Bagaimana Cara Kanjeng Dimas
Menggandakan Uang?
Cara Kanjeng Dimas Menggandakan Uang?
Bagaimana penjelasan tentang uang ghaib? Apakah itu penipuan
atau sihir? Lalu bgmn sikap kita dg Bu Marwah? Mohon pencerahannya…
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Kita tidak tahu, hakekat dibalik yang dilakukan Pak Taat
Pribadi. Hanya saja, melihat beberapa video yang tersebar, ada beberapa
kemungkinan yag terjadi,
Pertama, penipuan
Pak Taat Pribadi sudah sediakan uang itu, hanya saja tidak
kelihatan. Apalagi menurut pengakuan banyak korban, bahwa untuk bisa
menggandakan uang, dia harus disogok dengan mahar.
Selanjutnya Pak Taat menyimpannya di tempat yang tidak terlihat
orang lain. Selanjutnya, dia bisa keluarkan sesuka dia dengan tipuan tangan.
Dalam kajian aqidah, orang semacam ini disebut Musya’widzah [المشعوذة].
Kedua, sihir
Kemungkinan yang kedua, Pak Taat Pribadi punya sihir, dan dia
gunakan ilmu ini untuk menyihir penglihatan orang yang berada di sekitarnya.
Dia pengaruhi hayalan orang lain, seolah-olah dia bisa mengeluarkan uang.
Padahal sejatinya tidak ada. Sihir semacam ini sebagaimana yang dilakukan
tukang sihir Fir’aun ketika melawan Nabi Musa.
Allah berfirman,
قَالَ أَلْقُوا فَلَمَّا أَلْقَوْا سَحَرُوا أَعْيُنَ النَّاسِ
وَاسْتَرْهَبُوهُمْ وَجَاءُوا بِسِحْرٍ عَظِيمٍ
“Nabi Musa berkata: ‘Lemparkan tali kalian’. Tatkala mereka
melemparkan tali itu, mereka mensihir penglihatan manusia dan mereka
menakut-nakuti orang yang melihatnya, dan mereka mendatangkan sihir yang
hebat.” (QS. Al-A’raf: 116)
Dalam ayat yang lain, Allah berfirman,
قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ
إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى
“Berkata Musa: “Silahkan kamu sekalian melemparkan”. Maka
tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, dikhayalkan kepada Musa
seakan-akan ia bergerak cepat, lantaran sihir mereka.” (QS. Taha: 66)
Dugaan kita, sistem sihir semacam ini juga dipraktikkan oleh
orang pintar zaman sekarang. Oleh karena itu, bagi Anda yang pernah dan
mendengar, tidak perlu merasa heran dan terkagum dengan kehebatannya, karena
sejatinya ilmu sihir itu ilmu hina.
Ketiga, bantuan jin memindahkannya
Pak Taat Pribadi punya hubungan dengan jin. Lalu dia perintahkan
jinnya untuk memindahkan uang dari berangkasnya atau dari tempat lain. Karena
jin memiliki kemampuan memindahkan benda. Dia mampu memindahkan pisau, paku,
jarum, termasuk uang. Dia ambil dari tempat lain dan baru dinampakkan di depan
orang yang menyaksikannya.
Kita bisa simak kisah Sulaiman. Ketika beliau memerintahkan
rakyatnya untuk memindahkan singgasana Ratu Saba, yang angkat tangan pertama
adalah Jin Ifrit.
Allah kisahkan,
قَالَ عِفْرِيتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ
تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ
“Ifrit, dari golongan jin, berkata: Aku sanggup membawa istana
itu kepada Anda (Sulaiman) sebelum Anda berdiri dari tempat Anda…” (QS. An-Naml: 39).
Jika yang besar semacam istana bisa digotong oleh jin, apalagi
Cuma uang, yang itu jauh lebih enteng dari pada singgasana.
Dengan cara ini, Pak Taat Pribadi bisa menyuruh jin untuk
mengambil uang di brangkasnya atau mengambil uang di tempat orang lain. Jika si
jin mengambil di tempat orang lain, berarti termasuk pencurian.
Dan apapun itu, yang dilakukan Pak Taat Pribadi hakekatnya
termasuk tindak kriminal. Karena menurut undang-undang nomor 7 tahun 2011, di
negara kita, tidak ada yang memiliki kewenangan menggandakan uang kecuali BI,
yang dicetak oleh PERURI (Perum Percetakan Uang Negara Republik Indonesia).
Sehingga ketika ada pihak lain yang menggandakan uang, ini termasuk tindak
kriminal.
Ketika Doktor Ikut-ikutan
Dunia memang manis dipandang, nikmat dirasakan. Tak heran, jika
orang bisa jadi kesemsem dengan dunia seperti gila.
Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ
مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا…
“Sesungguhnya dunia ini manis dan indah. Dan sesungguhnya Allâh
Azza wa Jalla menguasakan kepada kalian untuk mengelola apa yang ada di
dalamnya, lalu Dia melihat bagaimana kalian berbuat. Oleh karena itu,
berhati-hatilah terhadap dunia…” (HR. Muslim 2742).
Karena itulah, ketika Dajjal datang, dia mengaku sebagai tuhan.
Dan dia tunjukkan bukti kehebatannya, dia mampu memerintahkan langit untuk
menurunkan hujan, dan bisa memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman. Bahkan
bisa mengeruk harta perbendaharaan yang dimiliki suatu kampung, dan
mengikutinya seperti lebah mengikuti ratunya.
Dalam hadis yang panjang, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah bercerita tentang Dajjal. Diantara penggalan kisah
beliau yang panjang, ada keterangan,
فَيَأْتِى عَلَى الْقَوْمِ فَيَدْعُوهُمْ فَيُؤْمِنُونَ بِهِ
وَيَسْتَجِيبُونَ لَهُ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ وَالأَرْضَ فَتُنْبِتُ
فَتَرُوحُ عَلَيْهِمْ سَارِحَتُهُمْ أَطْوَلَ مَا كَانَتْ ذُرًا وَأَسْبَغَهُ
ضُرُوعًا وَأَمَدَّهُ خَوَاصِرَ ثُمَّ يَأْتِى الْقَوْمَ فَيَدْعُوهُمْ
فَيَرُدُّونَ عَلَيْهِ قَوْلَهُ فَيَنْصَرِفُ عَنْهُمْ فَيُصْبِحُونَ مُمْحِلِينَ
لَيْسَ بِأَيْدِيهِمْ شَىْءٌ مِنْ أَمْوَالِهِمْ وَيَمُرُّ بِالْخَرِبَةِ
فَيَقُولُ لَهَا أَخْرِجِى كُنُوزَكِ. فَتَتْبَعُهُ كُنُوزُهَا كَيَعَاسِيبِ
النَّحْلِ
Dajjal mendatangi satu kaum, lalu dia mendakwahi mereka, dan
merekapun mengimani Dajjal. Lalu Dajjal perintahkan langit untuk menurunkan
hujan dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman. Sehingga binatang
ternak mereka punuk besar, kantong susunya berisi, dan lambungnya lebar.
Lalu Dajjal mendatangi kaum yang lain, dia mendakwahi mereka,
namun mereka menolak ajakan Dajjal. Dajjal-pun meninggalkan mereka dalam
kondisi mereka serba kekurangan, tidak memiliki harta apapun.
Lalu dia melewati tempat reruntuhan dan memerintahkan ke tanah
itu, “Keluarkan semua simpanan hartamu.” Tiba-tiba harta simpanan di tanah itu
semua mengikuti Dajjal, seperti lebah jantan (mengikuti ratunya). (HR. Ahmad
17629, Muslim 7560, dan yang lainnya)
Dari kemampuannya, Dajjal lebih hebat dibandingkan Pak
Taat Pribadi. Sehingga, meskipun Dajjal itu sesat, ada banyak orang yang
mengikutinya. Terutama mereka yang punya prinsip, bisa menggandakan uang,
berarti wali, orang sakti, layak dibela dan dihormati.
Terutama wanita, yang umumnya mereka kurang sabar, sehingga
mudah terpengaruh dengan harta.
Dalam hadis dari Ibnu Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
يَنْزِلُ الدَّجَّالُ فِى هَذِهِ السَّبَخَةِ بِمَرِّ قَنَاةَ
فَيَكُونُ أَكْثَرَ مَنْ يَخْرُجُ إِلَيْهِ النِّسَاءُ حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ
لِيَرْجِعُ إِلَى حَمِيمِهِ وَإِلَى أُمِّهِ وَابْنَتِهِ وَأُخْتِهِ وَعَمَّتِهِ
فَيُوثِقُهَا رِبَاطاً مَخَافَةَ أَنْ تَخْرُجَ إِلَيْهِ
“Dajjal akan turun ke Mirqonah (nama sebuah lembah) dan
mayoritas pengikutnya adalah kaum wanita. Sampai-sampai ada seorang yang pergi
menemui isterinya, ibunya, putrinya, saudarinya dan bibinya kemudian mengikatnya
karena khawatir keluar mendatangi Dajjal”.(HR. Ahmad
5353).
Karena itu, bukan pemandangan yang mengherankan, ketika ada
tokoh yang dianggap kaum intelek membelanya. Apalagi bergelar doktor, orang
penting ICMI, orang penting di MUI, anggota DPR RI, yang membela Pak Taat
Pribadi.
Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari pengaruh buruk para
tokoh pembela kejahatan…
Amiin…
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan
Pembina Konsultasisyariah.com)
0 komentar:
Posting Komentar