Islam adalah agama yang begitu detil mengatur makanan. Jangankan hewan yang jelas haram seperti babi, sapi-pun bisa menjadi haram ketika penyembelihannya dilakukan tanpa menyebut namaNya. Daging sapi yang sudah dipotong dengan menyebut namaNya-pun yang mestinya halal, menjadi haram bila yang dipakai untuk membelinya uang yang haram. Seperti sebuah mobil, pabrikannya membuat spesifikasi yang sangat detil tentang bahan bakar apa yang boleh dipakai – karena ini terkait langsung dengan kinerja mobil tersebut.
Begitulah pengaruh makanan terhadap kwalitas manusia, Allah menjaga umat ini agar menjadi umat yang tertinggi derajatnya (QS 3 :139) antara lain juga melalui penjagaan apa yang boleh dimakan dan apa yang tidak. Banyak riwayat ulama dan tokoh-tokoh Islam di masa lampau yang bisa dirunut sampai makanan yang dimakan oleh orang tua mereka.
Pada situs ini saya tidak mengulas detil tentang halal-haramnya suatu makanan, karena banyak situs lain yang sudah membahasnya. Namun yang saya ingin share adalah bagaimana kita bisa belajar dari kwalitas makanan ini, untuk suatu inspirasi yang lain – suatu peluang untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia saat ini.
Bahwa menjadi orang seperti apa kita antara lain sangat dipengaruhi oleh apa yang kita makan dari kecil – you are what you eat, hal yang sama ternyata juga terjadi pada hewan dan tanaman. Selain babi, hewan lain yang diharamkan adalah binatang-binatang buas – yaitu binatang yang memangsa mahkluk lain untuk makanannya.
Sama-sama berkaki empat dan hidup di hutan yang sama pula, yang makannya tanaman rata-rata halal dan yang makannya daging hewan lainnya adalah haram. Perhatikan bahwa perbedaan makanan mereka para hewan ini berpengaruh langsung pada kehalalan dagingnya untuk dimakan manusia. Allah yang maha tahu rahasia di balik pengaturan ini.
Tetapi satu hal sudah mulai bisa kita pahami dengan jelas, bahwa prinsip you are what you eat berlaku tidak hanya pada manusia tetapi juga pada hewan. Berlaku juga pada tumbuh-tumbuhan terhadap kwalitas hasilnya – bukan pada halal-haramnya.
Lantas dimana peluangnya ?, setidaknya ada dua peluang besar yang mulai dapat kita lihat sekarang. Pertama adalah apa yang disebut quality transfer (transfer kwalitas) dan yang kedua adalah quality development (pengembangan kwalitas) – yang keduanya dapat dilakukan melalui makanan.
Yang pertama contohnya adalah rhizobacteria - yaitu bakteri yang berkoloni di akar tanaman. Dengan prinsip ‘you are what you eat’ diatas, kwalitas rhizobacteria yang sangat tinggi bisa kita peroleh dari bakteri-bakteri yang menempel pada tanaman unggulan seperti Alfaafa. Karakter alfaafa yang berprotein tinggi dan produktifitas hasil yang juga sangat tinggi – ikut membentuk menjadi seperti apa bakteri yang berkoloni pada akar-akarnya.
Ketika bakteri yang berkoloni di akar alfaafa ini kita ambil dan kita kembangkan di laboratorium lapangan, subhanallah ternyata karakter keunggulan Alfaafa tersebut dapat ditularkan ke tanaman dan limbah pertanian melalui proses fermentasi yang melibatkan microba jenis tertentu yang berkoloni di akar alfaafa ini.
Anda yang membutuhkan pakan ternak dan pupuk organic berkwalitas tinggi, kini sudah dapat menggunakan microba yang kami kembangkan dari rhizobacteria alfaafa tersebut. Tanah-tanah yang semula gersang kekurangan hara tanah, limbah pertanian yang semula terbuang – insyaallah akan dapat dioptimalkan manfaatnya – melalui proses quality transfer menggunakan microba yang memakan tananaman yang berkwalitas seperti alfaafa tersebut diatas.
Untuk quality development seperti apa contohnya ?. Kita bisa membuat contoh dari keluarga kita masing-masing. Terutama bagi keluarga muda yang memiliki anak-anak yang masih bayi atau masih kecil. Jaga kehalalan dan kwalitas makanan mereka yang kita gadang-gadang untuk menjadi umat unggulan yang akan memimpin masa depan ini.
Karena kwalitas mereka antara lain akan sangat-sangat dipengaruhi makanan yang kita berikan sejak mereka masih kecil, maka menjaga makanan dari sisi kwalitas dan kehalalannya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya membangun generasi unggulan dari umat ini di masa yang akan datang. Seperti apa umat ini kedepan, tergantung dengan apa yang mereka dan orang tua mereka makan hari ini !. Wa Allahu A’lam.
Begitulah pengaruh makanan terhadap kwalitas manusia, Allah menjaga umat ini agar menjadi umat yang tertinggi derajatnya (QS 3 :139) antara lain juga melalui penjagaan apa yang boleh dimakan dan apa yang tidak. Banyak riwayat ulama dan tokoh-tokoh Islam di masa lampau yang bisa dirunut sampai makanan yang dimakan oleh orang tua mereka.
Pada situs ini saya tidak mengulas detil tentang halal-haramnya suatu makanan, karena banyak situs lain yang sudah membahasnya. Namun yang saya ingin share adalah bagaimana kita bisa belajar dari kwalitas makanan ini, untuk suatu inspirasi yang lain – suatu peluang untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia saat ini.
Bahwa menjadi orang seperti apa kita antara lain sangat dipengaruhi oleh apa yang kita makan dari kecil – you are what you eat, hal yang sama ternyata juga terjadi pada hewan dan tanaman. Selain babi, hewan lain yang diharamkan adalah binatang-binatang buas – yaitu binatang yang memangsa mahkluk lain untuk makanannya.
Sama-sama berkaki empat dan hidup di hutan yang sama pula, yang makannya tanaman rata-rata halal dan yang makannya daging hewan lainnya adalah haram. Perhatikan bahwa perbedaan makanan mereka para hewan ini berpengaruh langsung pada kehalalan dagingnya untuk dimakan manusia. Allah yang maha tahu rahasia di balik pengaturan ini.
Tetapi satu hal sudah mulai bisa kita pahami dengan jelas, bahwa prinsip you are what you eat berlaku tidak hanya pada manusia tetapi juga pada hewan. Berlaku juga pada tumbuh-tumbuhan terhadap kwalitas hasilnya – bukan pada halal-haramnya.
Lantas dimana peluangnya ?, setidaknya ada dua peluang besar yang mulai dapat kita lihat sekarang. Pertama adalah apa yang disebut quality transfer (transfer kwalitas) dan yang kedua adalah quality development (pengembangan kwalitas) – yang keduanya dapat dilakukan melalui makanan.
Yang pertama contohnya adalah rhizobacteria - yaitu bakteri yang berkoloni di akar tanaman. Dengan prinsip ‘you are what you eat’ diatas, kwalitas rhizobacteria yang sangat tinggi bisa kita peroleh dari bakteri-bakteri yang menempel pada tanaman unggulan seperti Alfaafa. Karakter alfaafa yang berprotein tinggi dan produktifitas hasil yang juga sangat tinggi – ikut membentuk menjadi seperti apa bakteri yang berkoloni pada akar-akarnya.
Ketika bakteri yang berkoloni di akar alfaafa ini kita ambil dan kita kembangkan di laboratorium lapangan, subhanallah ternyata karakter keunggulan Alfaafa tersebut dapat ditularkan ke tanaman dan limbah pertanian melalui proses fermentasi yang melibatkan microba jenis tertentu yang berkoloni di akar alfaafa ini.
Anda yang membutuhkan pakan ternak dan pupuk organic berkwalitas tinggi, kini sudah dapat menggunakan microba yang kami kembangkan dari rhizobacteria alfaafa tersebut. Tanah-tanah yang semula gersang kekurangan hara tanah, limbah pertanian yang semula terbuang – insyaallah akan dapat dioptimalkan manfaatnya – melalui proses quality transfer menggunakan microba yang memakan tananaman yang berkwalitas seperti alfaafa tersebut diatas.
Untuk quality development seperti apa contohnya ?. Kita bisa membuat contoh dari keluarga kita masing-masing. Terutama bagi keluarga muda yang memiliki anak-anak yang masih bayi atau masih kecil. Jaga kehalalan dan kwalitas makanan mereka yang kita gadang-gadang untuk menjadi umat unggulan yang akan memimpin masa depan ini.
Karena kwalitas mereka antara lain akan sangat-sangat dipengaruhi makanan yang kita berikan sejak mereka masih kecil, maka menjaga makanan dari sisi kwalitas dan kehalalannya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya membangun generasi unggulan dari umat ini di masa yang akan datang. Seperti apa umat ini kedepan, tergantung dengan apa yang mereka dan orang tua mereka makan hari ini !. Wa Allahu A’lam.
geraidinar.com
0 komentar:
Posting Komentar