Kita semua ingin bahagia. Sebagian besar kehidupan kita
dihabiskan untuk mengejar kebahagiaan. Namun, sebagian besar waktu, banyak
diantara kita tidak mendapatkannya. Orang bingung mengisi harinya dengan
berbagai hal, tamasya, pergi ke mall, jalan-jalan tapi selepas esoknya dia
kembali menderita.
Saya pernah bertanya-tanya dalam hati, hal yang paling sering
membuat orang bahagia? Tapi sayangnya, saya mendapati hal ini malah sebagai
penyebab utama orang tidak bahagia. Anda pasti tahu itu… yaitu : uang, masa
lalu, hayalan, kesehatan, dan terlalu berharap pada manusia.
Roda hidup saat ini terus berputar. Buruh kelas bawah menuntut
gaji-gaji yang besar, masyarakat kelas tengah ingin menaikkan posisinya menjadi
kelas atas, dan milyuner kelas atas tetap ingin exis agar tidak jatuh dalam
kemiskinan. Perlombaan hiruk pikuk mengejar uang semakin banyak membuat orang
kehilangan waktu tidur, keluarga, dan teman
Masalah uang memang kadangkala menjadi rumit. Banyaknya kasus
pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang miskin hanya perkara sepele. Begitu
juga hingga sampai banyak orang kaya mati sia-sia dengan bunuh diri. Semua
tidak terlepas dari uang. Jadi jangan pernah berpikir uang akan menjadikan kita
bahagia selamanya.
Kemudian hadir juga orang tidak bahagia yaitu orang yang
terjebak masa lalunya. Kemungkinan yang paling parah adalah yang
mengungkit-ngungkit takdir Allah yang sudah berlalu..
“Ah Andai aku dulu melakukannya, tentu aku ga’ akan kayak gini..
pasti aku akan sukses..”
“Seandainya bukan karena aku, mungkin fulan hidupnya tidak
karuan..”
“Seandainya dia tidak menikah dengan Fulan, pasti dia akan
menikah denganku..”
Model-model orang seperti banyak kita jumpai. Mereka masih saja
terjebak masa lalu yang tidak mungkin bisa memundurkan waktu dan merubahnya.
Padahal jelas dalam hadis Nabi
احرص
على ما ينفعك، واستعن بالله ولا تعجز، وإن أصابك شيء، فلا تقل لو أني فعلت كان كذا
وكذا، ولكن قل قدر الله وما شاء فعل، فإن لو تفتح عمل الشيطان
“Semangatlah dalam menggapai apa yang manfaat bagimu dan
mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan bersikap lemah. Jangan pula
mengatakan: ‘Andaikan aku berbuat demikian tentu tidak akan terjadi demikian’
namun katakanlah: ‘Ini takdir Allah, dan apapun yang Allah kehendaki pasti
Allah wujudkan’ karena berandai-andai membuka tipuan setan.” (HR. Muslim
2664) [1]
Ada orang terlalu obsesi dengan masa lalunya, dan ada juga orang
yang banyak berhayal alias berandai-andai sesuatu yang belum terjadi . Tipe orang
seperti cenderung pemalas, dia suka menyendiri dengan fikiran-fikiran yang
tidak mencerdaskan, hidupnya sempit jarang bersosialisasi.
Dalam hal ini berbeda dengan orang punya perencanaan masa depan.
Walaupun sama-sama berandai-andai tapi orang yang tipe sudah melakukan
persiapan matang. “Saya besok mau mendirikan usaha kuliner” maka dia sudah
mempersiapkan hal-hal yang diperlukan (baca:Merajut Mimpi Mengukir Asa )
Masalah kesehatan, isu yang banyak membikin orang tidak bahagia
dan bersyukur. Wanita metropopis khususnya, mereka melakukan apa saja agar
tampil cantik bak selebriti. Sudah bukan rahasia lagi negeri Gingseng, Korea
Selatan menjadi negara terbanyak dalam melakukan praktik operasi plastik. Trend
ini merembet juga ke negeri mayoritas Muslim. Banyak muslimah depresi tatkala
melihat kulit wajahnya keriput atau berat badannya mulai naik. Keadaan ini
membuat mereka tidak bahagia. Mereka tidak bisa menerima keadaan. Coba saja
kalau mereka pandai bersyukur, tentu hidup ini tidak akan menjadi beban dengan
segala tuntunan.
Akhirnya salah satu faktor terakhir yang menyebabkan penderitaan
adalah bahwa kita terlalu berharap kepada manusia, terutama orang terdekat
kita. Ada beberapa hal yang harus kita terima: Bos kita bukanlah pemberi
rejeki. Pasangan kita bukanlah orang yang sempurna. Solusi untuk yang satu ini
cukup sederhana: menjaga harapan yang realistis.
Ingat petuah dari ustadz Firanda,
“Barangsiapa yang berharap kepada manusia suatu saat pasti ia akan
kecewa. Sungguh seringkali kita menggantungkan harapan kita kepada manusia
namun kekecewaanlah yang kita dapatkan
.
Karenanya : Tatalah hatimu…gantungkanlah selalu harapanmu kepada Allah…jadikanlah manusia hanya sebagai sebab…yakinlah Allah tidak akan pernah mengecewakan hambaNya yang bertawakkal dan berhusnudzon kepadaNya
.
Karenanya : Tatalah hatimu…gantungkanlah selalu harapanmu kepada Allah…jadikanlah manusia hanya sebagai sebab…yakinlah Allah tidak akan pernah mengecewakan hambaNya yang bertawakkal dan berhusnudzon kepadaNya
Selalu
Kaitkan dengan Akhirat
Lima hal diatas bisa kita atasi dengan selalu mengaitkan hati
dengan akhirat. Jangan biarkan hati kita bercokol benih-benih yang menjauhkan
dari agama. Sikapilah dengan bijak hal-hal yang ada di dunia ini. Karena nabi
bersabda,
إِنَّ
الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا
وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ
Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun
terlaknat, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan
kepada-Nya, seorang ‘alim atau penuntut ilmu syar’i.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah. Dalam Shohihul Jami’, Syaikh Al
Albani mengatakan hadits ini hasan)
Qana’ah
Kunci Bahagia
Nabi bersabda,
قد
أفلح من أسلم، ورزق كفافا، وقنعه الله بما آتاه
“Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, lantas diberi kecukupan
dan Allah menjadikannya sebagai orang yang ridho terhadap apa yang diberikan
kepadanya.” [HR. Muslim ]
Rasulullah pernah menasehati Abu Hurairah,
وكن قنعا تكن أشكر الناس
“Jadilah orang yang qana’ah, niscaya engkau akan menjadi manusia
yang paling bersyukur.” [Sunan Ibnu Majah ]
Referensi:
·
Yufid.com
0 komentar:
Posting Komentar