Penyakit asam urat atau artitis gout erat kaitanya dengan pola
makan. Salah satu cara penyembuhan tentu dengan mengontrol asupan makanan
tinggi purin. Apa dan bagaimana tatalaksana diet rendah purin?
Simak ulasan berikut.Makanan diperlukan tubuh untuk beraktivitas,
tumbuh, berkembang serta memelihara kesehatan tubuh. Namun tidak semua makanan
diperlukan tubuh. Seperti purin yang ada di dalam bahan pangan. Bagi penderita
asam urat, purin harus dihindari atau dibatasi asupannya. Jika tidak, tubuh
akan kelebihan asam urat. Akibatnya timbul gejala rasa nyeri pada sendi yang
disebabkan terbentuknya kristal putih dari asam urat di persendian.
Penyakit Asam Urat
Berbagai penelitian menjelaskan bahwa penyakit asam urat termasuk
dalam golongan penyakit rematik (artitis gout). Penyakit ini disebabkan oleh
penumpukan asam urat (monosodium urat) yang masuk ke dalam rongga sendi. Asam
urat terbentuk jika tubuh mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung purin.
Purin yang terdapat dalam bahan pangan,terdapat dalam asam nukleat
berupa nukleoprotein. Ketika di konsumsi, di dalam usus, asam nukleat ini akan
dibebaskan dari nukleoprotein oleh enzim pencernaan. Selanjutnya, asam nukleat
dipecah lebih lanjut menjadi purin dan pirimidin. Purin teroksidasi menjadi
asam urat.
Jika pola makan tidak dirubah, kadar asam urat dalam darah yang
berlebihan akan menimbulkan menumpuknya kristal asam urat. Apabila kristal
terbentuk dalam cairan sendi, maka akan terjadi penyakit gout (asam urat).
Lebih parah lagi jika penimbunan ini terjadi dalam ginjal, tidak menutup
kemungkinan akan menumpuk dan menjadi batu asam urat (batu ginjal).
Batasi Asupan Purin
Agar terhindar dari penyakit gout, salah satu caranya adalah
menjaga kadar asam urat dalam darah di posisi normal, yaitu 5-7 mg%. Batasan
tertinggi untuk pria adalah 6,5 mg% sedangkan untuk wanita 5,5 mg%. Di atas
batas ini, biasanya akan terjadi pengkristalan.
Dalam kondisi normal sebenarnya asam urat bisa dikeluarkan tubuh
melalui ari seni dan keringat. Namun asam urat akan tergangu pengelurannya jika
fungsi kerja ginjal tergangu atau tubuh sedang sakit diabetes, kelainan genetik
(kelainan enzim), obesitas dan konsumsi makanan tinggi purin secara berlebihan.
Diet normal biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per hari. Namun
bagi penderita gout, asupan purin harus dibatasi sekitar 100-150 mg purin per
hari. Kita susah menghilangkan sama sekali asupan purin ke dalam tubuh karena
hampir semua bahan pangan terutama sumber protein mengandung purin. Namun kita
bisa mengontrol asupan purin dengan cara memilih bahan pangan yang rendah
kandungan purinnya.
Batasi dan Hindari
Bagi penderita asam urat, pola diet yang harus diikuti adalah
memberikan kalori sesuai kebutuhan tubuh. Sedangkan karbohidrat sebaiknya dari
kabohidrat komplek seperti nasi, singkong, ubi dan roti. Hindari karbohidrat
sederhana seperti gula, sirup atau permen. Fruktosa dalam krbohidrat sederhana
dapat meningkatkan kadar asam urat serum.
Penderita asam urat harus menjalani diet rendah protein karena
protein dapat meningkatkan asam urat, terutama protein hewani. Protein
diberikan 50-70 g per hari. Sedangkan sumber protein yang dianjurkan adalah
sumber protein nabati dan protein yang berasal dari susu, keju dan telur.
Sangat disarankan untuk membatasi konsumsi lemak. Lemak dapat
menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Batasi makanan yang digoreng,
penggunaan margarin, mentega dan santan. Ambang batas lemak yang boleh
dikonsumsi adalah 15 % dari total kalori/hari.
Dan juga disarankan untuk banyak minum air putih, minimal 2.5
liter/hari. Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu mengeluarkan asam urat
melalui urin. Sedangkan alkohol,tape dan brem harus dijauhi. Bahan pangan
mengandung alkohol ini dapat meningkatkan asam laktat plasma, asam yang dapat
menghambat pengeluaran asam urat dari dalam tubuh melalui urin.
Makanan untuk diet asam urat menjadi tiga jenis, yaitu bahan
makanan yang tinggi purin, kandungan purin sedang dan rendah.
Tinggi Purin (150-1000 mg/100 g bahan pangan)
* ikan teri, otak, jerohan, daging angsa, burung dara, telur ikan,
kaldu, sarden, alkohol, ragi dan makanan yang diawetkan
Sedang ( 50-100 mg/100 g bahan pangan)
* Bahan pangan ini sebaiknya dibatasi 50 g/hari. Ikan tongkol,
tenggiri, bawal, bandeng, daging sapi, daging ayam, kerang, asparagus,
kacang-kacangan, jamur, bayam, kembang kol, buncis, kapri, tahu, tempe.
Rendah Purin (0-100 mg/100 g bahan pangan)
* Nasi, roti, makaroni, mi, crackers, susu, keju, telur, sayuran
dan buah buahan kecuali durian dan alpukat.
Nah bagi rekan-rekan yang keluhannya mirip seperti ini segeralah
memeriksakan diri ke dokter dan segera pula merubah pola makan Anda.......
itd.unair.ac.id
0 komentar:
Posting Komentar