho.com/5716-kesalahan-dalam-bersedekah-3.html
Sumber : https://rumaysho.com/8825-jangan-karena-menikahi-wanita-menjadikan-lupa-segalanya.html
Sumber : https://rumaysho.com/8800-wanita-itu-godaan-terbesar-bagi-pria.html
Sumber : https://rumaysho.com/12785-mata-yang-tak-bisa-dijaga.html
Sumber : https://rumaysho.com/15708-14-cobaan-berat-pada-nabi-yusuf-saat-digoda-zulaikha.html
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan fitnah (godaan) sepeninggalku yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki daripada godaan kaum wanita.” (HR. al-Bukhari 5096 dan Muslim 2740 dari Usamah bin Zaid c)
Al-Hafizh Ibnu Hajar t berkata, “Di dalam hadits tersebut terkandung penjelasan bahwa fitnah (godaan) kaum wanita lebih berbahaya daripada godaan lainnya. Hal ini diperkuat oleh firman Allah yang maknanya:
‘Telah dihiasi kepada manusia kecintaan terhadap syahwat pada kaum wanita.’ (Ali ‘Imran: 14)
Allah menjadikannya termasuk dalam cinta syahwat dan Allah l memulai dengan kaum wanita sebelum yang lain. Ini mengisyaratkan bahwa kaum wanita merupakan pangkal kecintaan syahwat.
Sebagian ahli hikmah berkata, ‘Wanita tersebut semuanya buruk dan akibatnya yang paling jelek yaitu seseorang tidak pernah merasa puas dari mereka. Di samping itu, kaum wanita kurang akal dan kurang agamanya yang akan menyeret kaum lelaki untuk melakukan sesuatu sebagai dampak kurang akal dan kurang agama, seperti tersibukkan dalam hal mencari dunia hingga lalai mencari ilmu agama dan menyeretnya menuju kebinasaan. Ini adalah bentuk kerusakan yang paling besar’.” (Fathul Bari 9/138)
Al-Mubarak Furi dalam syarahnya terhadap Sunan at-Tirmidzi berkata, “Kecenderungan tabiat manusia kepada kaum wanita ini sering menyebabkannya terjatuh dalam keharaman. Bahkan, berakibat terjadinya pertikaian, dan munculnya permusuhan. Akibat yang paling ringan adalah dia menjadi rakus terhadap dunia karena wanita. Lantas, adakah kerusakan yang lebih besar dari ini semua?” (Tuhfatul Ahwadzi 15/74)
Rasulullah n bersabda,
إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ
“Sesungguhnya dunia itu adalah manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah l menjadikan kalian sebagai khalifah di atasnya untuk melihat apa yang kalian perbuat. Oleh karena itu, berlindunglah kalian dari (godaan) dunia dan berlindunglah kalian dari (godaan) wanita, karena sesungguhnya fitnah (ujian) pertama kali yang menimpa Bani Israil adalah pada kaum wanita.” (HR. Muslim no. 2742 dari Abu Sa’id al-Khudri z)
Berlindunglah kalian dari (godaan) dunia dan berlindunglah kalian dari (godaan) wanita. Artinya, berhati-hatilah kalian dari godaan dunia dan godaan kaum wanita. Masuk dalam lafadz wanita adalah para istri dan selain mereka. Yang paling banyak godaannya adalah para istri, karena godaannya terus-menerus. http://asysyariah.com/menangkal-perzinaan/
0 komentar:
Posting Komentar