Agar Rizki Lancar
mau tanya doa atau amalan agar
rezekinya dilancarin itu gimana ya?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu
‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Siapapun yang hidup, dia telah
dijatah rizkinya oleh Allah. Ini prinsip yang harus kita tanam dalam palung
hati kita.
Allah menanamkan prinsip ini
dalam al-Quran, melalui firman-Nya,
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي
الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ
بَصِيرٌ
“Andaikan Allah melapangkan rezeki
kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi,
tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya
Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS.
As-Syura: 27)
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam juga mengajarkan prinsip ini
kepada umatnya. Beliau bersabda,
أَيُّهَا النَّاسُ ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوتَ حَتَّى
يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ ، فَلا تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ ، اتَّقُوا اللَّهَ
أَيُّهَا النَّاسُ ، وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ ، خُذُوا مَا حَلَّ ، وَدَعُوا
مَا حَرُمَ
“Wahai sekalian manusia,
sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena
itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah kepada Allah,
wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang halal dan
tinggalkan yang haram.”(HR.
Baihaqi 10185, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak 7924 dan disepakati
Ad-Dzahabi)
Dengan memahami prinsip ini, akan
lebih mudah bagi kita untuk membangun rasa tawakkal, sehingga tidak menjadi
orang yang ‘cengeng’, hanya gara-gara merasa rizkinya tidak lancar.
Karena itu, apapun yang terjadi
dengan kondisi rizki kita, jangan sampai memicu kita melakukan tindakan
pelanggaran syariat.
Selanjutnya, islam juga
mengajarkan kepada kita beberapa amalan dan doa agar rizki semakin lancar,
Pertama, memperbanyak istighfar, memohon
ampun atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan
Di surat Nuh, Allah menceritakan
wasiat yang disampaikan Nabi Nuh ‘alaihis salam kepada umatnya,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ
بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
-sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan
untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS.
Nuh: 10 – 12)
Ada sebuah kisah dari Hasan
al-Bashri yang menunjukkan bagaimana manfaat rajin istighfar,
أَنَّ رَجُلًا شَكَى إِلَيْهِ الْجَدْب فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه
، وَشَكَى إِلَيْهِ آخَر الْفَقْر فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، وَشَكَى إِلَيْهِ
آخَر جَفَاف بُسْتَانه فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، وَشَكَى إِلَيْهِ آخَر عَدَم
الْوَلَد فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، ثُمَّ تَلَا عَلَيْهِمْ هَذِهِ الْآيَة
“Ada orang pernah mengadukan
kepada Hasan tentang musim paceklik yang terjadi. Lalu Hasan menasehatkan,
“Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.
Kemudian orang lain mengadu lagi
kepada beliau tentang kemiskinannya. Lalu Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah
(mohon ampunlah) kepada Allah”.
Kemudian orang lain mengadu lagi
kepada beliau tentang kekeringan pada lahan (kebunnya). Lalu Hasan
menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.
Kemudian orang lain mengadu lagi
kepada beliau karena sampai waktu itu belum memiliki anak. Lalu Hasan
menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.
Kemudian setelah itu Hasan
al-Bashri membacakan surat Nuh di atas. (Disebutkan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar
di Fathul Bari, 11/98)
Kedua, beberapa doa memohon diberi
kelancaran rizki,
[1] Berlindung dari kefakiran
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam berdo’a,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفَقْرِ وَالْقِلَّةِ
وَالذِّلَّةِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ
“Ya Allah, aku berlindung
kepada-Mu dari kefakiran, kemiskinan, kehinaan. Dan aku berlindung kepada-Mu
jangan sampai aku mendzalimi atau didzalimi.” (HR.
Ahmad 8053, Abu Daud 1546 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
[2] Doa agar semua utang dilunasi dan dihindarkan dari kefakiran
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam menyarankan, jika kita hendak
tidur, dianjurkan miring ke kanan, kemudian membaca doa,
اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَوَاتِ وَرَبَّ الأَرْضِ وَرَبَّ الْعَرْشِ
الْعَظِيمِ رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَىْءٍ فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى وَمُنْزِلَ
التَّوْرَاةِ وَالإِنْجِيلِ وَالْفُرْقَانِ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَىْءٍ
أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ اللَّهُمَّ أَنْتَ الأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَىْءٌ
وَأَنْتَ الآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَىْءٌ وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ
شَىْءٌ وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَىْءٌ اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ
وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ
“Ya Allah, Rabb yang menguasai
langit yang tujuh, Rabb yang menguasai ‘Arsy yang agung, Rabb kami dan Rabb
segala sesuatu. Rabb yang membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah, Rabb
yang menurunkan kitab Taurat, Injil dan Furqan (Al-Qur’an). Aku berlindung
kepadaMu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau memegang ubun-ubunnya (semua
makhluk atas kuasa Allah). Ya Allah, Engkau-lah yang awal, sebelum-Mu tidak ada
sesuatu. Engkaulah yang terakhir, setelahMu tidak ada sesuatu. Engkau-lah yang
lahir, tidak ada sesuatu di atasMu. Engkau-lah yang Batin, tidak ada sesuatu
yang luput dari-Mu. Lunasilah utang kami dan berilah kami kekayaan (kecukupan)
hingga terlepas dari kefakiran.” (HR. Muslim 2713)
[3] Berlindung dari kelilit utang dan kedzaliman manusia
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ
بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
”Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau
dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan
aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan
manusia.”(HR. Abu Dawud 1557)
[4] Doa mohon rizki yang halal
Doa ini dibaca setiap selesai
salam shalat subuh.
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam membaca doa berikut, setelah
salam shalat Shubuh,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا
وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
“Ya Allah, sungguh aku memohon
kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal
dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (HR.
Ibnu Majah 925 dan dishahihkan al-Hafizh Abu Thahir)
[5] Memohon kecukupan dengan yang halal
Dari hadits Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah mengajarkan doa berikut,
اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى
بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
“Ya Allah cukupkanlah aku dengan
yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan
karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.” (HR.
Ahmad 1319, Tirmidzi 3563 dan dihasankan al-Hafizh Abu Thahir)
[6] Memohon harta yang diberkahi,
اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَالِي، وَوَلَدِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا
أعْطَيْتَنِي وَأطِلْ حَيَاتِي عَلَى طَاعَتِكَ، وَأحْسِنْ عَمَلِي وَاغْفِرْ لِي
“Ya Allah perbanyaklah
harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri. Panjangkanlah
umurku dalam ketaatan pada-Mu dan baguskanlah amalku serta ampunilah
dosa-dosaku.”
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah mendoakan sahabat Anas bin
Malik radhiyallahu
‘anhu dengan
doa di atas. (HR. Bukhari dalam shahihnya 1982 dan Bukhari Adabul Mufrad 653
dan dishahihkan al-Albani)
[7] Meminta rizki ketika shalat
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhuma, ketika
duduk antara dua sujud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca
doa,
رَبِّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَاجْبُرْنِي ، وَارْفَعْنِي ،
وَارْزُقْنِي ، وَاهْدِنِي
Ya Allah ampunilah aku,
rahmatilah aku, cukupkanlah aku, tinggikanlah derajatku, berilah rezeki dan
petunjuk untukku).” (HR. Ahmad 2895).
Semoga Allah memberkahi rizki
kita dan mengampuni dosa kita..
Amin.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur
Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
0 komentar:
Posting Komentar