Mas,nyuwun bacaan ato doa pencegah ain.pada anak,trus sbrp rutin
hrs dibacakan?apakah ad sunnah lain pencegah ain?maturnuwun
Affan – Tuban
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Kesambet, itulah orang jawa menyebutnya. Dalam bahasa arab, ini
disebut penyakit ‘ain.
Karena ‘ain seseorang bisa mengalami sakit. Hidupnya tidak
normal, dan ada penurunan secara fisik.
Ummu Salamah menceritakan,
أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – رَأَى فِى بَيْتِهَا
جَارِيَةً فِى وَجْهِهَا سَفْعَةٌ فَقَالَ « اسْتَرْقُوا لَهَا ، فَإِنَّ بِهَا
النَّظْرَةَ »
Nabi shollallohu alaihi wa sallam pernah melihat seorang budak
wanita di rumahnya (Ummu Salamah), wajahnya terlihat kusam dan pucat. Lalu
Beliau memerintahkan,
“Ruqyah wanita ini,
karena dia terkena ‘ain.” (HR. Bukhari 5739)
Pada anak, terutama yang masih balita, penyakit ‘ain bisa
menyebabkan dia menangis tidak normal.
A’isyah menceritakan,
دَخَلَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَسَمِعَ صَوْتَ صَبِىٍّ
يَبْكِى فَقَالَ: مَا لِصَبِيِّكُمْ هَذَا يَبْكِى فَهَلاَّ اسْتَرْقَيْتُمْ لَهُ
مِنَ الْعَيْنِ
Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke
rumahku. Tiba-tiba Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar
jeritan bayi nangis. Kemudian beliau bersabda,
“Kenapa bayi ini
menangis terus? Mengapa kalian tidak segera meruqyahnya untuk mengobatinya dari
penyakit ‘ain.” (HR. Ahmad 24442)
Upaya Pencegahan
Ada upaya pencegahan, ada upaya pengobatan. Hal yang terpenting
untuk kita lakukan adalah mencegah sebelum terjadi. Alhamdulillah, Rasullullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan ini dengan rinci, diantaranya,
Pertama, sering doakan anak agar terhindar dari ‘ain
Diantara doa yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
adalah sebagai berikut,
أُعِيذُكَ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ
وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لامَّةٍ
Aku memohon perlindungan untukmu dengan kalimat-kalimat Allah
yang sempurna, dari semua godaan setan dan binatang pengganggu serta dari
pAndangan mata buruk.
Kita bisa meniru doa beliau ini, dengan penyesuaian jenis
kelamin bayi.
1. Jika bayi yang dilahirkan perempuan, Anda bisa baca,
أُعِيذُكِ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ
وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
U’iidzuki…
2. Jika bayi yang
lahir laki-laki, kita bisa membaca,
أُعِيذُكَ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ
وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
U’iidzuka…
Berbeda pada kata ganti; ‘…ka’ dan ‘…ki’
Dalilnya
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bercerita bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan untuk
Hasan dan Husain. Lalu beliau membaca,
أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِنْ كُلِّ
شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
Aku memohon perlindungan untuk kalian berdua dengan
kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari semua godaan setan dan binatang
pengganggu serta dari pandangan mata buruk. (HR.
Bukhari 3371, Abu Daud 3371, dan yang lainnya).
Kedua, jika memuji fisik anak, jangan lupa berdzikir
Perasaan gemes campur cinta membuat orang dewasa di sekitarnya
memuji anak bayi. Sayangnya, jarang yang diiringi dengan berdzikir kepada
Allah. Ketika itu, si bayi sangat rentan terkena ‘ain.
Anda mungkin sering melihat, ada bayi yang diajak untuk
menghadiri kumpul-kumpul banyak orang. Lalu setelah sampai rumah tiba-tiba
badannya panas, suka menangis, dst. Bisa jadi, itu pengaruh ‘ain.
Sahl bin Hunaif bercerita,
Bahwa Amir bin Robi’ah melihat Sahl yang sedang mandi. Karena
heran, Amir berkomentar, “
Aku tidak pernah melihat pemandangan seperti hari ini, dan tidak
pernah kulihat kulit yang tersimpan sebagus ini.”
Seketika itu, Sahl bin Hunaif langsung jatuh terpelanting.
Kemudian Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam mendatangi
Amir.
Dengan marah beliau berkata,
عَلَامَ يَقْتُلُ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ؟ هَلَّا إِذَا رَأَيْتَ مَا
يُعْجِبُكَ بَرَّكْتَ؟
“Atas dasar apa kalian mau membunuh saudaranya? Mengapa engkau
tidak memohonkan keberkahan (untuk yang dilihat)?”
“Mandilah untuk
menyembuhkan Sahl!”
Kemdian Amir mandi dengan menggunakan suatu wadah air, dia mencuci
wajahnya, dua tangan, kedua siku, kedua lutut, ujung-ujung kakinya, dan bagian
dalam sarungnya. Kemudian air bekas mandinya itu dituangkan kepada Sahl, lantas
dia sadar dan bergabung bersama para sahabat, seolah tidak terjadi apa-apa.
(HR. Ahmad 15980 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Ketiga, hindari memberi dandanan yang menor pada anak, sehingga
membuatnya semakin menggemaskan ketika dipandang.
Sumber ‘ain adalah pandangan mata takjub atau mata hasad.
Ketika anak dikasih dandanan yang sangat menarik, ini bisa
membahayakan dirinya. Terlebih ketika dia hendak dibawa di acara yang dihadiri
banyak orang.
Ibnul Qoyim menasehatkan,
ومن علاج ذلك أيضاً والاحتراز منه سترُ محاسن مَن يُخاف عليه
العَيْن بما يردُّها عنه
Termasuk juga cara pengobatan ‘ain, menutupi bagian yang menarik
dari anak, yang dikhawatirkan menjadi sumber ‘ain, ditutupi dengan yang
membuatnya kurang menarik.
Kemudian Ibnul Qoyim membawakan keterangan riwayat dari
al-Baghawi,
ذكر البغوىُّ فى كتاب “شرح السُّنَّة”: أنَّ عثمان رضى الله عنه
رأى صبياً مليحاً، فقال: دَسِّمُوا نُونَتَه، لئلا تُصيبه العَيْن، ثم قال فى
تفسيره: ومعنى “دسِّمُوا نونته” أى: سَوِّدُوا نونته
Al-Baghawi menyebutkan dalam kitabnya Syarhus Sunah, bahwa
Utsman radhiyallahu ‘anhu pernah melihat anak kecil yang sanat lucu. Lalu
beliau berpesan, “Beri olesan hitam di lesung pipinya, agar dia tidak terkena
‘ain. (Zadul Ma’ad, 4/173).
Termasuk juga, pesan bagi orang tua, hindari menceritakan semua
kelebihan anaknya yang tidak dimiliki anak-anak lain, sehingga mengundang rasa
iri orang yang mendengarnya. Yang ini ketika sampai dia melihat si anak dalam
kondisi iri, bisa jadi Allah menakdirkan terjadinya pengaruh buruk ‘Ain.
Keempat, tidak kalah penting, mengisi ruang dengar di rumah dengan
bacaan al-Quran.
Karena rumah yang dijejali dengan ibadah, akan lebih menyejukkan
bagi penghuninya dan dijauhi oleh setan. Sementara rumah yang dijejali dengan
musik, hanya akan mengundang setan.
Pengobatan ‘Ain
Jika ada anak yang terkena ‘ain, apa yang harus dilakukan?
Ada dua cara yang bisa dilakukan,
Pertama, diketahui orang yang menjadi penyebab ‘ain
Misalnya diketahui, anak ini sakit kesambet karena tadi dilihat
si fulan.
Cara penanggulangan untuk kasus ini, si fulan diminta mandi, dan
air bekas mandinya (bekas mandi, bukan sisa mandi), air bekas mandi yang
terkena badannya, ditampung kemudian dibuat mandi si bayi. insyaaAllah ‘ain
akan lebih cepat hilang. Sebagaimana yang ditunjukkan dalam hadis tentang
peristiwa Sahl bin Hunaif dan Amir bin Rabi’ah di atas.
Kedua, tidak diketahui penyebab ‘ain.
Tahunya orang tua, anak ini menangis tidak mau diam. Tangisannya
tidak normal. Dia bisa ditangani dengan ruqyah. Ayahnya atau ibunya atau
siapapun di antara keluarganya, membacakan ayat kursi, surat al-Ikhlas,
al-Falaq, an-Nas di dekat bayi atau sambil nggendonng itu bayi.
Jangan lupa berdoa kepada Allah, semoga Allah segera
menenangkannya. Bisa juga diiringi dengan shalat sunah dan berdoa di tengah
shalat.
A’isyah menceritakan,
دَخَلَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَسَمِعَ صَوْتَ صَبِىٍّ
يَبْكِى فَقَالَ: مَا لِصَبِيِّكُمْ هَذَا يَبْكِى فَهَلاَّ اسْتَرْقَيْتُمْ لَهُ
مِنَ الْعَيْنِ
Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke
rumahku. Tiba-tiba Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar
jeritan bayi nangis. Kemudian beliau bersabda,
“Kenapa bayi ini
menangis terus? Mengapa kalian tidak segera meruqyahnya untuk mengobatinya dari
penyakit ‘ain.” (HR. Ahmad 24442)
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan
Pembina Konsultasisyariah.com)
0 komentar:
Posting Komentar