Apa yang dimaksud melagukan bacaan al-Quran? Katanya ada hadis yg
menganjurkan melagukan quran.
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Yang dimaksud melagukan bacaan al-Quran adalah tahsin
al-qiraah, memperindah bacaan al-Quran. Bukan membaca dengan meniru lagu.
(Baca: Membaca Al-Qur’an
Dengan Langgam Jawa)
Ada beberapa hadis yang menganjurkan untuk memperindah bacaan
al-Quran. Diantaranya,
Hadis dari al-Barra bin Azib Radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan,
زَيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ
Hiasilah al-Quran dengan suara kalian. (HR. Ahmad 18994, Nasai 1024, dan dishahihkan Syuaib
al-Arnauth)
Kemudian, hadis dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiyallahu
‘anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ
“Siapa yang tidak memperindah suaranya ketika membaca al-Quran,
maka ia bukan dari golongan kami.” (HR. Abu Daud 1469,
Ahmad 1512 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Ada beberapa keteragan yang disampaikan para ulama tentang makna ‘yataghanna
bil qur’an’. Diantaranya adalah memperindah bacaan al-Quran. Karena itu,
dia hadis di atas dijadikan dalil anjuran memperbagus suara ketika membaca
al-Quran.
Imam an-Nawawi mengatakan,
أجمع العلماء رضي الله عنهم من السلف والخلف من الصحابة والتابعين
ومن بعدهم من علماء الأمصار أئمة المسلمين على استحباب تحسين الصوت بالقرآن
Para ulama salaf maupun generasi setelahnya, di kalangan para
sahabat maupun tabiin, dan para ulama dari berbagai negeri mereka sepakat
dianjurkannya memperindah bacaan al-Quran. (at-Tibyan, hlm. 109).
Selanjutnya an-Nawawi menyebutkan makna hadis kedua,
قال جمهور العلماء معنى لم يتغن لم يحسن صوته،… قال العلماء رحمهم
الله فيستحب تحسين الصوت بالقراءة ترتيبها ما لم يخرج عن حد القراءة بالتمطيط فإن
أفرط حتى زاد حرفا أو أخفاه فهو حرام
Mayoritas ulama mengatakan, makna ‘Siapa yang tidak yataghanna bil
quran’ adalah siapa yang tidak memperindah suaranya dalam membaca al-Quran.
Para ulama juga mengatakan, dianjurkan memperindah bacaan al-Quran dan
membacanya dengan urut, selama tidak sampai keluar dari batasan cara baca yang
benar. Jika berlebihan sampai nambahi huruf atau menyembunyikan sebagian huruf,
hukumnya haram. (at-Tibyan, hlm. 110)
Konsekuensi melagukan al-Quran dengan dalam arti mengikuti irama
lagu, bisa dipastikan dia akan memanjangkan bacaan atau menambahkan huruf atau
membuat samar sebagian huruf karena tempo nada yang mengharuskan demikian. Dan
ini semua termasuk perbuatan haram sebagaimana keterangan an-Nawawi.
Makna yang benar untuk melagukan al-Quran adalah melantunkannya
dengan suara indah, membuat orang bisa lebih khusyu. Diistilahkan Imam
as-Syafii dengan at-Tahazun (membuat sedih hati). Sebagaimana
dinyatakan al-Hafidz dalam Fathul Bari, Syarh Shahih Bukhari (9/70).
Demikian, Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan
Pembina Konsultasisyariah.com)
0 komentar:
Posting Komentar