Assalamu’alaikum
Awal jus Alquran (alif lammim, sayakuulu, tilkar-rusulu,
laayuhibbu dan
seterusnya) kata orang ini bagus dibaca sebagai pelindung sihir/penolak
sihir dan obat sakit perut. Apa ini sesuai syariah?
Dari: Sudirman
Jawaban:
Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Terkait dengan sihir, ada dua
bentuk penanggulangan. Pertama, tindakan prevensi untuk menghindari sihir, dan
kedua, pengobatan bagi yang terkena sihir.
Sebelum Terkena Sihir
Ada beberapa hal yang bisa
dilakukan untuk menghindarinya:
1. Berusaha melaksanakan
kewajiban, menjauhi larangan, dan bertaubat dari setiap maksiat. Semua
aktivitas ini akan menjadi sebab Allah melindunginya. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah
memberikan beberapa pesan kepada Ibnu Abbas, diantaraya:
احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ
“Jagalah
Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kamu jumpai Dia di
hadapanmu…” (HR. Ahmad 2669, Tirmidzi 2516, dan dishahihkan
al-Albani)
Makna hadis:
– Jagalah Allah : Jaga aturan
Allah, laksanakan kewajiban dan hindari yang diharamkan.
– Kamu jumpai Dia di hadapanmu:
Allah akan menolongmu dalam setiap keadaan yang engkau butuhkan.
2. Banyak membaca Alquran atau
dzikir lainnya. Di antarannya adalah dzikir pagi petang dan dzikir sebelum
tidur. Jadikan aktivitas ini sebagai wirid harian.
Orang yang rajin berdzikir,
membaca Alquran, hatinya akan senantiasa hidup. Lebih dari itu, Allah
menjanjikan orang yang membaca dzikir pagi petang, dia akan mendapatkan
perlindungan dari-Nya.
3. Makan tujuh kurma Madinah
setiap pagi. Ini berdasarkan hadis dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من أكل سبع تمرات مما بين لابتيها حين يصبح، لم يضره سم حتى يمسي
“Siapa
yang makan tujuh kurma dari daerah ini (Madinah) ketika pagi, maka tidak akan
terkena bahaya racun, sampai sore.” (HR. Muslim 2047).
Dalam riwayat lain, beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
من اصطبح بسبع تمرات عجوة لم يضره ذلك اليوم سم ولا سحر
“Siapa
yang sarapan dengan 7 kurma ajwah, maka racun dan sihir tidak akan
membahayakannya di hari itu.” (HR. Bukhari 5779 dan Muslim 2047).
Apabila Terkena Sihir
Kemudian, jika ada orang yang
mengalami ujian dengan terkena sihir, hendaknya dia mengharap pahala kepada
Allah atas musibah ini, dan berusaha mengobatinya. Pengobatan sihir bisa
dilakukan dengan dua cara:
Cara Pertama, dengan ruqyah yang sesuai
syariat
Di antara metode yang pernah
dipraktikkan dan itu mujarab adalah
1. Mandi dengan air yang telah
dicampur daun bidara
Persiapan: Siapkan 7 daun bidara hijau,
dan seember air yang cukup untuk mandi.
Caranya:
a. Haluskan daun bidara dengan
ditumbuk, dan campurkan ke dalam air yang telah disiapkan.
b. Baca ayat-ayat berikut di
dekat air (di luar kamar mandi):
1) Baca ta’awudz: a-‘uudzu
billahi minas syaithanir rajiim
2) Ayat kursi (QS. Al-Baqarah:
255)
3) QS. Al-A’raf, dari ayat 117
sampai 122
4) QS. Yunus, dari ayat 79 sampai
82
5) QS. Taha, dari ayat 65 sampai
70
6) Surat Al-Kafirun, Al-Ikhlas,
Al-Falaq, dan An-Nas
7) Minumkan air tersebut di atas
3 kali (bisa gunakan gelas kecil)
8) Gunakan sisanya untuk mandi.
9) Cara seperti ini bisa
dilakukan beberapa kali, sampai pengaruh sihirnya hilang.
(Metode ini disebutkan oleh Dr.
Said bin Ali bin Wahf al-Qohthani dalam buku beliau Ad-Dua wa
Yalihi Al-Ilaj bi Ar-Ruqa, Hal. 35).
2. Membaca ruqyah kemudian
ditiupkan
Caranya:
a. Baca surat Al-Fatihah, ayat
kursi, dua ayat terakhir surat Al-Baqarah, surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan
An-Nas.
b. Ulangi sebanyak 3 kali atau
lebih
c. Baca ayat di atas, sampil
ditiupkan dan diusapkan ke bagian tubuh yang sakit.
d. Baca doa-doa ketika menjenguk
orang sakit.
Cara Kedua, menghancurkan simpul sihir
Cara kedua ini adalah metode
menghilangkan sihir yang paling mujarab. Hanya saja, cara kedua ini agak sulit
dilakukan, karena harus diketahui simpul sihir yang ditanam oleh dukun. Jika
simpul sihir ini bisa dihancurkan maka pengaruh sihir akan hilang total. Simpul
ini bak pangkalan militer bagi si dukun untuk menyihir objek sasaran.
Sebagaimana hal ini pernah
dialami oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
seperti yang disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Berikut redaksi
kisah yang lebih lengkap. Redaksi ini disebutkan oleh At-Tsa’alibi dalam
tafsirnya dan dinukil oleh Ibnu katsir:
Dari Ibnu Abbas dan A’isyah radhiyallahu
‘anhuma menceritakan:
Dulu ada seorang remaja Yahudi
yang menjadi pelayan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sehingga, datanglah beberapa orang Yahudi menemui anak ini. Sampai akhirnya si
remaja ini mengambil rontokan rambut kepala Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan
potongan sisir rambut, dan dia berikan ke orang Yahudi. Akhirnya, mereka
gunakan rambut ini sebagai bahan untuk menyihir Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Pelaku sihir adalah seorang Yahudi Bani Zuraiq,
namanya Labid bin A’sham. Simpul sihir dari rambut tersebut di tanam di sumur
milik Bani Zuraiq, namanya sumur Dzarwan.
Karena pengaruh sihir ini, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam jatuh
sakit, sampai rambut beliau mudah rontok. Beliau seolah-olah melakukan sesuatu
dengan istrinya padahal tidak melakukan apapun. Sampai akhirnya beliau
bermimpi, beliau melihat ada dua malaikat yang datang. Yang satu duduk di dekat
kepala beliau dan yang satu duduk di dekat kaki beliau.
Malaikat pertama bertanya, “Apa
yang terjadi dengan orang ini?” “Dia tersihir.” Jawab Malaikat kedua. “Siapa
yang menyihir?” Tanya malaikat pertama. “Labid bin A’sham orang Yahudi.” Jawab
malaikat kedua. “Dengan apa dia disihir?” Jawabnya: “Dengan rambut dan potongan
sisir.” “Di mana simpul sisirnya?” Jawabnya: “Dibungkus kulit mayang kurma,
ditindih batu, di dalam sumur Dzarwan.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terbangun. Kemudian beliau berangkat
ke sumur Dzarwan di Bani Zuraiq bersama Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awam,
dan Ammar bin Yasir.
Ali diperintahkan untuk mengambil
batu itu, untuk mengeluarkan bungkus simpul sihir. Ketika itu, Allah menurunkan
dua surat Al-Muawidzatain (surat Al-Falaq dan An-Nas). Sebelumnya, Ali bin Abi
Thalib diperintahkan untuk membaca dua surat tersebut. Ternyata di dalamnya ada
beberapa helai rambut dan potongan sisirnya. Di sana juga ada ikatan buntalan
jumlahnya ganjil. Selanjutnya benda itu dimusnahkan dan sumurnya ditutup.
Seketika itu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam langsung
terasa ringan dan hilang pengaruh sihirnya. Setelah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam kembali,
beliau sampaikan kepada istrinya:
يَا عَائِشَةُ، كَأَنَّ مَاءَهَا نُقَاعَةُ الحِنَّاءِ، أَوْ كَأَنَّ
رُءُوسَ نَخْلِهَا رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ
“Hai
Aisyah, air sumur itu seperti terkena daun pacar (inai). Atau seolah pangkal
mayang kurma seperti kepala setan.” (HR. Bukhari 5763)
Imam Ibnul Qoyim dalam Zadul Ma’ad mengatakan:
Cara menyembuhkan sakit ini ada
dua, di antaranya adalah mengeluarkan sumber sihir dan menghancurkannya. Ini
adalah cara yang paling sempurna. Sebagaimana terdapat riwayat yang shahih dari
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bahwa
beliau berdoa kepada Allah tentang sumber sihir yang menimpa beliau, kemudian
Allah tunjukkan bahwa pangkalnya ada di dalam sumur, dengan rambut dan potongan
sisir dibungkus mayang kurma jantan. Ketika benda itu dikeluarkan, pengaruh
sihir itu langsung hilang, seolah beliau baru terbebas dari ikatan. Inilah
metode yang paling ampuh untuk mengobati orang yang terkena sihir. Seperti
halnya menghilangkan sumber penyakit dalam tubuh (Zadul
Ma’ad, 4:113)
Referensi:
Ad-Dua wa Yaliihi Al-‘Ilaj bi
Ar-Ruqa min Al-Kitab wa As-Sunnah,
Dr. Said bin Wahf Al-Qahthani, Kementrian Urusan Islam & Dakwah, KSA.
Alam As-Sihri wa Sya’wadzah, Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar,
Dar An-Nafais.
0 komentar:
Posting Komentar