Pertanyaan:
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Dalam sebuah hadis dikatakan bahwa Siti Fatimah meminta kepada
Rasulullah seorang pembantu dari tawanan perang, namun Rasulullah menolak untuk
memberinya pembantu. Beliau malah mengajarkan Siti Fatimah untuk membaca
sebelum tidur tasbih 33x, tahmid 33x, dan takbir 34x.
1. Apa makna perintah dzikrullah tersebut?
1. Apa makna perintah dzikrullah tersebut?
2. Apakah Islam melarang kita untuk memakai jasa pembantu rumah
tangga?
Jazakumullahu khairan katsira
Dari: Herbono
Jawaban:
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh
Mengurusi rumah tangga memang cukup melelahkan. Memasak,
membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan mengasuh anak-anak adalah rutinitas
tiap hari ibu rumah tangga. Pantas saja jika akhirnya banyak keluarga yang
memilih solusi praktis dengan menyewa pembantu.
Pun begitu, keberadaan seorang wanita yang bukan mahram di
tengah-tengah keluarga tentu menimbulkan masalah baru. Apalagi jika si pembantu
adalah gadis belia yang masih lugu dan tidak faham agama. Biasanya ia akan
berpakaian seadanya di rumah majikan, tanpa peduli bahwa majikan lelaki adalah
orang ajnabi (asing) yang bukan mahramnya.
Bila keluarga yang bersangkutan juga minim iman dan takwa, maka
keberadaan si pembantu semakin mengundang fitnah. Tidak mustahil bila suatu
saat terjadi perselingkuhan antara majikan lelaki dengan pembantunya sendiri.
Namun, tahukah Anda bahwa segala masalah tadi ada solusinya?
Tahukah Anda bahwa solusi ini cukup mudah, murah, dan juga bebas
fitnah?
Untuk mengetahui jawabannya, marilah kita simak penuturan Ali
bin Abi Thalib tentang beratnya tugas seorang ibu rumah tangga. Tahukah Anda
siapa ibu rumah tangga yang dimaksud? Dia adalah wanita mulia puteri lelaki
paling mulia. Dialah wanita penghuni surga yang demikian sabar dalam mengurus
rumah tangga.
Benar, dialah Fatimah puteri Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam.
Sekarang, marilah kita simak kisahnya. Ali menuturkan bahwa
Fatimah pernah mengeluh kepadanya. Ia merasa bahwa pekerjaan menggiling gandum
dengan batu demikian berat baginya. Suatu ketika, Fatimah mendengar bahwa
Rasulullah mendapat seorang budak. Fatimah pun mendatangi rumah ayahnya dalam
rangka meminta budak tadi sebagai pembantu baginya. Akan tetapi Rasulullah
sedang tidak ada di rumah. Fatimah lantas mendatangi ummul mukminin Aisyah dan
menyampaikan hajatnya.
Ketika Rasulullah berada di rumah Aisyah, ia menceritakan hal
tersebut kepada Rasulullah. Rasulullah lantas mendatangi kami (Ali dan Fatimah)
saat kami telah berbaring di tempat tidur. Mulanya, kami hendak bangun untuk
menghampiri beliau, namun beliau menyuruh kami tetap berada di tempat.
“Maukah kutunjukkan kalian kepada sesuatu yang lebih baik
dari apa yang kalian minta?” tanya beliau. “Jika kalian berbaring di
atas tempat tidur, maka ucapkanlah takbir (Allahu akbar) 34 kali, tahmid
(alhamdulillah) 33 kali, dan tasbih (subhanallah) 33 kali. Itulah yang lebih
baik bagi kalian daripada pembantu yang kalian minta.” lanjut Nabi (HR.
Bukhari dan Muslim).
Semenjak mendengar petuah Rasulullah tadi, Ali tak pernah lalai
meninggalkan wirid tadi. Ia selalu membacanya, bahkan di malam perang Shiffin;
sebagaimana yang disebutkan dalam salah satu riwayat Imam Bukhari.
Tahukah Anda, apa yang sebenarnya dikeluhkan oleh Fatimah?
Beliau mengeluh karena kedua tangannya bengkak akibat terlalu sering memutar
batu penggiling gandum yang demikian berat.
Subhanallah, ternyata puteri tercinta Rasulullah demikian berat
ujiannya. Pun begitu, beliau tak segera memenuhi keinginan puterinya tadi.
Namun beliau mengajarkan sesuatu yang lebih bermanfaat baginya dari seorang
pembantu. Sesuatu yang menjadikannya semakin dekat dan bertawakkal kepada
Allah. Itulah wirid pelepas lelah.
Mengapa wirid tadi lebih baik dari pembantu? Menurut al-Hafizh
Badruddien al-‘Aini, alasannya ialah karena wirid berkaitan dengan akhirat,
sedangkan pembantu berkaitan dengan dunia. Dan tentunya, akhirat lebih kekal
dan lebih afdhal dari dunia. Atau, boleh jadi maksudnya ialah bahwa dengan
merutinkan bacaan wirid tadi, keduanya akan mendapat kekuatan lebih besar untuk
melakukan berbagai pekerjaan; melebihi kekuatan seorang pembantu.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah juga berpendapat senada. Menurut
beliau, siapa yang rajin membaca wirid tadi di waktu malam, niscaya tidak akan
kelelahan. Alasannya karena Fatimah mengeluh kecapaian kepada Rasulullah, lalu
Rasulullah mengarahkannya agar membaca wirid tadi. Akan tetapi, menurut
al-Hafizh Ibnu Hajar, penafsirannya tidak harus seperti itu. Hadis ini tidak
berarti bahwa rasa lelah pasti hilang bila seseorang rutin membacanya. Namun
boleh jadi maksudnya ialah bila seseorang rutin mengamalkannya, maka ia tidak
akan terkena madharat walaupun banyak bekerja. Pekerjaan itu juga takkan terasa
berat walaupun ia merasa lelah karenanya.
Hadis ini juga bisa berarti bahwa orang yang membaca wirid tadi,
kelak akan bangun pagi dalam keadaan segar-bugar dan penuh semangat. Tentunya,
ini lebih baik daripada menyewa pembantu yang meringankan pekerjaan, namun
tidak menjadikan badan segar-bugar. Lagi pula, bila seseorang mampu melakukan
pekerjaannya secara mandiri, tentu lebih baik daripada menyuruh orang lain,
walaupun yang disuruh pasti menurut. Alasannya karena merasa butuh kepada orang
lain adalah sikap yang merendahkan harga diri. Masih ingatkah kita dengan
sejumlah orang Anshar yang berbaiat kepada Rasulullah untuk tidak meminta
apa-apa kepada manusia? Nah, demikian pula dalam kasus ini.
Oleh karenanya, marilah kita teladani sunah Nabi yang satu ini.
Mari kita amalkan setiap hari, niscaya akan banyak faidah yang kita dapatkan.
Cukup satu menit yang kita butuhkan setiap malam dan rasakan pengaruhnya!
Catatan:
Keterangan di atas adalah artikel Ustadz Sufyan Basweidan yang
diterbitkan di majalah pengusaha muslim edisi 30. Sejak edisi 24, majalah
Pengusaha muslim dilengkapi dengan artikel suplemen tentang doa dan dzikir.
Beberapa kumpulan artikel ini juga telah dibundel menjadi sebuah ebook yang berjudul:
Misteri Kedahsyatan Doa dan Dzikir.
Buku ini mengupas banyak rahasia dari berbagai amalan, doa,
dzikir dan wirid yang sering kita rutinkan. Ada banyak hal baru yang bisa jadi
belum kita sadari.
Anda bisa mendapatkan ebook “Misteri Kedahsyatan Doa dan Dzikir”
di:http://shop.pengusahamuslim.com/products-page/emagazines/misteri-kedahsyatan-doa-dan-dzikir/
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar